webnovel

Kelembutan yang Mematikan 2

Editor: Wave Literature

"Mengapa tidak boleh? Kamu sudah menjadi milikku."

Ye Yan mengangkat matanya dan menatap Lan Qianyu dalam-dalam.

"Jangan, jangan begini…" Lan Qianyu mundur dengan tegang…

"Lepaskan pertahananmu, besok kita sudah akan menikah. Kamu adalah perempuan milikku…" Ye Yan memegang dagu Lan Qianyu dan berbisik di telinganya, "Aku akan mencintaimu dengan baik…"

"Tidak…" Lan Qianyu hendak sekali lagi menolaknya, namun mengingat bahwa Ye Yan bukanlah orang yang mudah untuk dibujuk, dia pun hanya bisa mencari alasan dengan cara sengaja berpura-pura sakit, "Jangan teruskan, perutku sakit sekali."

"Lagi-lagi membohongiku." Ye Yan mendongak dan menatapnya. Dalam hati dia bertanya-tanya, mengapa Lan Qianyu selalu menolak keintimannya? Banyak yang mengatakan bahwa wanita hanya bersedia intim dengan laki-laki yang disukainya. Apakah di dalam hati Lan Qianyu tidak ada sedikit pun rasa suka kepadanya?

"Sakit sekali…" Lan Qianyu menggigit bibir bawahnya dan mendorong tubuh Ye Yan tanpa tenaga. Dia bergumam lemah, "Kemarin malam aku sudah merasa tidak enak, hari ini kamu masih saja menggangguku…"

Ye Yan teringat ketika Lan Qianyu terjatuh kemarin malam. Sekarang wajahnya memang terlihat kurang sehat, mungkin dia benar-benar kesakitan. Gawat kalau sampai mempengaruhi kandungannya. Begitu memikirkan hal ini, Ye Yan pun segera menghentikan gerakannya, "Ya sudah, aku tidak mengganggumu lagi. Kamu baik-baik saja, kan?"

"Jangan sentuh aku." Lan Qianyu mendorongnya dengan gelisah dan berjalan keluar dengan tubuh yang lemah. Dia khawatir kalau Ye Yan akan berusaha bermesraan lagi dengannya.

"Jangan marah, aku sudah memesan tempat di restoran tepi pantai. Aku mau mengajakmu makan siang di sana." Ye Yan menahannya dan merayunya dengan lembut, "Nanti sore kita akan melakukan pemotretan pernikahan di sana."

"Aku tidak enak badan, tidak ingin pergi." Hati Lan Qianyu sangat kacau. Dia tidak ingin terpikat lagi oleh Ye Yan, dia tidak ingin goyah lagi. Dari awal, pertemuan mereka adalah sebuah kesalahan. Dia memilih menikah dengan Ye Yan hanya demi anaknya saja, dia tidak boleh jatuh cinta kepadanya, sama sekali tidak boleh.

"Besok adalah hari pernikahan kita, kalau tidak melakukan pemotretan hari ini makan tidak akan sempat lagi." Ye Yan membujuknya dengan sabar, "Aku tahu kalau kamu tidak enak badan, kita foto beberapa kali saja lalu pulang."

Lan Qianyu terdiam, hatinya agak bingung. Ye Yan jarang sekali bersikap sabar seperti ini terhadapnya, dia pun tidak ingin keras kepala lagi. Namun saat dia hendak menyetujui permintaannya, tiba-tiba ponsel Ye Yan berbunyi. Ye Yan melonggarkan pegangannya lalu menjawab telepon…

"Ada apa?"

"Kalau ada yang ingin dikatakan cepat bilang."

"Apa?? Yuyao lari? Dia kemana?"

"Dasar tidak berguna, masa menjaga satu orang saja tidak bisa? Sudah suruh orang untuk mencarinya atau belum?"

"Segera suruh orang untuk mencarinya, jangan sampai terjadi apa-apa dengannya."

Ye Yan berbicara sambil melesat keluar dari kamar bagaikan anak panah, bahkan dia tidak sempat menutup pintu. Melihat punggung Ye Yan yang pergi dengan terburu-buru itu, hati Lan Qianyu pun menjadi dingin…

Lan Qianyu menertawakan dirinya sendiri, hanya karena perhatiannya yang kecil itu dia lupa dengan watak asli Ye Yan. Ye Yan sama sekali tidak pernah menyukainya dengan tulus.

Dari awal memang tidak pernah.

Ye Yan menikahinya hanya sebagai tameng untuk Gong Yuyao. Ye Yan sama sekali tidak memiliki perasaan apa-apa kepadanya. Dia membuatkan ruang musik dan menghadiahkan piano untuknya hanya demi kelancaran acara pernikahan mereka saja.

Ini adalah investasi emosional seorang pebisnis, sama sekali tidak ada hubungannya dengan perasaan.

Lan Qianyu telah salah paham dan mengira kalau Ye Yan tulus terhadapnya. Kehangatan yang tadi dirasakannya telah hilang seperti diguyur oleh sebaskom air es tepat di kepalanya dan membuatnya menggigil kedinginan…

Lain kali, sama sekali tidak boleh melakukan kesalahan seperti ini lagi, tidak boleh…