webnovel

Kamu Terlalu Banyak Bicara

Editor: Wave Literature

Bai Chuwei membuka tas sekolahnya yang kosong tanpa ada satu pun buku itu dan mengambil ponselnya.

Ponsel ini adalah ponsel lama yang diberikan Bai Yinyin padanya.

Bai Chuwei telah hidup selama lima ribu tahun, meskipun dia tidak peduli dengan kualitas barang, namun dia keberatan menggunakan barang-barang yang telah digunakan orang lain.

Dia mengerutkan kening dan menerima panggilan, bahkan belum sempat dia berbicara, terdengar suara orang berteriak dari seberang telepon, "Bai Chuwei, sialan, kamu di mana? Jika kamu tidak pulang denganku naik mobil, pulanglah jalan kaki nanti!"

Jika bukan karena takut dipukul oleh kakek, Bai Yinyin benar-benar ingin meninggalkan Bai Chuwei agar dia pulang jalan kaki sendiri.

Bai Chuwei berkata, "Aku ada urusan hari ini."

Bai Yinyin menjadi semakin curiga, apakah benar orang di dalam mobil tadi adalah Bai Chuwei?

Bagaimana mungkin? Dia adalah seorang gadis desa, Bai Yinyin pasti salah lihat, kan?

Bai Yinyin menekan dadanya dengan satu tangan dan berkata dengan nada mengejek, "Baru saja datang ke Kota Haicheng tapi sudah berani keluyuran. Bai Chuwei, jika kamu berkencan sembarangan dengan pria, jangan sampai mempermalukan keluarga Bai!"

Ekspresi Bai Chuwei tampak acuh tak acuh, "Qi Tian, ​​Cui Enze, Lu Hailiang, Di Zongping…" Sebenarnya siapa yang berkencan sembarangan dengan pria?

Ekspresi Duan Feihan yang ada di sebelahnya tidak bisa dijelaskan, itu sepertinya nama-nama laki-laki…

Raut wajah Bai Yinyin berubah drastis setelah mendengarnya, dia sangat terkejut.

Bagaimana Bai Chuwei bisa tahu bahwa itu semua adalah anak laki-laki yang dia kencani dalam waktu bersamaan?

"Kamu… kamu…" Bai Yinyin langsung kehilangan arogansi yang dimilikinya sekarang, dia pun segera menutup telepon.

Bai Chuwei melihat panggilan telepon yang telah ditutup dan tertawa ringan.

Dia telah hidup selama lebih dari lima ribu tahun, bagaimana mungkin dia bertarung dengan gadis kecil seperti Bai Yinyin?

Duan Xingye terkejut, "Bukankah itu semua adalah anak generasi kedua yang kaya di sekolah kita? Bagaimana Dokter Jenius Bai bisa tahu?"

Sudut bibir merah Bai Chuwei sedikit terangkat, "Rahasia."

Leluhur itu sangat cantik dan menarik, Duan Xingye langsung tersipu malu dan buru-buru melihat lurus ke depan.

Dan dia pun merasakan atmosfer di dalam mobil menjadi canggung.

Saat Duan Feihan melihat bahwa Bai Chuwei hendak memasukkan ponselnya ke dalam tas sekolahnya, dia berkata, "Nona Bai, untuk memudahkan dalam menghubungimu, dapatkah kamu memberiku kontakmu?"

Sepertinya itu karena kondisi ayahnya, tapi masih bisa ditolerir.

Bai Chuwei berkata, "Tidak ada, aku belum punya ponsel."

Tiga orang lain di dalam mobil itu terdiam.

Tidak punya ponsel?

Lalu apa yang dia gunakan untuk bertelepon dengan orang lain barusan?

Dia jelas-jelas berbohong, tapi tidak sungkan sedikit pun!

Duan Feihan menyatukan jari-jarinya yang ramping, lalu berbicara perlahan, "Kalau begitu aku akan membelikan ponsel baru untuk Nona Bai."

Bai Chuwei mengangkat alisnya sedikit dan menatap Duan Feihan dengan heran.

Dia selalu merasa bahwa pria yang tampak sedikit dingin ini bersikap cukup ramah, mungkin karena ayahnya yang sakit parah?

Seperti Duan Xingye yang melakukan hal untuk kakeknya.

Bai Chuwei tidak menyetujujui ataupun menolak.

Duan Xingye memperhatikan mobil yang melaju menuju vila keluarga Duan. Dia bertanya dengan cemas, "Dokter Jenius Bai, maaf lancang bertanya, namun dapatkah kamu menyembuhkan kanker? Kakekku menderita kanker lambung."

Bai Chuwei mengusap kelopak matanya, lalu dengan nada malas berkata, "Jika masih belum mati, maka selanjutnya lihat suasana hatiku."

Mendengar ucapan seperti itu bisa tergolong suatu hal yang buruk, tetapi orang yang ahli memang biasanya sedikit temperamental dan sombong.

Duan Xingye menenangkan dirinya sendiri dan bertanya, "Lalu bagaimana kamu tahu bahwa kakekku sakit lambung saat hari itu?"

Sudut bibir Bai Chuwei sedikit terangkat, dia tersenyum sedikit misterius, "Sudah terhitung."

Duan Xingye, "???"

Apa?

Sudah terhitung?

Bukankah dia dokter jenius? Mengapa sekarang malah berubah menjadi tukang bohong? Apakah ini jenis pekerjaannya?

Duan Xingye memiliki lebih banyak keraguan dalam pikirannya saat ini, mau tidak mau dia membuka mulutnya lagi hendak bertanya, "Tapi…"

Suara Duan Feihan yang dingin dan jelas tiba-tiba menyentaknya, "Kamu terlalu banyak bicara."

Sepertinya tidak ada yang melihatnya.