webnovel

Tentang Cinta dan ungkapan

Diana terbangun dari tidur siangnya, menguap berkali kali. Merasakan nikmat memiliki kesempatan tidur siang, dia melirik jam dindingnya, waktu menunjukkan pukul 16.00. tidak terasa dia tidur cukup lama.

Diana beranjak meninggalkan kasur, dia mengulang ngulang pikiran di otaknya, dia berpikir kenapa berlaku kasar kepada Noval, tetapi dia juga marah kepada Noval yang lancang menggengam tangannya secara tiba tiba.

Lalu dia juga berpikir apakah Noval menyukainya? Apakah Noval tidak sadar akan sesuatu? Dia tidak ingin jatuh lebih dalam oleh cinta Noval.

"Ya Tuhan... Sebenarnya aku memang butuh seorang penjaga, aku masih terlalu muda untuk menjalani semua ini, aku lelah dengan hidupku yang serba kesepian, lalu bagaimana ya dengan ibu dan ayahku apakah mereka juga kesepian?,

aku memang mandiri tapi apakah tidak boleh aku ingin dimanjakan oleh seseorang di posisiku saat ini?" Gumam Diana dalam hati sambil memeluk dirinya sendiri.

"Kringgg... Bel sekolah telah berbunyi, tanda jam pelajaran telah berakhir. Noval keluar dari kamar mandi dan berjalan menyusuri halaman sekolah tampak banyak siswa yang sudah keluar kelas untuk pulang. Noval lalu berlari menuju kelasnya untuk menemui Edo dan meminta maaf.

Sesampainya di kelas ternyata Edo sudah pergi, Noval berlari keluar mencari cari di keramaian siswa, tidak juga menemukan Edo. Mungkin Edo sudah pulang.

Lalu Noval kembali ke kelas untuk mengambil tasnya, di dalam kelas masih ada Arini dan Cindy, Noval menghampiri mereka untuk bertanya soal Diana.

"Diana nggak cerita apa apa ke kalian?" Tanya Noval dengan muka khawatir.

"Enggak tuh, dia diem aja, sepertinya ada yang membuatnya begitu marah, yang sabar ya Val nanti coba lo minta maaf di telepon/massage dia" ucap Arini sambil memegang pundak Noval.

"Hmm baiklah, gue benar benar bingung harus gimana, hari ini gue bener bener banyak masalah, apa gue datengin ke asrama nya aja kali ya?" ucap Noval sambil menghela nafas panjang.

"No... Jangan Val kan lo tau sendiri laki laki dilarang masuk ke asramanya, meskipun lo cuma menemui Diana didepan asramanya belum tentu Diana mau menemui lo, dia kan lagi nggak pengen diganggu, cara satu satunya lo telepon kalo nggak diangkat yaa lo kirim massage aja, paling nggak nanti dia juga pasti baca pesan lo" ucap Arini dengan jelas.

"Tapi val, lo yakin suka sama Diana, lo jatuh cinta? kenapa begitu tiba tiba?" Tanya Cindy kepada Noval.

"Gue sendiri juga bingung, kalian tau kan gimana status orang tuanya sekarang? Gimana ceritanya dia bisa ada disini? Entah gue merasa kasihan, gue cuma ingin melindungi dia" jawab Noval sambil memijat mijat kepalanya.

"Hmm kalo apa apa atas dasar kasihan aja nggak cukup Val, namanya nggak tulus. seandainya Diana tau dia juga pasti akan marah, dia nggak ingin hidup dikasihani" Ucap Arini dengan tegas.

"Gue juga jatuh Cinta ke dia, gue tulus, gue bakal bahagiain dia, gue janji nggak akan sakitin dia, gue akan hapus perasaan kesepiannya dia" Ucap Noval dengan serius.

"Gini ya val... Lo tau kan kalo Diana banyak yang suka? Apa ada satu cowok pun yang berhasil? Kalo lo emang yakin kejar terus aja tapi nggak menjamin Diana balas perasaan lo, lo harus ikhlas dengan jawaban apapun" Ucap Cindy dengan mengerutkan dahi.

Noval menghela nafas panjang lalu mengangguk tanda dia sudah siap dengan jawaban apapun, dia mengucapkan terimakasih pada Arini dan Cindy lalu mereka pun berjalan bersama menuju halaman sekolah untuk pulang.

Seperti Biasanya Arini mengendarai mobil sendiri, Cindy dijemput oleh ayahnya dengan menggunakan motor matic, sedangkan Noval mengendarai motor CBR nya.

Noval bergegas menuju kampus kakaknya, seperti yang dijanjikan kemarin, kakaknya akan mengajak Noval ke toko baju temannya itu.

'Tok tok tok' suara seseorang mengetuk pintu kamar Diana.

Diana yang sedang menyisir rambutnya selesai mandi sore, langsung bergegas membukakan pintu.

"Hai Re, masuklah" ucap Diana kepada Rere.

Seseorang yang mengetuk pintu itu adalah Rere.

"Kelasmu pulang duluan? Kenapa kau sudah begitu santai dan mandi?" Tanya Rere kepada Diana sambil rebahan di kasur Diana.

"Hmm aku hari ini sedang nggak enak badan maka dari itu aku pulang duluan" Jawab Diana sambil memberikan sebotol minuman kepada Rere.

"Nggak enak badan? Tapi kau terlihat sehat sehat aja" Ucap Rere mengerutkan dahi sambil menggapai botol minuman yang di tangan Diana.

"Apakah aku terlihat berbohong? oh maaf, aku terlalu naif" Ucap Diana sambil menundukkan kepala

"Oii.. hey, kau kenapa? Kau terlihat sangat aneh, apa ada masalah?" Tanya Rere sambil menunduk melihat muka Diana.

"Aku ingin bertanya, seperti apa jatuh cinta, lalu bagaimana awal kau jatuh cinta kepada Dimas, begitupun sebaliknya bagaimana Dimas kepadamu?" Tanya Diana dengan muka penasaran.

Dimas adalah pacar Rere, mereka sudah menjalani hubungan cukup lama, hanya saja Dimas tidak satu sekolah dengan Rere.

"Wow... Lihatlah perempuan lugu sedang bertanya tentang cinta" Goda Rere kepada Diana dengan tertawa agar suasana tidak hening.

Diana hanya tersenyum malu, karena dia tidak pernah menanyakan soal cinta.

"Apakah kau ssdang jatuh cinta? Siapa lelaki itu yang mampu menaklukkan hatimu?" Tanya Rere dengan tersenyum.

"Sudahlah jawab dulu, selesai kau menjawab aku akan menjelaskannya semuanya" Ucap Diana kepada Rere sambil memutar jarinya diujung rambut.

"Baiklah... Bagiamana ya... Cinta itu datang dengan sendirinya, tidak bisa dilihat dengan nyata, hanya bisa dirasakan, saat kau sedang jatuh cinta perasaan hatimu terasa kacau bahkan hatimu bisa berdegup dengan cepat, perasaan itu akan selalu muncul saat kau melihatnya, bahkan ketika kau tidak melihat/bertemu dengannya kau akan terus memikirkannya dan rindu, semakin kau jatuh cinta semakin juga kau merasa penuh kasih sayang dan takut kehilangan.

Biasanya seorang wanita yang sedang jatuh cinta hanya diam memendam sendiri tanpa memberitahu lelaki yang disukainya, bahkan sampai 100 tahun pun wanita bisa menahannya, ia tidak ingin mengungkapkan karena gengsi dan juga menjaga kehormatannya, sedangkan lelaki yang sedang jatuh cinta dia berusaha untuk selalu memberikan perhatian, menanyakan kabar, mengajak kencan sampai bisa meluluhkan hati si Wanita, jika wanitanya sudah luluh mereka akan berpacaran, membuat komitmen, saling menjaga satu sama lain. kurang lebih seperti itu, aku hanya menjelaskan sesuai dengan yang aku alami bersama Dimas" Rere menjelaskan sangat panjang kepada Diana.

"Lalu jika dia mencintaiku? Dia tidak pernah memberiku perhatian, mengajakku kencan bahkan menanyakan kabarku" Ucap Diana kepada Rere.

"Apakah kau sudah tau sejak kapan dia mencintamu? Jika masih baru baru ini mencintaimu itu hal yang sangat lumrah karena itu masih awal dia jatuh cinta padamu, jika cinta itu semakin hari semakin tumbuh besar, dia akan memulai memberikan perhatian padamu bahkan sampai hal kecil pun tidak akan dia lewatkan, ngomong ngomong siapa lelaki itu?" Ucap Rere sambil bertanya kepada Diana.

"Hari ini Noval berlagak sangat aneh, dia terus memandangi sampai akhirnya dia menggenggam tanganku dia mengatakan bahwa dia hanya menggengam tanganku bukan menciumku, entah kenapa saat itu hatiku berdegup, aku merasakan sensasi aneh dan malu, padahal biasanya aku tidak pernah seperti itu didepan Noval" Diana menjelaskan pada Rere

"Wow ternyata Noval? Hmm boleh juga, tandanya kau sudah terperangkap cintanya, kau sudah salting tetapi kau masih belum yakin soal perasaanmu itu" ucap Rere sedikit menggoda Diana.

"Jadi menurutmu aku harus bagaimana?" Tanya Diana kepada Rere dengan muka yang bingung.

"Itu kan keputusanmu, kau yang merasakan, kau yang menjalani dan kau juga yang harus membuat keputusan, jika kau merasa risih kau bisa menolaknya secara halus tetapi jangan sampai terlalu menyakitinya, pertimbangan dulu saja, siapa tau dia lelaki yang baik yang bisa mencintaimu dengan sangat tulus" ucap Rere kepada Diana.

Diana akhirnya memeluk Rere, dia merasa berterima kasih slama ini telah menjadi sahabat sejatinya, selesai itu Diana mengajak Rere untuk makan bersama di meja makan asrama.

30 menit setelah makan, Diana naik kembali ke kamarnya, begitu pun juga Rere kembali ke kamarnya juga.

Handphone Diana berdering, panggilan telepon dari Noval, Diana bingung untuk mengangkat teleponnya/tidak, Diana masih merasa malu dan belum siap akhirnya dia terpaksa mengabaikan teleponnya.

Berdering lagi hpnya, sekarang massage dari Noval, Diana pun enggan untuk membacanya, tetapi dia penasaran apa chat yang dikirim dari Noval, akhirnya mau tidak mau dia membuka chat nya

"Hai? Kau sangat marah ya?.. maafkan aku, aku sudah kelewatan, aku tau kau pasti kecewa, marah, kesal, aku sangat menyesali nya, tetapi aku juga ingin memberitahumu satu hal bahwa aku menyukaimu, entah mengapa aku tiba tiba mencintaimu. Aku hanya ingin jujur, agar aku bisa merasa lega" Tulis Noval di chat nya.

Membacanya membuat Diana semakin bingung, dia tidak tahu harus berbuat seperti apa, jika dia menolaknya secara halus, dia sangat merasa bersalah, dia takut menyesal karena sudah menolaknya yang bagaimana kalau Noval adalah lelaki yang sangat tulus, dan baik, dia belum siap karena belum pernah merasakan pacaran dan jatuh cinta karena dia memiliki trauma.

"Hai Val, aku juga minta maaf yaa.. soal tadi aku menamparmu, aku hanya merasa teringat akan sesuatu bukan kah kau seharusnya menyadarinya?balas Diana dengan mengetik keyboard nya lalu mengirimkannya.

Beberapa menit kemudian handphone Diana berdering, jawaban dari Noval.

"Sesuatu? Apa? Aku tidak menyadarinya" balas Noval kepada Diana.

"Baiklah akan lebih baik jika aku memberitahu saja alasannya, yang pertama sudah jelas kita beda agama bagaimana jika kita bertahan nanti apakah tidak rumit?, yang kedua kau anak orang kaya, aku hanya anak orang sederhana, kau hidup dengan keluarga utuh bagaikan keluarga cemara, hidupmu sangat nyaman dan terjamin, sedangkan aku hanya anak orang biasa, orangtua ku cerai, aku hanya hidup sebatang kara, mengapa harus aku? Bagaimana tanggapan orangtua mu jika aku adalah wanita yang kau sukai? dan yang terakhir kau harus tahu alasan aku tidak pernah jatuh cinta karena aku telah mati rasa. ayahku yang aku anggap cinta pertamaku ternyata sudah menghianatiku dan juga ibuku, ayahku yang slama ini aku anggap penuh kasih sayang ternyata tega kepada aku dan ibuku, lantas lelaki seperti apa yang harus aku percaya? Sedangkan ayahku sendiri seperti itu, aku benar benar takut val" Diana mengetik dengan meneteskan air mata lalu mengirim pesannya.

"Untuk soal agama, aku tahu kita berbeda, aku hanya ingin menjalaninya, berdoa pada tuhanku seperti apa nanti akhir dari kisah kita, aku hanya berharap kepada tuhan akankah ada keajaiban nantinya?. Aku tidak peduli soal orangtuaku merestui atau tidak, mereka hanya melihat seseorang dari hartanya saja, aku tidak suka dibutakan oleh harta. mereka tidak akan pernah tau alasan kenapa aku memilihmu, karena aku tau kau sangat kesepian, aku ingin sekali melindungimu, karena aku tau kau sangat merasa sakit, aku ingin menghilangkan rasa sakitmu itu, aku ingin membahagiakanmu, ingin menjadi sandaranmu, entah mengapa saat kau menceritakan tentang keadaanmu waktu itu membuat hatiku ikut sakit, karena aku sudah menjadi teman dekatmu, aku merasa kau menjadi bagian dari hidupku, kau tak bisa menyamakan semua lelaki seperti ayahmu, bagaimana jika aku lelaki yang lebih baik dari ayahmu?" Noval membalas teks yang sangat panjang.

Melihat massage dari Noval itu membuat Diana semakin menangis, dia hanya merasa terharu dan tersentuh oleh sikap Noval itu, hanya saja dia belum siap dan belum ingin menjawab ungkapan Noval itu.

Sedangkan Noval duduk diatas motornya didepan lapangan kampus kakaknya, sambil memandang handphone nya berharap Diana cepat membalas massage dan perasaannya. Sudah beberapa menit Noval menunggu jawabannya, namun tidak juga ada jawabannya.