"Ayo kuantar kau pulang". Samuel menggenggam tangan Reista yang sangat dingin, matanya sembab namun air mata terus mengalir. Samuel tidak tega melihat wanita ini tersiksa akan kesedihan yang pelan-pelan membunuh kewarasannya.
"Aku ingin disini melihat Ramel sekali lagi". kata Reista pelan.
"Kita harus pergi, sebelum nyonya gornio membawa pengawalnya untuk mengusir dirimu dengan paksa. kau tidak tau siapa mereka".
"Aku tau, mereka keluargaku".
"Tidak lagi Reista, mereka sudah mencampakkan dirimu. bahkan mereka menyalahkan kematian suamimu itu karena dirimu, apa kau tidak berpikir? mereka keluarga pintar dan terpandang namun kesedihan membutakan hati mereka, kau harus tau itu". Samuel memberikan pengertian agar Reista mau pergi dari tempat ini, disaat situasi seperti ini. tidak ada yang bisa dipercaya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com