webnovel

Main Aplikasi

Serangkaian dengan tulisan tanpa judul, maka begitu mudah membuat, mengedit dan meng-unggahnya. Secepat itu. Ia,gan. Nyaris hitungan detik sudah menghasilkan sesuatu karya dengan video durasi pendek. Tapi lagi-lagi budaya Populer telah mewabah sejak lama bak COVID-19. Bahkan Undang undang nya jadi dibuat di Indonesia. Namanya UU ITE. Saya hanya membayangkan bagaimana seorang programmer menghabiskan waktu, tenaga, energi, bahkan mungkin materi untuk menghasilkan aplikasi tersebut, bagaimana coding program ditulis, scriptnya yang jilimet. Tetapi kita pengguna media saat ini terima beres tanpa kekurangan satu apapun. Bahagianya kita, lalu kita dengan tanpa beban hanya bermodalkan sambungan Internet bahkan tidak sedikit kita numpang dengan WiFi gratis, he-he-he, kalau boleh jujur sih, kita modalnya beli Gawai, dan ketika kita mengunduh sebuah aplikasi tersebut kita hanya terbeban dengan secangkir kopi itupun gelas kecil. Hahaha,. nikmatnya hidup ini. Begitu sudah diberikan password oleh waiters dan waitress nya maka kita secara spontan menjadi orang yang egois sedunia. Misalnya kita pergi berempat maka empat-empatnya tanpa bersuara dan masuk kedunia lain sehingga pemandangan ini ada banyak merugikan kita, kejadian disekitar kita seakan bukan disekitar kita, bahkan bila kejadian terjadi pun yang lebih dulu kita lakukan malah mengambil foto dan segera unggah ke media sosial kita. Parah banget, gan. Kemajuan ini sudah hampir memutuskan tali silaturahmi. Mangkanya saya menerapkan ketika kumpul sama teman di tempat yang WiFi gratis, bila ada topik yang dibicarakan maka syarat utama , gawai atau smartphone dikumpulkan dan siapa yang memegang handphone selama pertemuan maka dia yang bayar semua kopi yang dipesan.

Aturan ini kita buat agar memberi kesempatan interaksi sosial. Bayangkan pernah satu waktu ngopi bareng, kita kumpul selama sejam lebih tapi antar sebelah saja saling chat WA, asli tanpa suara. Saya pikir ini juga sudah ke level tingkat dewa cueknya tidak ada sehening sore itu luar biasa tanpa kata. Dan tau apa yang terjadi tidak mencapai mufakat satupun bahkan ada satu diantara kita lebih suka nanti hasil pertemuan dibuat di WAG, lama-lama gila nih pikirku, bagaimana tidak, pertemuan langsung bukan kesukaan lagi diantara anak muda saat ini. Mereka lebih suka ketawa sendiri, asik sendiri dan pelit berbagi sukanya. Tidak salah kalau seiring kemajuan teknologi yang sangat pesat ini, maka muncul juga StandUp comedy yang menurut saya bisa memecahkan keheningan dan memberi canda tawa yang menggelegar dan ada interaksi sosial disana. Bahkan rosting juga bisa salah satu alternatif bisa berinteraksi dengan sesama lewat hujatan atau kegelisahan yang ditulis rapi dengan premis lelucon yang bisa menghasilkan canda tawa dan saya meyakini betul bisa menghilangkan kepenatan sahabat Webnovel yang terus berjuang menulis episode demi episode atau yang barusan ketemu teman namun sudah ketemu,. sudah didepan anda malah masih chat samamu tidak dengan kata-kata, bahkan pamitpun tidak dengan salam hangat lagi hanya dengan mengirim mu emo tangan melambai seakan memberi isyarat kalau dia duluan. Tanpa disadari juga engkau balas dengan emo yang sama menandakan begitu engkau senang ketemu dengan dia,. mending saja kalian video call dan langsung bahas dari jarak jauh apa yang sedang anda bicara kan daripada sudah sampai di tempat mu seakan lebih penting handphone nya daripada anda yang sudah menunggu nya dari satu jam yang lalu.

Sudah jamannya, emang. Jaman now, segala sesuatu serba instan bahkan semakin kesini semakin gila. Orang bukan tidak peduli, hanya kepedulian mereka ke gawainya. Dan ini sudah menyeluruh tidak hanya pada perkotaan bahkan sampai ke pelosok sekali pun sudah sama dengan dikota. Mereka cuek, seperti tidak peduli, namun sebenarnya mereka serius sungguh-sungguh peduli dengan kamu, hanya mereka lebih suka lewat media sosial. Sejak kapan ya begini, nanya siapa nih, serba salah tidak ada satupun yang seperti dulu bersenda gurau, saling cerita, semua asik masing-masing. Apa gak bingung dunia ini. Gak ngerti mau bilang apa, semua diam seribu bahasa. Berbagai spekulasi yang muncul, sombong lah, angkuh, dan apalah semua kita sebut dengan situasi ini. Padahal emang begini jaman ini, ntah diadopsi darimana begini. Jadi bingung,. bahkan saya yang kuper atau mereka yang kemajuan. Tidak penting siapa yang kemajuan dan kuper tapi ini kenyataan pahit. Kalau disuruh milih ingin dijaman belum secanggih ini, jaman gim ular masih muter muter di handphone jadul.

Miris rasanya tapi apa mau dikata. Ini bukan rekayasa perangkat lunak, tapi sudah kepada kenyataan hidup yang harus diterima. Pada saat ini kayaknya orang lebih panik kehilangan smartphone nya daripada kehilangan duitnya. Berbagai alibi dilontarkan bla bla bla bla. Setiap harinya lalu lintas data tak terbayangkan. Tidak ada yang berarti tidak ada yang begitu penting. Tetapi dunia bisa serasa kiamat bila ditemukan jaringan 2G/3G/4G anda tiba-tiba lemot. Namun sekalipun banyak kemajuan dalam pengembangan aplikasi saat ini, kita masih menemukan orang yang Konsisten tidak terpengaruh dengan segala kemajuan jaman ini. Mereka yang masih belum tersentuh dengan segala kehidupan teknologi, khususnya mereka di pedalaman. Mereka tidak mengenal informasi COVID-19, tidak terganggu dengan industri 4.0, bisa saja mereka anteng disaat kita kocar kacir mempersiapkan segala sesuatu menghadapi kejadian luar biasa ini. Mereka tidak perlu mengenakan masker, tidak perlu menggunakan sanitizer, apalagi harus menggunakan siku bukan tangan dalam bersalaman. Mereka tidak harus libur secara nasional untuk menghindari kontak fisik dengan sesama. Saya bisa membayangkan betapa bahagianya mereka dikala kita yang hidup dalam peradaban serba digital mereka begitu bebas menelusuri keheningan lingkungan mereka.

Aplikasi yang begitu dahsyat di abad ini, berseliweran bak tidak terbendung lagi. Video durasi pendek menghiasi media sosial kita. Sejenak sangat menghibur, bahkan ada saja yang bermunculan dengan begitu cepat nama orang yang secara kebetulan bernama Corona. Dia bernama Corona tapi dia masih sehat bukan penyakit. Begitulah keadaan saat ini. Semakin ramai pemberitaannya maka trending topik menyertainya. Komentar begitu bebas dalam berekspresi. Penggunaan aplikasi ini, tidak sedikit yang tiba-tiba jadi Viral, meniadakan norma sekalipun orang lakoni demi konten yang ingin dibagikan ke publik guna tujuan utama adalah hiburan. Aplikasi TikTok misalnya. Sangat populer saat ini, dan tentu kita sebagai pengguna yang gratisan, patut rasanya mengucapkan terima kasih kepada pembuatnya. Pada saat yang bersamaan manusia dibuat terhibur oleh nya walaupun tidak sebahagia mereka yang belum mengenalnya. Semua dilakukan beralasan untuk memberi hiburan ditengah masyarakat pengguna media sosial. Yang menjadi catatan adalah jangan terlalu banyak bermain main dengannya, manfaatkan sesuatu yang ditawarkan aplikasi pada tempatnya saja. Apa yang menjadi kebutuhan mu, gunakan sebaik-baiknya agar tidak mengurangi nilai keberadaan kita didunia nyata. Jaman ini sangat sangat enak bila dimaknai sebagai bukti keberadaan kita di jaman modernisasi yang super canggih. Dulu orang tidak bisa membayangkan bagaimana manusia yang satu bisa berhubungan dengan manusia lain dibelahan dunia lain. Manusia bisa saling belajar di jaringan yang sama pada tempat yang berbeda. Live streaming menjawab keterbatasan waktu bertemu muka. Dan lain sebagainya yang telah memberikan sumbangsih yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Namun kesadaran kita sebagai pengguna yang gratisan ini, layaknya menghadapi kenyataan yang membutuhkan kejelian dan kehati-hatian agar tidak menjadi bumerang bagi masyarakat banyak.

Dulu, untuk menggunakan jasa transportasi harus berdiri dipinggir jalan berlama-lama untuk menunggunya lewat. Tapi sekarang dengan bantuan aplikasi, masyarakat sambil ngopi diteras rumahnya, alat transportasi itu menghampiri mu. Keadaan keuangan mu sudah bisa terukur karena langsung lewat aplikasi memberi mu informasi berapa yang harus kita bayar. Canggih bukan?,sembari saya memesan jasa transportasi menuju Bandara. Beberapa menu berikutnya, langsung datang dan pak supir nya berkata, "sesuai alamat ya mas", "ia pak, jawabku". Sayapun naik angkutan tersebut, diperjalanan saya ajak bapak itu bercerita. Awalnya iseng aja agar tidak begitu terlihat kasta, dia. supir saya pemakai jasanya. "Sudah berapa lama, pak menjalani profesi ini?, "tanyaku, sambil menaiki kaca di sebelah kiri ku. "Kalau jadi supir, sudah hampir 10 tahun, mas","jawab bapak itu" , "emang saat ini, inilah pekerjaan yang menjanjikan,mas","lanjutnya". Saya pun berpikir sejenak, emang benar juga ya. Pelan-pelan mas, "kataku", kebetulan, pagi itu, jalanan macet, kebetulan jam berangkat anak sekolah, namun tidak seramai dihari biasanya saya lewat disitu. Hari itu saya tidak berangkat kerja, karena Minggu kemarin saya masuk, sehingga sekarang, Senin saya change off day. Lalu saya bertanya kepada bapak itu, "koq, ramainya beda ya pak, pagi ini.", "Iya, mas". "Kayaknya, pagi ini semua kelas, masuk pagi semua", "karena COVID-19 ini, pemerintah memberikan instruksi ke setiap kepala daerah, agar meliburkan siswanya sampai tanggal 30 Maret","apa benar,pak","tanyaku"."Ia,. mas", tadi pagi anak saya yang kasih tau","oh, sambil saya chat ke rumah nanya apa benar, anak-anak diliburkan. "Beberapa detik, notifikasi di WA bunyi, dan benar adanya, emang sedang diliburkan hingga 30/03/2020. Perjalanan menjadi cair, bapak yang mengendarai kendaraan ini, dilihat dari perangai nya suka ngobrol. Tepat sekali lah pikir ku, asik juga nih bapak. Begitu sampai tujuan, saya bergegas turun, saya langsung bayar. "Makasih ya pak"."Senang, bisa jalan sama bapak". "Mas, ini kembalian nya","sambungnya". "gak apa-apa,pak","buat bapak aja",nuhun nya","katanya", diapun senang walau sedikit sisanya tapi saya tau sangat berarti buat dia." Sembari dia jalan, dia pesan, "mas, tolong ya dikomentari, perjalanan kita tadi," secara objektif saja mas","biar pihak aplikasi, memberi penilaian","pasti pak, segera akan saya kasih 5* , "makasih mas".

Saya jadi sadar bahwa betapa pengaruhnya aplikasi ini bagi keberlangsungan transaksi yang terjadi. Terimakasih kepada pengembangan-pengembangan aplikasi yang luar biasa ini. Kalianlah yang sudah memberi nilai edukasi di masyarakat, dan memanfaatkan teknologi bagi kegiatan kehidupan manusia. Bagi, rekan-rekan, sahabat, teman mahasiswa yang bergerak di program studi ilmu teknologi, terus berjuang dan belajar. Kembangkan pengetahuan yang sudah dimiliki kepada hal-hal yang berguna bagi kehidupan. Di masa depan saya bisa membayangkan, jangan-jangan kita nanti tidak lagi diantara oleh manusia tapi bisa saja menyerupai manusia, ketika robotik bisa berbaur dengan kehidupan nyata. Kalau dalam bidang industri / produksi teori robotik terus berkembang bahkan dalam pengendalian mesin sudah banyak menggunakan kolaborasi manusia sebagai operator terhadap robot sebagai penggeraknya. Rasa syukur dari kita dengan tidak menyalahgunakan setiap kemajuan teknologi ke hal-hal yang tidak baik. Biarlah kita menjadi pengguna yang bijak, dan juga dengan demikian maka kita sudah memberikan penghargaan kepada mereka yang telah berjasa dalam membuat aplikasi yang saat ini kita sudah rasakan manfaatnya. Saat ini, mau membeli sesuatu yang barangkali barang nya tidak ada di kota anda, jangan kuatir, anda bisa belanja online dan barang langsung diantar ke depan pintu rumah anda. Atau sedang melakukan transfer uang ke Keluarga anda yang jauh dari kota dimana anda tinggal, tidak perlu anda cuti, atau ngantri panjang di Bank, cukup anda lakukan transaksi anda lewat gawai ditangan anda. Gampang kan? Oh my God, hidup begitu gampang, tapi begitu wabah itu menjadi menakutkan, maka semua serasa tidak ada artinya. Jadikan semuanya menjadi pembelajaran berharga agar tidak menghakimi mu, memberi mu rasa bersalah yang berkepanjangan. Jaga kesehatan, dan lakukan bagian kita yaitu waspada, kita senantiasa berserah kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya. Hanya Tuhan yang tidak ketakutan mendengar fenomena ini, wong di izinkan Dia segala sesuatu terjadi. Hanya, beberapa hal yang kita perlu catat sebagai umat manusia yang percaya adanya Tuhan, kita berharap dengan kuasaNya, mampu mengendalikan keadaan yang semakin memburuk ini. Tingkatkan keimanan kita dalam melakukan dan menjalani hidup ini. Jangan panik, tetap semangat dan percaya bahwa pemulihan bisa terjadi atas seizin Tuhan. Apa yang disarankan oleh pemerintah jangan bersikap apatis tapi berlaku lah bijak karena pemerintah sangat peduli akan segala keadaan yang sangat terjadi saat ini. Bila kita ikuti ketakutan kita, bisa saja kita takut kemana-mana, sementara kehidupan kita menuntut kita emang harus kemana-mana dalam melanjutkan kehidupan kita. Lewat tulisan tanpa judul ini, biarlah yang lain mengangkat kisah yang lain, tapi penulis kisah tulisan tanpa judul ini memilih mengembangkan judulnya kepada hal yang progres agar pembaca tidak harus berjuang berfantasi untuk memahami pesan dari novel ini. Sebagai penulis, ingin pembaca memahami bahwa yang sedang dibaca bukan karangan bebas namun sebagai realitas kehidupan saat ini. Mungkin saja berkata, ah ini mau sudah gaya masyarakat +62 , saya mau bilang bukan. Ini kenyataan hidup yang harus kita jalani bersama. Tidak ada yang hebat di dunia ini, tidak ada yang kebal terhadap hal apapun. Begitu fenomena ini datang, maka berjaga-jaga menjadi langkah awal yang harus kita lakukan agar terjaga dari segala kemungkinan yang bisa saja terjadi. Kita sebagai karyawan biasa, pejabat publik, masyarakat umum, siapapun kita wajib hukumnya menjaga kesehatan karena bila keadaan ini memburuk, dia tidak mengenal kita siapa. Koq jadi takut gitu, ya hehehehe. Ingat : gunakan aplikasi seperlunya, hargai para programmer yang sudah bersusah payah menghadirkan aplikasi hebat dan berkualitas di gawai anda menggunakan nya dengan gratis. Jangan lupa biasakan diri memberi review berupa bintang pada aplikasi yang anda unduh dari android anda, sebagai bentuk penghargaan kita kepada pengembang. Pastikan kita memberikan saran, komentar yang membangun bukan malah menghujatnya dengan kata-kata pahitmu.