Sejak saat itu, setiap kali usai bekerja mencari kayu bakar dan umbi para warga beserta anak-anaknya berlatih. Ada yang berlatih menembak dengan ketapel, ada yang berlatih memanah dan juga berlatih pedang. Hanya saja, karena pedang terbatas maka terpaksa sebagiannya lagi berlatih menggunakan tongkat.
Meskipun fasilitas terbatas, tapi mereka tidak pantang menyerah. Melihat semangat para warga juga anak-anak, Kirana merasa sangat bersemangat.
Wuuusss... Sleep... Anak panah menancap tepat sasaran. Setelah beberapa kali latihan, Kirana pun berhasil menguasai ilmu memanah. Kalima sangat bangga, Kirana mampu menerima ajarannya dengan baik.
"Bagus Ndoro, kau belajar dengan sangat cepat" ucap Kalima tersenyum tenang.
"Terimakasih paman Kalima" jawab Kirana tersenyum riang.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com