webnovel

Pelukan Sebelum Perpisahan

Hari demi hari tidak terasa bahwa hari perpisahan antara alisha dan Erick bisa dihitung dengan jam saja. Tidak terasa bahwa perpisahan akan terjadi tidak lama lagi di dalam hubungan mereka.

Arsen yang masih kecil pun bisa merasakan bahwa dirinya dan ayahnya akan segera berpisah tidak lama lagi. "Mah, aku dengar-dengar bahwa sebentar lagi papa tidak akan bersama kita lagi ya?"

Pertanyaan dari anak kecil kita membuat hati Alisha tersentuh dan bingung mau menjawab jadi naik apa bagaimana dia bisa menjawabnya dengan lapang dada sedangkan Arsen yang tidak tahu apa-apa bisa merasakan bahwa sebentar lagi akan berpisah dengan sang Ayah.

"Iya sebentar lagi bapak kamu akan keluar kota untuk bekerja, Tapi kamu jangan khawatir kamu tetap di sini bersama mama dan kita berdua akan selalu bersama dan menanti kedatangan papa kamu beberapa bulan kedepan."

Mendengar kata penenang dari mamah Alisha membuat absen juga bingung. Sejujurnya dalam hati Arsenal juga tidak mau kehilangan ayahnya atau ditinggalkan oleh ayahnya meskipun itu adalah bekerja.

Arsen tidak mau bahwa ayahnya akan pergi bekerja ke luar kota dan itu pasti dalam jangka waktu yang sangat lama meskipun Kata mamanya hanya 6 bulan. Tapi 6 bulan itu dalam bagian dari arsen itu sangat lama jika tidak bertemu dengan ayah.

"Papah keluar kota 6 bulan ya Mah?" tanya Arsen sambil dengan mata berkaca-kaca.

Mamah Alisha menganggukan kepalanya yakin bahwa suaminya itu akan segera kembali dalam jangka 6 bulan kedepan.

"Ya mana ngana bulan saja dan itu tidak lama kok jika kita tidak merasakan..." Mamah Alisha kemarin menenangkan pikiran arsen yang tidak tahu apa-apa itu untuk bisa merasakan bahwa 6 bulan itu adalah jangka waktu yang sedikit.

Meskipun dirinya sendiri belum tentu bisa menghiangkan awal waktu 6 bulan itu sedikit tetapi ia yakin dirinya pasti bisa merasakan 6 bulan itu tidak lama.

"Baiklah kalau begitu Arsen yakin kalau mama tidak bohong sama saya, dan arsen yakin bahwa semuanya akan baik-baik saja dalam jangka 6 bulan kedepan."

Kali ini entah kenapa pikiran yang ada di dalam otak arsen tiba-tiba menjadi sangat dewasa bahkan dirinya sendiri memiliki inisiatif bahwa kali ini dirinya akan mengganti sosok Papahnya dalam ruangan ini sementara dalam waktu 6 bulan ini.

Sedangkan saat tanggung jawab bapak yang mencari nafkah dalam keluarga ini adalah. Menjaga sama agar tetap baik-baik saja.

"Arsen berjanji sama mama bahwa Arsen akan menjaga Mama selagi Papa belum pulang dari luar kota." Asep mengatakan itu dengan sesungguh-sungguhnya dalam hati.

Mamah Alisha yang mendengar perkataan dari anak kecil seperti itu membuat hatinya sangat tersentuh. Bagaimana tidak anak kecil azan bisa mengatakan hal sedewasa itu?

"Mama yakin bahwa harus juga mampu menjaga Mama disini dan mama yakin bahwa arsen tidak nakal seperti dulu lagi dan Mama pasti akan menjaga aset sama seperti arsen menjaga mama..."

Hanya itulah yang mampu dikatakan oleh Alisha selagi dirinya mampu untuk menjaga arsen maka apapun akan dia lakukan demi anaknya itu mendapatkan bahagia dan bisa merasakan kehadiran sosok kasih sayang dari kedua orang tuanya meskipun kali ini hanya dirinya seorang saja yang menyayangi Arsen.

Arsenal itu saat ini langsung berjalan menuju kearah mamanya dan langsung memeluknya dengan sangat erat seakan-akan tidak ingin pergi jauh juga dari mamanya seperti bapaknya yang bekerja ke luar kota jelas-jelas pergi jauh dari pelukannya.

"Arsen sayang banget sama mama..." Ucapan yang sangat tulus dari dalam diri Arsen sangat jelas didengarkan oleh Alisha.

"Mama juga sayang sama Arsen..." Mamah Alisha pun membalas pelukan hangat dari anaknya itu dan mencium kening anaknya.

Tanaman juga akhirnya ada seorang laki-laki berbadan kekar akhirnya masuk ke dalam rumah. Dia melihat bahwa ada sedang ada anaknya dan juga istrinya sedang berpelukan. Hal itu membuatnya merasa bingung Ada apa sebenarnya ini kenapa mereka berdua saling berpelukan sedangkan dirinya tidak diajak?

"Ada apa ini kenapa Mama sama anak saya lagi berpelukan sedangkan Papa tidak diajak?" Mendengar perkataan dari Erik membuat kedua mata hari yang sudah berpelukan itu tertuju kepada Erik.

"Papa..." Tanpa pikir panjang akhirnya arsen juga berlari menuju kearah Papanya dan langsung memeluknya dengan sangat erat.

Terjemah tiba-tiba mendapati pelukan itu dengan secara tiba-tiba membuatnya sedikit berjalan mundur karena terkejut dengan perlakuan Arsen. "Ada apa ini kenapa kalian tiba-tiba berpelukan dan kenapa Papa tidak diajak ayo..."

Sebenarnya tahu apa yang mereka rasakan saat ini mungkin mereka sudah membahasakan keberangkatannya tiga hari kedepan ini tetapi kenapa mereka tidak mengajak dirinya yang jelas-jelas dirinya lah yang pergi akan jauh dari mereka.

"Arsen sayang banget sama papa..." Mendengarkan apa yang dikatakan oleh anak kecil seperti itu yang jelas-jelas menyatakan Rasa sayangnya kepada Erick membuatnya sangat tertegun dan sangat kagum dengan anaknya itu.

Eric membelai kepala anaknya itu dengan kasih dan sayangnya Yang sebentar lagi tidak bisa ya ulurkan dan saluran kepada atasan gara-gara masalah pekerjaan. "Kenapa arsen tiba-tiba ngomong seperti itu seakan-akan bahwa bapak akan pergi selamanya?"

Persen menggelengkan kepalanya dengan sangat cepat dirinya sama sekali tidak memiliki niatan seperti itu bahwa dirinya tidak pernah mengharapkan bahwa Papanya akan pergi selamanya.

"Oh tidak, arsen sama sekali tidak memiliki niatan seperti itu harus ada hanya saja mengatakan bahwa Arsenal memang benar-benar sayang banget sama papa dan tidak mau kehilangan Papa meskipun itu hanya 6 bulan." Kini arsen akhirnya memperjelas bahwa dirinya sama sekali tidak memiliki niatan seperti itu.

Papa Erik pun tertawa mendengar penjelasan yang sangat jelas dari arsen itu bagaimana tidak dirinya tidak tertawa, melihat anak kecil yang sangat paham dengan ucapannya sehingga memperjelas ucapannya sendiri demi tidak adanya kesalahpahaman diantara mereka.

"Kamu memang anak yang sangat pantai dan bisa menjadi perisai dalam keluarga ini, Dalam usia kami masih kecil seperti ini tetapi kamu bisa menjadi pelindung bagi keluarga ini... Papa bangga sama kamu." Erik mengelus kepala Arsen dengan penuh kasih sayang dan dengan sikap dirinya pun memeluk anaknya itu tanpa dengan pikir panjang.

Sedangkan istrinya hanya melihat apa yang telah dilakukan oleh kedua orang yang ada di hadapannya itu dengan melihat kebersamaan antara suami dan anaknya saja membuatnya sangat bahagia apalagi melihat mereka berdua langsung berpelukan tepat dihadapan matanya.

"Begitu ya sekarang giliran Mama yang tidak diajak untuk berpelukan..." Alisha menggoda kemesraan antara anak dan suaminya itu yang sedang berpelukan namun melupakan dirinya yang sejak tadi hanya menatapnya dari kejauhan..

Tanpa pikir panjang akhirnya arsen menari mamanya ke dalam pelukan dirinya dan mamanya dan seketika itu juga mereka bertiga berpelukan di dalam lingkaran yang sama, sebelum ada kata perpisahan diantara mereka.

Bersambung.....