webnovel

6

***

Hikaru berangkat sekolah seperti biasa, tentu saja sendirian.

Rumah yang besar begitu sepi.

Ayah bekerja di ruangannya.

Ibu, mungkin sedang bermewah-mewah, ibu suka sekali dengan dirinya sendiri.

Dan kakaknya mengurung diri.

Hikaru sudah terbiasa dengan situasi rumahnya yang terbilang kacau.

Hikaru sendiri merasa kalau dirinya perlahan mulai kacau seperti itu, Hikaru tidak tau apa yang terjadi pada dirinya.

Perlahan-lahan, menjadi... berantakan.

Hikaru beranjak keluar dari sana, memakai seragam sekolahnya.

Good Looking, semuanya akan terlihat lebih bahagia dengan menjadi tampan dan cantik. termasuk Hikaru.

Namun, tidak semuanya seperti itu.

Hikaru berharap dia menjadi orang sederhana, atau mungkin orang miskin. sehingga Hikaru tidak perlu mengalami semua ini, Hikaru menatap datar ke arah teman sekelasnya yang duduk di pojokan. tanpa ada siapapun disana.

Rasanya lebih nyaman.

Hikaru merasa pengap, di kelilingi oleh banyaknya orang disekitarnya.

Hikaru ingin beristirahat.

"Ah maaf teman teman, aku ada urusan sebentar ya?" seru Hikaru tersenyum ramah pada orang-orang yang bahkan Hikaru tidak kenali wajahnya, Namanya.

Mereka hanyalah orang asing baginya.

Mereka tampak murung.

"Sebentar lagi aku akan kembali" seru Hikaru dan melambaikan tangannya.

Tak

Tak

Hikaru menghirup udara segar di halaman belakang, senyuman Hikaru seketika menipis berubah menjadi wajah datar tanpa adanya ekspresi.

Inilah Hikaru.

rasanya jauh lebih lepas.

Hikaru duduk di bawah pepohonan.

Menanti waktu istrirahat berakhir.

Hikaru suka area yang gelap dan sunyi, rasanya tidak ada siapapun disana.

Hikaru menyandarkan dirinya di bawah pepohonan..hingga sebuah suara membuat Hikaru memasang aura mencengkam. menatap seseorang yang berada tidak jauh, duduk di pojokan.

"Wah wah. kau ternyata berbohong ya, dasar anak populer, Hikaru?"

Hikaru menyipitkan matanya, tanda tidak suka ada yang mengetahuinya, menatap seseorang dengan surai coklat yang terlihat berantakan.

dia turun dari posisi duduknya dan membiarkan seragamnya berantakan.

"Kenapa, kau marah hm? bukankah kau biasanya tersenyum-senyum menjijikan di depan semua orang huh?" katanya dengan nada mengejek. Dia terbilang tampan, namun kepribadiannya buruk.

tidak ada yang menyukainya, namun dia juga adalah pemegang rangking 2.

Setelah Hikaru, Rangking 1.

"Apa mau mu? Kazuya" tanya Hikaru membentuk sebuah senyuman ramah.

Tak

Kazuya menendang pohon tempat Hikaru bersandar, dan menatap Hikaru dengan tatapan merendahkan.

"Jangan perlihatkan senyuman bodoh mu itu, asal tau aja menjijikan sekali.."

Kata-katanya yang tajam.

Hikaru berusaha mengabaikannya.

Duduk dan menikmati angin sepoi-sepoi, membuat Kazuya menjadi kesal.

tidak ada tanggapan.

Kazuya akhirnya duduk di sebelah Hikaru, Hikaru memejamkan matanya, membukanya perlahan mendapati mentari yang terasa menyilaukan, Hikaru berada di bawah pohon jadi sinarnya tidak terlalu menganggu nya.

"Kau selalu saja seperti ini.. tidakkah kau bosan, hm Rangking 1?" ejek Kazuya. Hikaru tidak pernah dekat pada siapapun, lebih tepatnya. tidak pernah.

semuanya yang mendekatinya.

semuanya begitu munafik, ingin mencari perhatiannya, selalu berada di bawah gemerlapnya, padahal mereka tidak tau Hikaru tidak pernah ingin melakukannya, Hikaru ingin menjadi anak-anak biasa.

Tidak ada yang tau.

karena Hikaru tidak pernah ingin memberitahu siapapun tentang dirinya.

"Aku harus melakukannya.." seru Hikaru.

"aku tidak mengerti, kau benar-benar aneh, dan bermuka dua.. bisakah kau berhenti berbohong hm Hikaru-?"

Hikaru menunduk,jika bisa Hikaru juga tidak ingin hidup dalam kebohongan.

Keadaan memaksanya.

"Aku tidak bisa..., kau tidak tau Kazuya, aku harus hidup seperti ini.."

Kazuya mengacak rambutnya dan merobek baju seragamnya.

Hikaru tidak mengerti.

"Aku juga anak orang kaya, selalu di kekang seperti itu membosankan, lihat kau bisa menjadi diri mu sendiri, persetan dengan semuanya, aku juga tidak ingin menjadi sempurna!"

Hikaru menatapnya datar. argument yang bodoh, bagaimanapun sebagai anak orang kaya. akan selalu diawasi.

Hikaru harus tetap sempurna.

Demi apa-?.

Hikaru bahkan tidak mengerti.

Apa karena Hikaru tidak ingin berakhir menjadi seperti kakaknya-?

Teng

bunyi bel masuk berbunyi.

Hikaru harus cepat masuk.

sebelum Kazuya menghentikannya dan menarik Hikaru berlari menjauhi sekolah. Hikaru terdiam, segera menepis tangan Kazuya, Kazuya malah semakin menariknya menjauh dari sana.

"Lepaskan aku!" seru Hikaru.

dia harus mengikuti pelajaran.

Namun, Kazuya tidak berhenti. dia memiringkan wajahnya dan tersenyum.

"Sekali-kali kau harus ikutan nakal!" seru Kazuya menariknya pergi dari sana.

Bersama Kazuya, sang berandalan-?

tidak pernah terpikirkan. Hikaru yang selalu sendirian, memandang matahari yang begitu terik menyengat kulitnya.

Terlepas dari semuanya.

Apa Hikaru bisa melakukannya-?

***