"Ya elah....Farel...kamu bela-belain makan di sini buat bisa jadi alesan nganter Shera ya? Kenapa gak sekalian aja Shera di ajak makan bareng kita tadi," ledek Fere bercanda campur kesal ke Farel sesampainya di Warung Iga Bakar Pak Kumis.
"Aku emang dari kemarin pengen makan di disini dari kemarin Re, berhubung energi dan kalori ku terkuras banyak hari ini dan laper berat,pas banget kan buat makan iga bakar terenak ini. Gak ada hubungannya sama sekali ama Shera," jawab Farel santai sambil milih menu makanan.
"Hmmm...yes okey, wish that true!" saut Fere berusaha tetep santai tapi gagal.
Farel langsung menoleh ke arah Fere sambil berkata, "Kok tumben kamu agak sewot kali ini Re?" sambil tersenyum nakal.
"Haahh...sewot? Ya nggak lah...biasa aja!" jawab Fere gugup. Senyum tipis terukir di bibir Farel melihat gerak gerik sahabat tersayangnya itu.
"Shera sebenernya cewek yg lucu juga,"
"Terus kamu mau balik lagi gitu sama dia," Fere makin sewot. Sementara Farel cuma tersenyum tipis sambil mengacak lembut lagi kepala Fere dan kemudian mengangkat tangannya memanggil salah satu waitress di warung itu. "Mas pesen mas!"
Shera berusaha menyembunyikan kegelisahannya. Entah sejak kapan dia ngerasa nggak rela Farel sama cewek lain. Atau mungkin karena ceweknya Shera kali ya, mungkin kalo cewek lain sih gak apa apa... mungkin...ya mungkin....tapi bisa aja karena dia memang mulai merasa tidak rela karena sesuatu dan dia belum menyadarinya.
Pagi yang cerah untuk melangkah memulai hari yg indah dan penuh warna, tapi tiba tiba aja harus berubah menjadi sedikit kelabu begitu sosok Shera tiba tiba muncul di lobby sekolah. Farel dan Fere baru aja turun dari mobil dan melangkah ke lobby sekolah mereka ,Shera menyambut dengan gelayutan manja di lengan Farel seolah moment kemarin menjadi lampu hijau buat dia bisa balikan lagi dengan Farel.
"Morning Farel!" sapa Shera tanpa nganggep ada Fere d samping Farel. Farel hanya tersenyum tipis sedangkan Fere mengalihkan mukanya ke arah lain seakan mau muntah ngeliat tingkah Shera.
"Rel...ntar siang pulang skul kita ada technical meeting sama anak OSIS panitia acara penggalangan dana kan ya. Kamu ikut kan Rel, kita bareng ya Rel," ajak Shera
Sementara Fere langsung berlalu meninggalkan Farel dan Shera yg seakan nganggep Fere patung tanpa mendengarkan lebih lanjut jawaban Farel ke Shera. Mood nya jadi jelek pagi pagi ngeliat tingkah Shera sampe dia gak sadar Brian memanggil dan mengejarnya dari belakang hingga sampai di kelas Fere.
"Beb...are you okay?" tanya Brian tiba tiba udah di hadapannya.
"Haaa...eh Bian, I'm okay beb," jawab Fere
"Aku hari ini ada technical meeting sama pengisi acara nanti siang sepulang skul," jelas Brian sambil duduk di sebelah meja Fere, tepatnya di meja Farel.
"Yes I know that..." jawab Fere berat
"Beb...weekend ini kita tetep jadi dinner ya," kata Brian sambil meraih tangan Fere dan memandang mata Fere dalam dalam seakan menyelidik apa yang sedang ada di pikiran cewek tersayangnya itu.
"Yes...I wish..."jawab Fere lirih.
"Beb...please... I know my time so short for you,but..I really miss you beb. Selesai project ini , aku janji ngabisin waktu ku untuk kamu," bujuk Brian. Fere hanya tersenyum lirih, dia sendiri nggak ngerti kenapa kali ini dia super baper, entah karena kejadian tadi pagi entah karena Brian yg terlalu sibuk. Tapi yang jelas ke baperannya seperti tidak bisa terbendung hingga air matanya tiba tiba mengalir.
"Please beb, I never can see you cry," bujuk Brian. Fere langsung menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya.
"Apa yang loe buat sama Fere sampe dia nangis gitu?" tiba tiba Farel sudah berdiri di hadapan mereka. Seketika Brian langsung berdiri dan memeluk Fere.
"Please beb, I'm sorry..."
"I'm okay....I just...please aku gak pengen d ganggu dulu," jawab Fere serak.
"Hei...gak mungkin aku tinggalin kamu dalam keadaan kek gini beb," bujuk Brian
"Loe gak denger apa, Fere gak mau d ganggu dulu, mending elo pergi dulu deh," Kata Farel
Dan kemudian Bel masuk tanda pelajaran di mulai pun terdengar. Drama pun terhenti. Brian menghela nafas panjang sambil melepaskan pelukannya dan meninggalkan Fere yg masih menutup mukanya. Sementara Farel langsung mendekati Fere, "Yuk aku temeni ke toilet, cuci muka kamu, entar jadi pertanyaan Miss Hana lagi muka kamu sembab gitu,"
"Gak perlu, aku bisa sendiri!" jawab Fere ketus sambil bergegas keluar kelas.
Ekspresi Farel agak terkejut denger jawaban Fere yang ikut ketus juga ke dirinya. Farel mematung sampai bayangan Fere menghilang keluar pintu kelas kemudian ia menoleh ke arah Gea yg juga bengong ngeliat drama mereka dari tadi.
"Fere di apain sama Farel, Ge?"
"Gue juga gak tau Rel, mereka masuk udah gak baikan kayaknya, soalnya Brian udah ngejar ngejar Fere dari luar kelas sih," jawab Gea sambil masih penasaran.
Sepanjang hari di kelas Fere lebih banyak diam dan fokus ke pelajaran sekolah. Sesekali Farel melepaskan pandangannya ke arah Fere, khawatir dengan Fere. Saat jam istirahat pun Fere menghilang duluan keluar kelas. Farel berusaha mencari ke setiap sudut sekolahan tapi gak nemu, nelfon ke ponselnya juga gak di aktifin. " Fere kamu kenapa sih...?" keluh Farel dalam hati.
Sepulang sekolah Farel bergegas menghampiri Fere, dia tidak mau lagi kehilangan langkah Fere. " Re...denger aku! Aku cuma sebentar setor muka di technical meeting nanti, kamu tunggu aku d mobil, kita pulang sama sama. Please!" bujuk Farel lembut sambil nyerahin kunci mobilnya ke Fere.
"Tapi itu kan buat tim kamu Rel," balas Fere pelan
"Aku udah minta tolong Rio yang wakilin aku di sana, pokoknya aku gak mau kamu pulang sendiri," jelas Farel lagi. Farel langsung pergi dan meninggalkan kunci mobilnya di meja Fere, cuma itu cara buat dia gak kehilangan langkah Fere.
"Loe kenapa Re?" tanya Gea menghamipirinya.
"Hmmm...gak tau neh Ge, gue kok belakangan ini gampang baper, gue juga gak ngerti kenapa perasaan gue kayak gini," jawab Fere lirih.
"Lagi PMS kali loe,"
"Nggak Ge, gue gak lagi PMS,"
"Loe baper sama Brian ? Atau....sama Farel?" tanya Gea menyelidik pelan.
"Jadi dari kemarin itu si Shera ngeselin banget, tingkahnya buat gue pengen muntah sampe tadi pagi-pagi udah ngerusak mood gue aja dia sok manja manja ama Farel, Farel pakek ngerespon lagi. Di tambah Brian yg dari kemarin susah banget gue temui aja. Kesel kan gue!!" jelas Fere mencurahkan isi hatinya ke Gea. Gea membalas dengan senyum tipis menandakan mengerti apa yg sedang dirasakan sahabatnya itu.
"Loe kapan mau jujur sih ama diri loe sendiri Re?" tanya Gea.
"Jujur apaan? Maksud loe apaan Ge?"
"Gue liat loe sama Brian pacaran kayak cuma buat status aja, Brian selalu sibuk dengan dunianya, bahkan buat kalian jalan ato pulang bareng aja itu bisa kehitung. Yaaaahh...walaupun Brian kalok ngasi surprise ke Loe romantisnya ngalah-ngalahin Edward Cullen. Cuma loe gak segalau kalok Farel tiba tiba gak masuk skul karena sakit tipus sebulan yang lalu. Nah ini sekarang loe cemburu sama Shera, yg jadi pelampiasan loe Brian Re. Sadar gak sih loe?" komentar Gea menganalisis sumber kegalauan sahabatnya itu.
"Gue masih belom ngerti arah omongan loe kemana Ge," kata Fere sedikit gugup.
"Loe bener dari dulu gak punya perasaan apa apa sama Farel, Re? Gak mungkin sih elo gak cinta sama Farel menurut gue, makanya loe kesel sama Shera. Dan walau tuh cewek bukan Shera, gue yakin loe akan tetep kesel, karena sebenernya loe gak rela Farel jatuh kepelukan cewek lain," pernyataan Gea gak bisa di jawab oleh Fere. Fere cuma bisa diam karena sebenarnya tebakan Gea bisa saja benar dan rasa gengsi dan takut Farel akan menjauh darinya jika hal itu memang benar.
"Bro, sorry sebelumnya , gue tanda tangan daftar hadir aja ya, untuk yang ngikutin technical meeting and cabut nomor gue serahin ke Rio," izin Farel kepada Brian.
"Loh , loe kan kapten basketnya Rel,"
" Sory Bi...ada sesuatu yg lebih penting hari ini, " jawab Farel. Namun belum sempat Brian berkomentar lagi tiba tiba Shera datang lagi lagi menggalayut di lengan Farel.
"Farel kamu udah di sini, aku susulin kamu tadi ke kelas kamu, kan udah janji mau barengan," masih dengan nada manja Shera memperlakukan Farel seolah mereka masih sepasang kekasih.
"Balikan lagi neh ceritanya," komentar Brian
" Sory deh... gue mesti buru-buru," kata Farel sambil mencoba melepaskan tangan Shera di lengannya.
"Loh...kamu gak ikut meeting Rel, kamu kapten basket sekolah kita, aku ketua tim chers nya, kita berdua dong Rel yang harus ikut, " protes Shera.
"Urusan penting loe apa sih? Fere? Segitunya sih loe jagain cewek orang bro?" kata kata Brian mulai ketus. Farel balas menatap tajam mata Brian sambil menahan emosinya.
" Mungkin bagi loe dia selalu nomor ke sekian dalam urusan loe, tapi bagi gue,dia My VIP," jelas Farel pelan tapi nusuk banget sampe ke ubun ubun Brian. Farel langsung berlalu meninggalkan Brian yang menahan emosi dan Shera yang kembali bengong dan terpaku. Mungkin kalau Farel gak segera pergi akan ada baku hantam di depan ruangan kelas yg di jadikan tempat rapat itu.
"Wow...kayaknya loe bakal kehilangan cewek loe Bi," komentar Shera
"Gak usah ikut campur deh loe!" ketus Brian sambil ninggalin Shera.