webnovel

CHAPTER 7

Warning typo bertebaran.

Happy reading !!

Ini hari kedua ku disini,memang agak sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan baru tapi aku akan mencobanya.Jika ditanya apakah aku senang harus berpindah pindah tiap tahun,jawaban ku tidak, karena kadang aku sudah nyaman dengan lingkungan baru ku dan teman-teman ku tapi aku harus pergi meninggalkan mereka dan pindah ke tempat lain karena tuntutan dari pekerjaan ayahku yang harus siap dipindahkan dimanapun dia harus ditugaskan.

Aku sudah pernah menolak untuk pindah saat itu, karena aku lelah harus berpindah-pindah dan berpisah dengan temanku. aku lelah harus beradaptasi lagi dengan lingkungan baru lagi.,aku berusaha meyakinkan ayah untuk tetap tinggal dan keluar dari pekerjaannya tapi aku sadar aku akan jadi anak yang egois jika meminta itu, karena ayahku bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan kami, dia bekerja keras sehingga dia menjadi orang kepercayaan pimpinan perusahaannya untuk mengurus cabang perusahaan. Aku tau semua perjuangannya untuk mendapatkan semua ini. Aku tau bagaimana lelahnya dia saat pulang larut malam karena lembur, belum lagi dia di marahi atasannya karena salah membuat laporan. Ayahku berkerja keras di luar sana demi diriku, sementara disini aku malah bersikap egois dengan meminta semua itu.dan sekarang aku berusaha menerimanya dan meyakinkan diriku kalau aku bisa melewati semua ini.

—---------------------------------------------------------------------------

Aku sengaja datang awal hari ini,entah kenapa aku ingin melakukan ini.Sekolah ini masih sepi hanya beberapa murid yang sudah datang.Aku hanya berjalan-berjalan sebentar untuk melihat tempat-tempat yang ada disini, sampai langkahku terhenti di depan gymnasium. Pintunya sedikit terbuka dan suara yang cukup keras disana. Aku penasaran dan mulai berjalan mendekati pintu dan mengintip sedikit,ada seseorang disana tapi aku tidak terlalu jelas melihatnya.

Siapa yang datang untuk berlatih di jam segini, kebanyakan mereka masih berada di rumah entah itu sedang mempersiapkan keperluannya untuk sekolah atau ada yang masih berada di alam mimpi. Aku mulai berjalan masuk untuk melihat siapa saja yang ada di sini namun aku tidak menemukan orang lain hanya dia sendiri disini.

dia mulai melambungkan bola dan memukulnya hingga melalui net,gerakannya sangat luwes dan pukulannya sangat kencang,aku bergidik ngeri melihatnya mungkin aku akan pingsan jika terkena pukulannya.aku cukup paham mengenai permainan bola voli karena sepupuku sendiri adalah atlet voli, dia sering mengajakku bermain voli saat kecil kadang aku dijadikan samsak untuk menerima spike darinya.

Aku berdiri di sebelah pintu melihatnya bermain dari belakang,wajahnya tidak begitu jelas karena aku berdiri di belakangnya aku hanya bisa melihat punggung lebarnya saja. Dia berlatih sangat serius sampai sampai tidak menyadari keberadaanku disini.Dia kembali melambungkan bola lagi dan mengarahkannya ke botol di seberang net. Pukulannya terus meleset dan dia terlihat frustasi sekarang.

Bola di keranjangnya mulai berkurang sementara dia belum menjatuhkan botol air itu,saat ini bolanya hanya tinggal satu dia mulai mengatur napas dan berancang-ancang untuk melambungkan bolanya,aku berharap dia dapat mengenai botol itu. Bolanya dilambungkan tinggi dan dia memukulnya dengan sangat keras berharap dapat mengenai botol itu namun bola itu malah mengenai tembok dan terpantul ke arah ku, belum sempat aku menghindar bola itu sudah lebih dulu mengenai pundakku,tidak keras sih tapi itu cukup sakit.

''Aduhh.''Aku berteriak kecil menunduk memegangi bahuku,dia menengok ke belakang dan mulai sadar aku di belakangnya.

''Ra lo nggak papa ?.''Tanyanya.

Aku tertegun bagaimana dia tau namaku aku baru 2 hari disini,apakah aku jadi terkenal sekarang, ''Gue terkenal ya sekarang hehehe,akhirnya mereka tau bahwa gue itu cantik dan mereka mencari tau tentang gue hehehe,gue emang se-famous itu sih jadi nggak heran lah hehehe.''

Ara masih tertawa-tawa sendiri sementara Ran kebingungan melihat dia,ya itu Ran berlatih sepagi ini di gymnasium sendirian.

''Sehat kagak nih anak,kena bola bukannya teriak sakit malah ketawa sendiri. Apa jangan jangan kesambet hantu gymnasium ya.''Batinnya.

''RA…ARA…LO NGGAK PAPA KAN.''Teriaknya sambil mengguncang tubuh Ara.

Sadar dari khayalannya Ara langsung mendongkak dengan muka bingung.'' Eh…Ran.''

''Beneran kesambet nih anak,cari orang buat ngerukiyah dimana ya.'' batinnya. ''Lo nggak papa kan ?.''Tanyanya memastikan.

''Enggak kok gue nggak papa.''

''Sorry ya tadi bolanya kena lo,lagian lo ngapain disini ?.''Tanyanya.

''Enggak-enggak papa kok hehe.eumm..tadi gue cuma mau liat-liat sekitar sekolah nggak sengaja liat pintu gymnasium kebuka, terus mampir deh kesini gue kira siapa kok pagi-pagi udah latihan, eh taunya itu lo.''

Dia menghela nafas.''Ya udah kalo lo nggak papa,tunggu bentar ya gue mau ganti baju dulu jangan kemana-mana.''Ucap Ran sambil mengambil tasnya.

''Iya gue tunggu di depan.''Ara berjalan keluar sambil menahan malu. ''Jantung gue bunyinya kenceng amat,apa gue punya penyakit jantung ya. Harus periksa nih ke rumah sakit.''

Tak berselang lama Ran datang dengan seragam yang ia kenakan.''Yuk Ra...''

''Oh iya yuk.''

''Buset nih anak ganteng amat dah,keringetan begitu bukannya keliatan dekit malah tambah hot,mana wangi lagi hehehe.'' Batinnya.

Ara langsung berdiri dan berjalan di samping Ran,keheningan kembali menyeruak mereka hanya berjalan bersisian melewati koridor kelasi tanpa ada obrolan apa pun.

''Lo, suka voli ya Ran ?.''Tanya ara.

''Ya udah jelas dia suka, ngapain dia latihan sepagi ini kalo kagak suka,ngapain juga lo sok sok an tanya bodoh.''batin Ara. Ara cuma nyengir karena pertanyaannya yang nggak jelas itu.

''Iya gue suka voli.''Jawab Ran sambil tersenyum.

"Emang cita-cita lo apa ?".

''Gue pengen jadi atlet voli.''

''Wah keren banget,entar kalo lo udah jadi atlet waktu lo tanding nanti tiketnya gratis ya buat gue.''

''Iya, ntar gratis deh buat lo.''Jawab Ran dengan senyum khasnya.

''Lo dateng pagi-pagi gini mau ngapain Ra ?.''Tanyanya.

''Nggak ngapa-ngapain sih sebenernya,cuma tadi bangunnya kepagian terus gabut dirumah ya gue mending berangkat aja.''

''Ada-ada aja lo.'' Ran hanya tertawa geli mendengar jawabannya sedangkan lawan bicaranya hanya terkikik geli.

Sesampainya dikelas mereka langsung duduk di bagkunya masing-masing tanpa ada pembicaraan apapun,hingga seseorang datang memecah keheningan.

''HAIII GOOD MORNING BESTIE….''

''SELAMAT PAGI ARA—-PAGI WIBU….''

''MORNING YOU ALL SEMOGA HARI KALIAN TETEP HAPPY KIYOWO SEPERTI AKU…''

Siapa lagi kalau bukan duo rusuh itu yang mengacau pagi yang tenang ini.

''Pagi Sa,pagi Ian.''Sapa Ara.

''Pagi….''Jawab Ran lesu.

''Eh..ayang kenapa kok lesu gitu,sini-sini cerita sama aku...''Ian langsung melemparkan tasnya diatas meja dan langsung menarik kursi untuk duduk di sebelah Ran.

''Spike gue belum terlalu akurat,padahal gue udah nyoba berulang kali hasilnya masih sama aja tetep ada yang miss.''Ucap ran sambil menelungkupkan kepalanya.

''Tenang-tenang tidak usah panik tidak usah galau ayangmu ada disini,ntar kita latihan bareng lagi ya..jangan sedih gitu entar aku ikut cedih liat kamu.''Ucap Ian sambil mengelus punggung Ran.

''Beneran ya….'' Tanya Ran sambil memperlihatkan muka memelasnya.

''Ututututu…..iya ayang iya nanti kita latihan bareng ya.''

Raisa yang melihat kelakuan dua sahabatnya itu hanya menampilkan muka datar karena dia sudah muak melihat kelakuan mereka setiap hari.dia langsung berbalik meninggalkan mereka berdua dan duduk di sebelah Ara.

''lo berangkat jam berapa Ra ?.''

''Jam setengah 6 tadi.''

''Buset pagi amat, mau ngepel sekolah dulu lo.''

''Tadi gue kepagian bangunnya jadinya gue berangkat awal deh.''

''Rajin amat lu,jam segitu gue masih molor Ra.''

Tak lama kemudian bel masuk berbunyi,murid-murid mulai memasuki kelasnya masing-masing tak terkecuali Ian yang masih diam disitu.kemudian seorang guru pun masuk.

''Silahkan buka buku sejarah halaman 78.''Perintahnya sambil memperhatikan para muridnya. ''Silahkan yang bukan bagian dari kelas ini untuk keluar dan kembali ke kelasnya.''Imbuhnya.

Mereka hanya diam dan melirik satu sama lain dan tidak menyadari ada satu orang penyusub dari kelas lain.

''Saya hitung sampai tiga jika tidak segera kembali ke kelasnya akan saya seret sampai ke kepala sekolah,satu…dua..ti...''

Ian yang mendengar ancaman itu langsung berlari ke depan dia malas berhadapan dengan kepala sekolah untuk mendengarkan ceramahannya.''Selamat pagi ibu,ibu cantik banget hari ini hehehe..,saya permisi ya bu.. semangat ibu.''Ia pun langsung berlari keluar.

Gurunya pun hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakukan anak didiknya itu.''Sudah-sudah buka buku sejarah kalian halaman 78 dan salah satu tolong bacakan paragraf pertama.''

Haiiiii mohon dukungannya ya..

kalau ada kritik atau saran kalian bisa bilang ke author buat evaluasi ke depannya.

Stay tuned yaaa

Serein_creators' thoughts