Raden Sastra menggenggam kedua tangan pria itu supaya berhenti untuk menyembahnya, berusaha untuk menenangkan di sisi lain Kirana juga tidak tega melihat pria yang sudah tua menangis meluapkan seluruh harapannya.
"Tapi jangan pernah berhenti berdoa" ucap Raden Sastra dengan wajah yang teduh.
Tetapi dengan kedatangan kakek tua itu akhirnya Raden Sastra pun mendapatkan sedikit informasi, bahwa prajurit yang mendampingi para perompak itu tidak terlalu banyak karena sebagian dari mereka juga sedang berjaga di istana.
Pada saat itu juga istana sedang mempersiapkan pesta rakyat untuk merayakan panen, jadi satu kesempatan untuk Raden Sastra menghancurkan rencana yang tersusun di pantai Selatan.
Setelah meluapkan seluruh keluh kesahnya dan juga informasi yang ia tahu, sang kakek dan keempat orang lainnya pun berpamitan untuk pulang. Sebagian perajurit sudah tertidur, begitu juga Kirana dan Messi.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com