Keesokan harinya...
Kirana merasakan nyeri hampir di seluruh tubuhnya, terutama di bagian ulu hati. Tapi mau bagaimanapun juga, mereka harus melanjutkan perjalanan. Samir dan Raden Sastra berjalan dibarisan paling depan, sedangkan yang lainnya berjalan dibelakangnya.
Jalur yang mereka lalui adalah jalur yang sama, mereka kembali melewati goa misterius itu hanya saja anehnya, ketika melewatinya untuk yang kedua kalinya, goa itu terasa begitu pendek. Cuma butuh sekitar dua puluh menit saja untuk sampai di pintu keluar goa.
"I... Ini nggak salah kan?" Messi kebingungan ketika sudah keluar dari pintu goa.
"Sepertinya tidak" jawab Kirana juga bingung.
"Padahal waktu awal kita melewati Goa ini banyak sekali rintangan, kita melewati pintu Goa yang sama tetapi kenapa jalannya terlihat begitu berbeda? Bahkan jalur lumpur dan juga bebatuan tajam itu pun tidak ada!"
"Kau benar Kak, jalur ini seperti lorong lurus saja tidak seperti awal kita ke sini" sahut Sundari juga heran.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com