webnovel

Perhatiannya

Editor: Wave Literature

Pandangan Ye Yan terus melekat pada layar ponselnya. Kata-kata pada pesan itu menyiratkan kelembutan dan kasih Gong Yuyao. Ye Yan tersenyum kecil, lalu dia hendak membalas pesannya seperti biasanya. Namun wajah Lan Qianyu yang cantik tiba-tiba malah muncul di pikirannya dan membuatnya melamun. Beberapa saat kemudian dia baru kembali tersadar dan menulis pesan pada ponselnya, "Aku juga rindu padamu! Cepat tidur ya, sayang, kita bertemu dalam mimpi!"

Kemudian dia meletakkan ponselnya, mematikan lampu tidur dan masuk ke balik selimut. Bayangan Lan Qianyu dan Gong Yuyao terus bermunculan secara bergantian dalam kepalanya, mereka berdua seperti bayangan yang ingin saling menggantikan satu sama lainnya…

**

Keesokan harinya, mereka pun berangkat tepat waktu menuju New York.

Perjalanan selama lebih dari sepuluh jam dengan pesawat itu membuat kepala Lan Qianyu pening. Tuan Besar Ye sangat teliti, dia telah memanggil dokter kandungan terkenal, mengatur petugas medis yang handal, serta menyiapkan peralatan dan obat-obatan yang biasa digunakan untuk ikut bersama dalam pesawat. Semua itu dilakukan untuk berjaga-jaga kalau-kalau mereka dibutuhkan.

Ye Yan terus menyibukkan dirinya dengan memeriksa dokumen dan tidak tidur sama sekali. Tuan Besar Ye juga ikut membantunya memeriksa beberapa dokumen.

…..

Lan Qianyu tidur setelah minum susu. Entah kenapa dia terus bermimpi buruk sehingga tidurnya pun tidak nyenyak. Dia terbangun dengan tubuh bermandi keringat, kedua tangannya pun gemetaran.

"Tidak disangka ternyata tubuhmu sangat lemah."

Terdengar suara yang familiar dari belakangnya, kemudian sebuah tangan terjulur ke dahinya. Lan Qianyu memutar kepalanya, saat itu dia baru menyadari kalau dia telah membangunkan Ye Yan yang tadinya tertidur di sampingnya.

"Apa perlu memanggil Dokter Hua untuk memeriksamu?" Tanya Ye Yan.

"Tidak perlu, kondisi mentalku sedang kurang bagus, setelah tidur sebentar nanti akan membaik." Lan Qianyu berbaring kembali.

Ye Yan berdiri dan pergi ke kamar kecil. Terdengar suara air, namun Lan Qianyu mengacuhkannya dan memejamkan matanya hendak tidur. Saat itu, seseorang menghamparkan sebuah handuk hangat di dahinya dan menyeka keringatnya dengan lembut.

Lan Qianyu membuka matanya dan melihat Ye Yan. Meskipun hanya sebuah tindakan yang sepele, namun dia melakukannya dengan sungguh-sungguh seperti sedang bekerja. Wajahnya yang tampan itu terlihat sangat serius, dahinya berkerut dan bibirnya sedikit mengerucut, sepertinya tubuh Lan Qianyu yang lemah itu membuatnya khawatir.

"Mamiku dulu juga sangat menderita ketika mengandung aku, proses kelahiranku juga sulit. Mungkin ini keturunan genetik."

Ye Yan mengambil handuk lain dan menyeka keringat di leher Lan Qianyu, dia bahkan juga menyeka bahu dan dadanya. Lan Qianyu selalu tidak menyukai keintimannya itu, namun kali ini dia tidak menolaknya karena Ye Yan sedang merawatnya.

"Nanti aku akan menyuruh Donna untuk merawatmu, dulu dia merawat mamaku dengan sangat teliti. Dia pasti bisa menemukan cara untuk membuatkan makanan yang sesuai dengan seleramu." Ye Yan tersenyum kecil kepadanya.

"Sebenarnya keturunan genetik pada kehamilan berasal dari keluarga ibu, tidak ada hubungannya dengan keluarga ayah." Lan Qianyu berkata pelan, "Waktu Leng Ruobing sedang hamil aku dulu, mungkin dia juga mengalami kesulitan seperti ini."

"Sepertinya kamu sangat membencinya, kamu sama sekali tidak pernah memanggilnya." Ye Yan menatapnya penuh minat. Dia selalu penasaran dengan hal ini, sebenarnya masa lalu seperti apa yang dapat membuat Lan Qianyu begitu membenci ibunya sendiri seperti itu.

Sorot mata Lan Qianyu menjadi aneh, dia pun mengalihkan pembicaraan, "Ibumu kesulitan waktu melahirkanmu, pasti dia sangat menderita. Kamu pasti sangat berbakti kepadanya."

"Dia sudah meninggal." Ye Yan menundukkan kepalanya, sorot matanya menjadi sedih. Namun dengan cepat dia kembali tersenyum dan berkata dengan santai, "Kamu tidak lulus menjadi istriku, kamu bahkan tidak tahu tentang keluargaku. Orang tuaku sudah lama meninggal, kakek yang membesarkanku."

"Maaf…" Lan Qianyu meminta maaf dengan suara pelan. Meskipun Ye Yan berusaha untuk menyembunyikannya, namun Lan Qianyu dapat melihat kesedihan di matanya. Ternyata dia juga adalah orang yang mempunyai kasih sayang.