Iqbal masuk ke kamar, dan Dion mengikutinya. Iqbal hanya menuangkan segelas air sebelum memasukkannya ke mulutnya, "Ada apa kamu ke sini?"
Sebelum dia bisa selesai berbicara, Dion meninju Iqbal dengan tangannya. Iqbal tidak bisa membela diri. Setelah dipukul, dia mundur beberapa langkah. Cangkir air yang dipegang jatuh ke atas meja dan airnya tumpah. Tetes demi tetes jatuh dari atas meja ke lantai.
Pakaian Iqbal menjadi basah. Sudut mulutnya dipenuhi dengan darah karena tinju dari Dion. Dia dipukuli hingga duduk di lantai. Sudut mulutnya terasa sakit, dan butuh beberapa saat sebelum Iqbal mengulurkan tangannya untuk menyeka darah dari sana. Iqbal mencibir dalam hatinya. Dia tidak menyangka dia sudah lama tidak melihatnya, tetapi keahliannya telah meningkat pesat hingga dia bisa memukul Iqbal dengan keras seperti sekarang.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com