webnovel

Tidak Utuh Lagi

Editor: Wave Literature

"Benar…" Pintu elevator tertutup saat Qiao Qing menjawabnya. Xiao Han telah pergi. Di ujung sebelah telepon, raut wajah Leng Ruobing menjadi muram, "Pantas saja waktu tadi aku menelepon Zhu Min, dia berkata dengan terpatah-patah bahwa ada masalah dengan pernikahan mereka… Qiao Qing, kamu masuk dulu dan lihatlah keadaan Qianyu, aku akan segera ke sana."

"Baik. Sampai jumpa, Tante Leng."

Setelah menutup telepon, Qiao Qing berlari secepat kilat menuju ke rumah. Dia kaget melihat Si Hui dan Lei Lie sedang berdebat di sana. Tetapi dia tidak punya waktu untuk bertanya dan langsung ke kamar untuk melihat Lan Qianyu. Namun kamarnya tertutup rapat, bahkan Shen Xin pun tidak bisa masuk.

"Ada apa?" Qiao Qing bertanya dengan cemas.

"Kondisi mental Qianyu sangat tidak stabil. Entah apa yang sudah terjadi kepadanya." Shen Xin mengerutkan keningnya.

Qiao Qing hendak membuka pintu, tetapi pintunya terkunci. Dia pun mengetuk pintu dengan cemas, "Qianyu, kamu kenapa? Apa yang telah terjadi? Buka dulu pintunya, biarkan kami masuk…"

"Kalian jangan ribut lagi." Si Hui berseru dingin.

"Kau siapa?" Qiao Qing memandangnya dengan sorot mata seperti sedang melihat musuh.

"Dia bodyguard-nya Xiao Han. Sombong sekali, dia bahkan berani menyuruhku pergi." Lei Lie memelototi Si Hui.

Qiao Qing tidak senang mendengarnya, dia berkata tanpa sungkan, "Ini adalah rumahku, apa hakmu menyuruh-nyuruh orang lain? Orang yang harus pergi adalah kau."

Si Hui sama sekali tidak tersinggung dan berkata dengan nada serius, "Nona Lan mendapat musibah, saat ini dia butuh ketenangan. Kalau kalian ribut terus seperti ini, kondisinya akan semakin parah."

"Apa yang telah terjadi?" Ketiga orang itu bertanya pada saat yang bersamaan.

Mata Si Hui sedikit berkilat, dia lalu berkata pelan, "Aku tidak bisa mengatakannya. Nanti kalian akan tahu sendiri. Intinya sekarang jangan mengganggunya lagi. Biarkan dia menenangkan diri dulu."

Setelah mengatakannya, Si Hui pun keluar dan berjaga di depan pintu.

Lei Lie, Shen Xin dan Qiao Qing saling bertukar pandang dengan sorot mata yang tampak berat. Mereka memikirkan hal yang sama dalam hati mereka. Baju yang dikenakan Lan Qianyu pada waktu pulang tadi tidak sama dengan yang dikenakannya kemarin. Dan lagi, kondisi mentalnya sangat goyah. Bagi seorang gadis, selain hal itu apa lagi yang dapat membuat mereka hancur?

Memikirkannya membuat mereka bertiga menjadi sangat khawatir. Semuanya hanya terdiam dan tidak berani banyak bicara lagi.

…..

Lan Qianyu mengkerut di balik selimut. Suhu ruangan di dalam kamar biasanya pas, tidak dingin namun juga tidak terlalu panas. Tetapi saat ini Lan Qianyu merasa amat sangat kedinginan. Udara dalam ruangan itu terasa membeku bagaikan menusuk tulangnya. Dia menggigil hingga gemetaran, wajahnya memutih seperti salju.

Dia memejamkan matanya erat-erat di tengah kegelapan, namun peristiwa semalam bersama Ye Yan itu tak hentinya bermunculan di dalam kepalanya. Dia membuka matanya lebar-lebar, tetapi wajah Ye Yan yang tersenyum sinis malah muncul di pandangannya. Di telinganya terus bergema suara tarikan nafas Ye Yan, suara langkah kaki Xiao Qi dan juga suara Xiao Han yang meminta maaf…

Suara dan wajah ketiga pria itu terus bermunculan di kepalanya bagaikan hantu berdarah-darah yang dengan kejam menggerogoti jantungnya. Matanya dipenuhi kengerian, kedua tangannya mencengkeram erat selimutnya, dia akan hancur…

**

Leng Ruobing bergegas datang. Dia agak terkejut melihat Si Hui, tetapi dengan segera bertanya kepadanya, "Apa kau bodyguard Xiao Han?"

"Benar!" Si Hui menjawab sopan.

Leng Ruobing tidak berkata apa-apa lagi dan segera masuk ke dalam. Lei Lie, Shen Xin dan Qiao Qing sedang duduk di atas sofa dengan pandangan hampa dan raut wajah muram. Melihat kedatangan Leng Ruobing, mereka semua langsung berdiri dan memanggilnya, "Tante Leng!"

"Mana Qianyu?" Tanya Leng Ruobing.

"Dia ada di dalam kamar." Shen Xin berkata dengan suara pelan, "Dia… kondisi mentalnya tidak stabil, kami tidak berani mengganggunya."

"Apa yang telah terjadi?" Leng Ruobing mengerutkan keningnya.

Ketiga orang tersebut menggelengkan kepala lalu menunduk.

Leng Ruobing menoleh dan menatap Si Hui, "Sebenarnya apa yang telah terjadi?"

Si Hui hanya tertunduk diam.