Meskipun video call kita berdua hanya sebatas ingin silaturahmi saja, selebihnya hanya sewajarnya apabila aku sangat rindu padanya. Walaupun kejadian sudah cukup lama, tapi masih tersimpan dalam ingatanku. Bila perlu mempertimbangkan kenapa aku lebih condong menyaksikan masa laluku di dalam khayalanku. Kalau menurut orang sekitar nih, "Sudah gila ya, bicara sendiri kalau bertemu dengannya. Tak habis apa sih membuatnya stress berat?"
Padahal aku sendiri tidak begitu stress hanya memikirkan sambil bicarakan sendiri, jangan sampai informasi sudah lampau terdengar lagi di masa sekarang. Apalagi berkaitan sama mantanku, bisa-bisa dapat teguran dari Suci. Kenapa sampai sekarang masih memikirkan masa laluku begitu melengkat di dalam kehidupanku? Sehingga tak usah memikirkan isi hati seseorang sebelahku seperti apa. Lagi pula selama menunggu keputusan darimu cukup lama, membuatku sampai kehabisan kesabaran.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com