webnovel

Covid 19

Tidak penting istilah ini darimana. Juga tidak begitu perlu saling menyalahkan darimana penyebaran penyakit mematikan ini. Menjadi trending topik, adalah sebuah kejadian luar biasa yang sudah menggemparkan seluruh bumi. Berawal dari Wuhan salah satu daerah di Cina dan terus bergerak ke negara lain di bumi. Apakah karena trending topik makanya kita sebut ini populer? Tidak semua yang populer buruk namun diharapkan ketenangan bukan kepanikan. Beberapa fenomena menyertai trending topik ini, ada MASKER dan Hoaks tidak mau ketinggalan juga ikutan populer seiring masing-masing negara memberi himbauan agar terus menjaga pola hidup sehat. Yang menjadi kegelisahan ku adalah apakah pola hidup sehat belum ada sebelumnya? Lagi-lagi karena emang kebiasaan mengkritisi sesuatu terus bergejolak dalam hati, atau sebelumnya kita benar-benar amburadul dan bersyukur karena berkat info penting ini akhirnya kita jadi rajin cuci tangan. No,no,no..... pola sehat sudah sejak lama hanya karena sedang viral maka kita tidak bisa menyendiri keluar dari KEVIRALAN tersebut, hehehe kitapun ikutan mempersiapkan sesuatu, masker menjadi barang berharga tiba-tiba, sanitizer juga urutan berikutnya, muncul berbagai pandangan,. bahkan tutorial-tutorial bagaimana menggunakan masker yang baik,. bagaimana membuka pintu dengan baik agar tidak menggunakan tangan terlalu banyak. Tapi dibelahan bumi lain, sibuk mengembangkan penelitian bagaimana menemukan Vaksin dari penyakit ini,. di wilayah lain sibuk membangun rumah sakit untuk penanggulangan para korban yang terjangkit virus ini, saya terdiam lama. Bahkan sempat ada yang mengetuk pintu ruangan ku sambil asik meneruskan episode mangatoon ini malah saya tidak dengar terpana dengan segala kesibukan menghadapi virus ini. Bagaimana tidak panik, asal kena langsung Ko'id walaupun disisi lain kita meyakini bahwa ajal ada ditangan Tuhan, berarti salah'satu media ajal adalah virus ini, bisa jadi. Sudah jadi bukan lagi berandai, sudah banyak yang dipanggil lewat penyakit mematikan ini. Begitu pintu saya buka, eh bosku datang, sayapun berdiri dan menemuinya diruang tengah kantor ku, "Santo","ia pak","jawabku". Hotel kita ini, sangat terganggu dengan isu Corona ini. "Bagaimana menurutmu". "Saya ikut saja pak, apa rencana bapak dengan ini, "lanjutku". Bos sambil meneguk air mineral, melanjutkan kalau segera anak-anak maksudnya karyawan di kumpulkan untuk memberikan informasi keadaan ini sambil mencari alternatif dengan tujuan utama bagaimana *occupancy* naik, dengan mencari segmen pasar lainnya. Awalnya hotel tempat saya kerja ini, sebagian besar dari mancanegara. Segera saya laksanakan saya buat undangan pertemuan lewat WAG itulah enaknya sekarang, kalau dulu harus buat internal memo dan sebarkan ke divisi, sekarang ketik sebentar sudah bisa dibaca oleh anggota grup WA tersebut. Dalam undangan itu, saya memilih waktu pas jam 15.00 sore, agar tidak begitu terganggu waktu kerja. Dan semua karyawan berkumpul dan saya membuka pertemuan sore itu, dan sebelumnya emang sudah beredar isu kalau ada pengurangan karyawan karena di kota ini sudah berapa hotel tutup dan karyawan dirumahkan. Melihat rekan-rekan karyawan, sayapun mencairkan suasana sambil mengajak mereka untuk santai relaks saja jangan tegang. "Selamat sore, semuanya". Merekapun sahut, "selamat sore juga pak"."Apa kabar semuanya","Luar, biasa, yes,yes". Sepintas mereka masih semangat. Tetapi dari tatapan satu dua diantaranya sedikit ada keraguan dan ketakutan. Sayapun melanjutkan sebagaimana perintah langsung dari BoD (Board of Director) bahwa kita sangat terganggu dengan adanya penyakit yang mematikan yang sudah nyebar kemana-mana saat ini. Maka perlu kita melakukan efisiensi disegala bidang, dan menemukan segmen pasar baru untuk meng-cover tamu kita dari luar negeri. Juga peninjauan alotment serta harga agar kita sesuaikan dengan keadaan ini. Dengan semangat seakan ada yang dipilihkan karena anggapan awal mereka pengumuman karyawan dirumahkan, suasanapun cair dan kami akhiri dengan ngopi bersama dan semua ngutip uang untuk membeli gorengan, emang ya budaya kita ini sangat kental dengan kekeluargaan. Tanpa jabatan, status melebur menjadi satu.

Keadaan COVID-19 sangat mengganggu semua kegiatan bisnis. Pariwisata, industri yang bergerak di bidang eletronik, juga terganggu. Bisa dipahami karena ada beberapa industri di perusahaan dikota saya tinggal, raw material atau bahan baku berasal dari Cina, sehingga tidak bisa dipungkiri mengalami dampak terhentinya produksi. Beberapa perusahaan jasa Tour and Travel juga ikut merumahkan karyawannya. Hal ini harus dimaklumi bukan keinginan sepihak manajemen perusahaan namun keadaan yang sangat berdampak dari wabah penyakit mematikan ini. Apa itu COVID-19? seharusnya diawal episode ini saya tulis, tapi saya pikir belum terlambat, lagian pembacanya juga mungkin sudah tau artinya atau jangan-jangan tidak mau tau. COVID-19 itu adalah sebuah penamaan terhadap penyakit ini yang detailnya adalah sebagai berikut : Co = Corona , VI = Virus, D=Disease, 19 adalah Tahun 2019, inilah penjelasan dari COVID-19 tersebut, saya percaya semua pembaca sudah mengetahuinya.

Ancaman virus ini, tidak mengenal siapa kita, latar belakang kita, kasta kita, tapi dia menyerang stamina dan daya tahan tubuh yang lemah. Yang diharapkan bagi masyarakat, jangan panik. Kepanikan tidak membantu menjaga kekebalan tubuh, tapi pola hidup sehat itulah yang membantu kita boleh tetap dalam kondisi tubuh yang sehat dan fit sehingga serangan Corona ini bisa mental dan kita terjaga. Apakah Masker membuat mu terjaga? Saya tidak bilang tidak. Namun, logika kita harus berfungsi dengan baik, dimana masker itu untuk menjaga penularan terjadi artinya Fungsi utama masker adalah bagi mereka yang terjangkit. Tapi lagi-lagi budaya kita dengan Populernya maka auto semua orang mengenakan masker. Masker sudah dianggap sebagai benteng pertahanan yang menjanjikan. Pada kesempatan ini, izinkan saya berbagi satu hal yang mungkin tidak pembaca sukai, seberapa tebal MASKER yang kita kenakan ketika daya tahan tubuh lemah maka kemungkinan kecil bisa tertular virus ini. Mungkin pembaca memastikan apakah saya mengenakan masker. Dengan jujur saya katakan bahwa saya tidak sedang sakit sehingga saya tidak mengenakan masker. Bisa saja tiba-tiba langsung menghakimi ku dan berkata sombong amat nih orang, sorry gan, saya bukan sok, tapi saya bernalar bukan ikutan dengan fenomena pemakaian masker. Bahkan masker sudah menjadi barang mahal dan berharga saat ini, mungkin saja seumur-umur masker baru mendapatkan tempat dihati manusia pada saat Corona ini muncul. Andai kata dia bisa berkata, dia sudah teriak-teriak happy mendapatkan posisi paling atas diantara yang lain yang dibutuhkan manusia sejagat raya saat ini. Bahkan ada saja manusia yang memanfaatkan kesempatan ini dengan menduplikat masker tanpa melalui proses standarisasi yang benar. Sejenak saya lihat lonceng di dekat profilku di aplikasi mangatoon dimana tulisan tanpa judul saya lanjutkan, sekedar pemberitahuan kalau episode Corona yang sedang pembaca baca sudah lulus seleksi. Dalam kecilku, kalau tidak lulus berarti pemberitaan yang sudah mendunia ini tidak sampai di ruang mangatoon tapi ternyata pengelola aplikasi ini juga mengikuti pemberitaan yang ada dan saya yakini kalau semua bermasker, hahahaha canda gan, dari tadi kayaknya serius amat. Kalau nafasnya ngap-ngapan, buka aja maskernya di samping kiri kanan mu mereka sehat semua koq, hanya tetap jaga kesehatan, jangan suka minum yang dingin-dingin kalau bisa air hangat, saya menirukan kata dokter ketika kemarin saya sempat check up biasa faktor lemak, abis makan enak, eh kolesterol naik. Dan setengah lucu, semua suster di klinik itu mengenakan MASKER, dan iseng saya candain saya bilang begini, "mbak-mbak semua sakit ya", dari belakang ku ada suara, "maaf ya kita sehat". Saya ketawa,. dan sambil ngeledek gitu, "kalem aja mbak,. nanti virus nya keluar",saya yang sakit malah mbak yang maskeran. Tapi semua orang tidak sama,. itulah kenyataan yang sedang kita hadapi. Fenomena tidak bisa dihindari apalagi ditolak.

Selesai periksa, saya bayar ke kasir dan saya pikir yang di kasir terbebas dari fenomena tersebut malah saya liat dia mengenakan doubel masker nya. Sehingga membuat suaranya tidak begitu jelas. Saya bayar, saya ambil obat sambil berkata, "semoga lekas sembuh ya, mbak. Dia antara senyum dan apalah karena senyum nya dinikmati sendiri dibalik maskernya yang tebal itu. Saya langsung pulang dan di pemberitaan di TV juga sedang memberitakan kalau ada salah satu pejabat negara positif terkena COVID-19. Anak-anak ku suruh beli masker karena melihat dan mendengar di TV. Sayapun tidak mematahkan semangat mereka dan ambil sikap seperti lebih smart dari mereka dengan menjelaskan kegunaan masker sesungguhnya dan malah saya suruh beli bukan masker tapi sanitizer. Mengapa saya memilih sanitizer karena saya percaya lebih besar kemungkinannya menular lewat tangan dibandingkan dengan nafas kehidupan. Ini analisa pribadi, gan. Jangan ikutan, kalau sudah terlanjur beli masker bahkan sudah memborongnya digunakan dengan baik jangan mubazir. Biasa aja, jangan panik, itulah yang saya sampaikan sama anak dan orang rumah ku. Jaga kebersihan dan pola makan yang teratur, percayalah kita akan tetap terjaga staminanya maka aman. Saya tau persis kalau mereka (anak-anak) mau merasakan mengenakan masker, maka sambil duduk didepan tv dan saya ambil lembaran tisu dan saya bolongin di kiri kanannya untuk lubang kuping, maka merekapun serasa sudah mengenakan tisu. Senang rasanya bisa memberi mereka masker buatan ala mangatoon, maksudnya ala author Tulisan Tanpa Judul. Karena diam-diam mereka sudah ke warung dekat rumah tapi kata warung nya masker sudah 1 Minggu terakhir tidak ada di pasaran. Emang ya, latah terhadap KEVIRALAN tidak mengenal usia, ke anak-anak pun bisa terprovokasi masalah dia lihat orang kebanyakan mengenakan masker. Lalu si kecil ku bicara, pa,"katanya" , berarti besok pakai tisu ajalah ya ke sekolah", "saya jawab,. boleh, tapi yang utama sanitizer ya, "ia pak" ,"lanjutnya", "wali kelas emang sudah suruh bawa sanitizer ke sekolah", "syukurlah" Artinya lembaga penyelenggara pendidikan juga sadar bahwa lebih baik tangan dari nafas yang dijaga kebersihannya. Saya pun langsung mengkonfirmasi apakah sekolah menyuruh mengenakan masker, dan anak saya menjawab kalau pihak sekolah memberikan kebebasan siapa yang mau pakai masker, silakan, "katanya".

Corona atau kerennya disebut COVID-19 sudah menjadi ketakutan luar biasa dan mendunia. Lalu ada yang iseng bertanya, sampai kapan ini terhenti? Kalau proses isolasi dan penanganannya baik serta para profesor bekerja keras menemukan Vaksin nya kemungkinan terhenti ada. Namun, bila penanganan terkesan lambat maka dipastikan kemungkinan seluruh manusia terjangkit bisa jadi. Apakah ini sudah tanda kiamat? Kekuatan Tuhan yang mampu menghentikan ini. Dibawah kolong langit ini, tidak ada satupun yang terjadi tanpa sepengetahuan Tuhan. Pernyataan ini seperti teologis sekali tapi ada benarnya. Sehebat apapun penemuan manusia bila Tuhan izinkan terus terjadi siapa yang melarangNya? Umat yang percaya kepada Tuhan, lakukan yang benar dan baik. Apa itu, salah satunya adalah jaga kesehatan. Orang benar dan percaya Tuhan itu akan terlihat ketika mereka percaya akan sains. Bila kedokteran memberi hipotesa bahwa kekebalan tubuh yang bisa mengcover hal itu, jangan abaikan, tapi sebagai bukti percaya Tuhan, percaya juga pada mereka yang sudah teruji hipotesa nya. Jangan mentang-mentang kita percaya Tuhan, maka kitapun sembarangan dan seakan menyerahkan seluruh kepada Tuhan. Itu sah saja namun Tuhan menyampaikan sesuatu harus melalui manusia dan lainnya artinya tidak salah percaya Tuhan bahkan wajib hukumnya tetapi menjaga kesehatan menjadi hal yang tidak kalah penting dengan percaya Tuhan. Doa juga salah satu alat dalam memohon kepada Tuhan agar fenomena ini bisa ditemukan solusinya. Bukan memohon menghentikan, Tuhan yang punya kuasa di seluruh alam semesta ini, tapi kalau boleh share doa yang tepat menurut saya, Tuhan engkau tunjukkan jalan dan solusi untuk segera para profesor kedokteran menemukan Vaksin atas penyakit ini. Doa orang benar bila yakin didoakan maka percayalah besar kuasanya. Mungkin pembaca beda pendapat dengan saya, hehehehe malah dipertanyakan,bro kalau sempat sama. Kita terlahir sudah beda, namun perbedaan kita itu adalah kekayaan kita dalam berpendapat, ada banyak warna. Perbedaan bukan untuk disamakan tapi biarlah perbedaan di satukan dalam bingkai keberagaman,. dibawah satu semboyan kita Bhinneka Tunggal Ika, sehingga perbedaan yang berdampingan adalah warna kerukunan yang beradab. Terus membina persatuan, lewat segala sesuatu, bahkan tulisan tanpa judul ini mengambil bagian didalam nya dengan menyampaikan pesan agar hindari permusuhan karena perbedaan sebaliknya pelihara kerukunan karena perbedaan. Cerdas dalam mengkonsumsi pemberitaan, aktifkan logika yang logis, pertahankan sifat kritis yang terukur, berinternet sehat dengan tidak sembarangan memforward setiap berita yang ada di media sosialmu. Jadilah penikmat berita yang terseleksi dengan sumber yang benar. Ubah cara pandang terhadap sesuatu, dan jaga persatuan diantara keberagaman. Corona bukanlah akhir kehidupan, ada banyak cara Tuhan memanggil setiap pribadi, tapi dengan fenomena ini, bila kita diluar track nya kebenaran, kembali lah ke jalan yang benar sembari masker bila itu membantu mu meminimalisir kepanikan mu, kenakanlah dengan baik dan benar, bila sanitizer membantu mu meminimalisir kekuatiran mu, pakailah dengan semangat. Bila selama ini pola hidup mu sembarangan, mulai pikirkan pola makan yang baik dan sehat, pola tidur, siapatau dengan itu semua anda menjadi lebih semangat. Hindari paranoid ketemu orang, kurangi percaya dengan hal-hal yang berseliweran dimana-mana pemberitaan. Tetap konsisten pada stamina tubuh, serta andalkan Tuhan yang engkau percayai, mampu mengendalikan semua yang terjadi dibawah kolong langit ini, dan pastikan hanya Dialah yang mampu mengubah segala sesuatu menjadi baik dengan sejenak, karena Dia pencipta langit dan bumi dan segala isinya. Corona? ya tetap Tuhan yang mengendalikan. Mau lanjut? tapi lebih baik ke episode selanjutnya yang tidak kalah seru asal pembacanya Konsisten mau membacanya sampai akhir. Hehehehe