in his shadow

Waktu serasa menjadi lebih lambat bagiku, memahami arti sebuah rasa dan cara untuk menyembunyikannya begitu sulit. Memutuskan untuk menjauh hanya dalam angan. 2 semester ternyata belum cukup bagiku untuk terbiasa dengan hadirnya. Tapi sekarang jauh lebih baik, aku tak lagi mematung kala melihatnya. Hanya tanganku masih membeku dan denyut jantung yang berdetak kencang. Menghindar untuk tak bertemu mustahil, nilai akhir pratikumku berada di tangannya karna dia asdos saat ini. Menghindari interaksi langsung adalah salah satu cara yg cukup ampuh.

Tapi entah kenapa semakin ke sini, semakin aku mengikuti jejaknya. Mulai kegiatan extra, kelas matkul sampai sub bidang ilmu pun memilih sub yang sama. Sampai detik ini pun aku sendiri tak yakin kenapa bisa memilih sub yang secara kemampuan bukan bidang yang aku kuasai. Rara berulang kali bertanya tentang keseriusanku untuk memilih sub yang menurutnya diluar prediksi. Seperti membuang nilai dari matkul untuk sub yang nilainya lebih baik. Ku akui nilai matkul untuk sub itu di bawah rata-rata, bahkan setelah perbaikan di semester pendek baru berubah dari D ke B. Sedang menantang diri sendiri? atau aku benar-benar tak bisa jauh dari bayangnya? aku tau mengerti. Benar-benar merasa dalam bayangnya.