Zayyan curi-curi pandang ke arah Alyn dan Igho yang saling menyuap. Mereka saat ini berada di restoran terdekat dari Taman. Zayyan menatap sebal sekaligus dongkol karena sepertinya ia tidak dianggap di sini. Dengan kata lain, dirinya hanya sebagai obat nyamuk semata. Namun, meski begitu Zayyan senang. Senang melihat Igho yang sedari tadi terus tersenyum.
Apa ia bilang? Kebahagiaan Igho itu ada pada Alyn. Anaknya aja yang ngeyel dan gengsinya selangit.
'Ternyata kedatanganku ke sini membuahkan hasil juga. Semoga saja keduanya terus bersama.' Zayyan membatin.
Semua makanan sudah tandas tidak tersisa. Zayyan yang merasa keberadaannya termasuk mengganggu memutuskan untuk pulang. Besok pagi jadwal kepulangannya. Malam ini dirinya harus beristirahat lebih awal. Nggak lucu kan kalau ketinggalan pesawat?
"Aku pamit ya, Alyn, Igho." Beranjak dari tempat duduknya.
"Loh? Kenapa cepat sekali." Alyn tampak terkejut.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com