Zayn menatap Ghibran garang. Kedua tangannya sama-sama mengepal di kedua sisi. Zara sendiri sampai dibuat meneguk ludah oleh tatapan yang dilayangkan kekasihnya pada Ghibran.
"Kak Zayn, jangan marah. Kak Ghibran cuma bantuin aku--"
"Diem!"
Zara tersentak kaget. Ia menundukkan kepalanya takut. Setelah begitu cukup lama tak mendengar bentakan Zayn, Zara jadi tak terbiasa dengan itu.
Ghibran berdiri, menatap Zayn dengan tatapan tak suka, ia melemparkan bolpoint Zara sampai mengenai dada Zayn dan terjatuh ke lantai, "Nggak usah bentak!" balasnya kesal.
Zayn terkekeh, ia berjalan mendekat. Menarik Zara dengan kasar agar berdiri di sisinya. Ghibran mengepalkan tangannya kuat.
"Nggak usah kasar!" balasnya sekali lagi.
Zayn menatap lelaki itu tajam, lelaki itu tanpa kata menarik kerah Ghibran setelahnya. Zara takut melerai, tapi jika tidak ... sama saja ia tak tahu diri. Mereka bertengkar karenanya ... dan Zara ... apa akan tetap berdiri menonton keduanya?
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com