webnovel
#COMEDY
#CAMPUS
#TEEN
#FUTURE

School of Persona

Bagaimana rasanya hidup sebagai remaja di tahun 2042-2043? Ditengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan kompetitif? Mereka itulah yang disebut sebagai ‘Generasi Emas Indonesia 2045’. Berdirilah School of Persona (SP). Sebuah asrama yang dibangun sebagai tempat pembinaan kompetensi dan kepribadian para remaja SMA penerima Haikal Scholarship in Leadership (HSL). Penghuni asrama elit itu sangat heterogen, mereka dituntut untuk memahami berbagai perbedaan persona di dalamnya. Mereka memiliki sisi yang membanggakan, normal, hingga 'liar' secara bersamaan. Bukan kamuflase, itu hanya ukum tiga wajah; pribadi; keluarga; publik. Banyak persoalan, rahasia dan masalah muncul diantara mereka, lama kelamaan membesar, lalu meledak sebagai bom waktu. Lalu, mampukah mereka membangun diri sekaligus menghadapi tantangan besar generasi mereka itu? Unlock the answer by reading this story! ------ Halo, Readers! Selamat datang di novel keempat Aleyshia Wein. Konsep novel ini adalah Fiksi Realistik dengan sentuhan Literary Fiction. Meskipun demikian, sisi romantis akan tetap ada tipis-tipis, baik diantara para penghuni School of Persona, atau Adriana dan Haikal. Author menyarankan untuk terlebih dahulu membaca karya kedua Author yang berjudul 'Laboratory Doctor and Activist' untuk lebih dekat dengan karakter dan kisah Adriana Gerrie dan M. Faqih Haikal yang terbilang cukup filosofis mendasari berdirinya The School of Persona. Seperti biasa gaya bahasa akan cenderung teknis, dan beberapa istilah advanced akan dijelaskan dalam notes Author. Happy reading! Regards, Aleyshia Wein.

aleyshiawein · Adolescente
Classificações insuficientes
268 Chs
#COMEDY
#CAMPUS
#TEEN
#FUTURE

Andreas di Meja Makan

Tiga jam lebih penggeledahan asrama itu dilakukan, dengan hasil berupa nihilnya barang bukti di titik-titik utama, bahkan seluruh ruangan di asrama. Semua petugas telah kembali ke Jakarta, kecuali satu orang; Andreas. Haikal mehanannya untuk berbicara lebih lanjut, sekalian menjamunya makan malam karena memang sudah jauh lewat jam kerjanya di kepolisian.

Kecanggungan benar-benar terasa di meja makan asrama. Hening, padahal cukup banyak orang disana; Haikal, Andreas, Adri, Jerry, Iqbaal, Saheera, dan Dhaiva. Hanya denting sendok, garpu dan piring yang terdengar. Biasanya Haikal tidak sekaku itu soal aturan bersuara saat makan, kali ini hanya benar-benar kaku rasanya, ditambah pembawaan Andreas yang masih sama sejak dulu mereka bertemu, sedingin es tanpa ramah tamah.

Namun Jerry yang sejak awal sudah kesal kepada para petugas dan media itu akhirnya buka suara, "Proses hukum ini akan seberapa lagi, Pak Andreas?"