Setelah sampai di tempat tujuan sambil memikirkan masa lalu kita, berujung terjadi kepada Citra. Tiba-tiba terjatuh padahal dia enggak lari loh, kenapa bisa jatuh aneh banget? Untungnya, di sekitar sini tidak banyak orang. Wah ... kalau terjadi menertewakan Citra bisa-bisa bertengkar lagi! Soalnya, sudah sesuai sama feelingku mengatakan demikian. Walaupun aku enggak jadi pesan minuman kesukaan Citra. Lebih baik tanya padanya mengenai kesakitan setelah jatuh.
"Citra, enggak apa-apa?"
"Enggak apa-apa kok, Kak."
Tidak tahu nih, apakah dirinya beneran sakit? Takut berpikiran aneh-aneh terhadap Adikku sendiri. Karena, dulu pernah terkena prank kalau zaman sekarang sebutan seperti itu. Meskipun tidak terkena gambaran bahwa diriku marah padanya. Tetap saja sabar menghadapi kelakuan Citra penuh dengan kejutan. Tetapi aku malah kasihan yang sekarang sepertinya, serius soalnya di depan ada batu besar. Mungkin saja detik ini bakal berdarah.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com