webnovel

Orang yang Ada Dalam Hatinya 2 

Editor: Wave Literature

Gong Yuyao menangis tersedu-sedu lalu membuat gerakan bahasa isyarat dengan tangannya yang gemetar, "Tapi, kalau kamu sudah mempunyai istri dan anak, apa kamu masih bisa tetap mencintaiku?"

"Bodoh." Ye Yan menggenggam tangannya, "Aku tadi sudah bilang, aku sama sekali tidak mencintai perempuan itu…" Saat mengatakannya, entah kenapa hatinya sedikit bergetar. Dia lalu melanjutkan lagi, "Hubunganku dan dia hanya di atas kertas saja, dan anak itu adalah penerusku. Hubungan keluarga dan asmara tidak sama, tidak ada siapapun yang bisa menggantikanmu. Tidak peduli apapun yang terjadi, selamanya kamu adalah gadis yang paling kucintai!"

Gong Yuyao menangis terharu. Ye Yan dengan lembut mencium air mata di wajahnya, lalu membantunya duduk dan meletakkan bantal di punggungnya dengan penuh perhatian, "Lihat dirimu, tubuhmu begitu lemah tapi kamu malah tidak merawat diri dengan baik. Ayo makan dulu."

Dia mengambil bubur di meja samping dan menyuapi Gong Yuyao, "Patuh, ya."

Gong Yuyao menurut, dia pun makan dengan mata yang terus menatap Ye Yan seakan-akan takut kalau dia berkedip sekali saja maka Ye Yan akan menghilang dari pandangannya.

Tidak lama, bubur itu pun habis dimakan Gong Yuyao. Ye Yan mengambil tisu dan memberikannya kepada Gong Yuyao untuk menyeka bibirnya. Dia lalu membelai pipinya dan berkata dengan lembut, "Ayo cuci muka, lalu tidur yang nyenyak. Kamu harus menurut, ya!"

Setelah selesai berbicara, Ye Yan bangkit dan hendak keluar.

Gong Yuyao bergegas menarik tangannya dan memandangnya dengan mata memelas, lalu berbicara dengan bahasa isyarat, "Kamu sudah mau pergi? Mau pergi ke tempat perempuan itu?"

"Aku mau keluar memanggil Si Qin untuk membantumu cuci muka." Ye Yan membujuknya dengan sabar, "Tenanglah, malam ini aku akan tinggal di sini untuk menemanimu, aku tidak akan pergi."

"Benarkah?" Gong Yuyao gembira.

"Tentu saja benar, kapan aku pernah membohongimu?" Ye Yan mencium dahinya lalu berjalan keluar. Dia lalu berkata kepada Si Qin yang menunggu di luar, "Apakah Xiao Han pernah datang ke sini?"

"Tidak pernah, Nona Gong yang mengirim pesan teks kepadanya." Si Qin menjawab dengan jujur, "Waktu itu Nona Gong tidak menemukan Anda sehingga dia sangat khawatir dan mengirim pesan teks kepada Tuan Xiao untuk menanyakan kabar tentang Anda."

Ye Yan terdiam selama beberapa detik, lalu memberinya peringatan keras, "Si Qin, kamu bersaudara kembar dengan Si Hui, dan kamu juga adalah orang yang diberikan Xiao Han kepadaku. Karena Yuyao terbiasa denganmu makanya aku menyuruhmu untuk tetap di sampingnya. Tetapi ini tidak berarti aku akan memberi toleransi kepada pengkhianatan apapun. Kalau kau berani berbuat macam-macam tanpa sepengetahuanku, kau tahu sendiri akibatnya!"

"Saya tidak berani!" Si Qin cepat-cepat berlutut, "Sejak Tuan Xiao memberikan aku untuk bekerja kepada Anda, aku selalu setia kepada Anda. Sebagai seorang bodyguard, aku tahu aturannya. Tidak peduli perubahan apapun yang terjadi pada hubungan Anda dengan Tuan Xiao, selamanya aku tetap akan mematuhi Anda. Aku tidak mungkin berani mengkhianati Anda."

"Baguslah kalau begitu." Ye Yan berkata dingin, "Masuklah dan bantu Yuyao membersihkan diri."

"Baik."

…..

Ye Yan masuk ke ruang baca dan hendak pergi ke kamar kecil yang ada di sana. Ponselnya terus bergetar. Tuan Besar Ye yang meneleponnya sehingga dia pun tidak berani mengabaikannya. Baru saja dia menjawab telepon, terdengar suara seruan marah kakeknya, "Aku tidak akan berkata yang tidak penting. Segera pulang!"

"Kakek…"

"Area Wuhuan Selatan di lingkar utara kota bagian ketiga. Kalau dalam satu jam kamu tidak kembali, aku yang akan datang sendiri ke sana untuk menjemputmu!!"

Tuan Besar Ye langsung memutuskan telepon setelah mengatakannya.

Ye Yan menggertakkan giginya dengan kesal. Kakek ini benar-benar licik, tidak peduli dimanapun dia menyembunyikan Yuyao, dia selalu dapat menemukannya. Bahkan sekarang kakek sudah tahu alamat di sini. Kalau dia tidak pulang, kakek akan benar-benar datang kemari. Dia tidak apa-apa, tapi Yuyao yang akan mendapat masalah. Setiap melihat kakek, dia akan panik bagaikan seekor tikus yang melihat kucing…