Apalagi dia sendiri sudah mengatakan sebelumnya, berusaha membuatku terpancing emosi. Terus, ketahuan oleh Dosen sekitaran sini. Entah kenapa bisa berpikiran seperti itu? Apa salahnya mencoba buat berpikir secara positif? Dan relakan ketika dapatkan sebuah gambar begitu tegang banget.
Mungkin kebanyakan orang terasa bimbang, dan bingung harus melakukan apa lagi supaya dirinya bertindak seperti teman sekelas. Hingga akhirnya, menyadari bahwa si Frendy cenderung jahat setelah lihat wajahnya sinis banget padaku. Apalagi suasana sekarang begitu susah untuk lupakan kenangan bersama dengan yang lain.
Aku pun tahu betul rencana dia ke depannya bakal merusak aktivitas kegiatan yang bakal kita lakukan, meski harapanku ia segera berubah ke sedia kala. Terkadang selama ini aku sudah berusaha mengakui saat ini, begitu kehilangan sosok beneran kreatif. Sayangnya, malah aku tak sempat menemukan penggantinya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com