webnovel

Chapter 3 : Kerajaan Nusa

Di istana, kerajaan Nusa. Andaman yang datang dari perbatasan memasuki ruang raja untuk melapor. Di dalam ruang berjejer orang menyambut Andaman, di depan andaman ada dua tempat duduk untuk raja dan ratu. Tempat duduk itu lebih tinggi dari pada tempat duduk lain. Di tingkat bawah raja ada empat tempat duduk yang saling berhadapan itu merupakan tempat para penerus kerajaan. Dan tingkat terakhir Merupakan tempat Para petinggi kerajaan Mereka merupakan orang-orang yang menyandang bintang empat di kerajaan ini.

"Laporkan apa yang terjadi Andaman." Salah satu petinggi kerajaan bertanya pada Andaman. "Apa perlu kalian menggunakan pakaian tertutup seperti itu, para petinggi kerajaan? Aku bahkan bukan orang asing disini." Para petinggi saat ini sedang menggunakan jubah yang menyamarkan mereka, di Nusa hal seperti ini selalu dilakukan untuk menyembunyikan identitas mereka jika saja penyusup berhasil masuk ruang raja

Raja yang merasa keadaan mulai tegang membuka suaranya. "Hentikan, Andaman kau sendiri tau bahwa mereka memiliki hak untuk menyembunyikan identitas mereka. Dan tolong laporkan apa yang terjadi." Andaman yang mendengar itu hanya bisa menghela nafas.

Andaman mulai memberikan laporannya, dia melaporkan penyerangan pertama yang dimulai oleh tentara samurai kemudian disusul oleh para ninja yang mencoba menyusup. Para ninja dikalahkan tanpa memberikan kerugian yang besar. Tetapi Andaman dan yang lain tidak tau tujuan sebenarnya dari penyerangan ini.

Salah satu dari petinggi kerajaan berspekulasi bahwa penyerangan ini merupakan pengalihan belaka. Seseorang yang lain membantah ini pengalihan, dia juga berspekulasi bahwa Seiko hanya melihat seberapa besar kekuatan di perbatasan. Spekulasi ini didukung beberapa orang Karna para samurai dan ninja yang dikirim tidak telalu hebat.

Andaman yang mendengar para petinggi mulai berdebat mulai angkat bicara. "Jika itu yang kalian pikirkan aku tidak akan menyangkalnya. Tetapi para ninja yang menyusup membunuh dan menggantikan peran prajurit yang hilang. Dan salah satu ninja mereka berkata dia ingin bermain-main dengan teknologi kita. Menurut ku hal yang paling masuk akal sekarang adalah mereka ingin menyusup dan mencuri teknologi kita." Para petinggi mulai diam dan melihat satu sama lain, mereka mulai mendiskusikan apa yang dikatakan Andaman.

"Paduka Dewantra bagaimana menurut anda? Apa kita akan menyerang balik." Salah satu petinggi bertanya kepada Raja Dewantra. "Tidak kita tidak bisa menyerang sekarang, motif dari seiko masih lah belum jelas. Bagaimana jika itu hanya umpan? Dan mereka menunggu kita menyerang, kemudian menyiapkan jebakan untuk kita? Kita tidak boleh gegabah." Para petinggi menyetujui apa yang dikatakan Dewantra.

Setelah melalui beberapa perdebatan para petinggi setuju untuk hanya memperketat keamanan sekitar ibu kota dan memperkuat perbatasan antar kerajaan.

Pertemuan telah usai semuanya meninggalkan ruangan. Seseorang petinggi menghampiri Andaman, dia melepaskan jubahnya dan menyapa Andaman. Andaman terlihat senang melihatnya, petinggi itu merupakan teman Andaman di akademi militer. Dia bernama Deandra Vilgaft, memiliki tinggi badan yang hampir sama dengan Andaman berambut pirang dengan mata biru, tubuhnya tidak terlalu besar dan cenderung ke arah kurus.

Mereka saling tukar sapa dan kabar, membicarakan kehidupan yang terjadi seraya berjalan di lorong. Ketika sampai di penghujung jalan Deandra berhenti sejenak. Dia mengangkat tangannya dan membuat ruangan sihir kedap suara. "Basa basi telah usah sepertinya, apa yang ingin kau bicara Deandra?" Dengan wajah yang dingin dia mengatakan pada Andaman "Berhati hatilah Andaman di antara delapan petinggi ada beberapa penghianat."

"Hey apa kau yakin mengatakannya? bukankah ini akan membuatmu dalam bahaya?" Andaman bertanya kepada Deandra dengan cemas dan khawatir. Dia hanya tersenyum dan mengatakan "Simpan saja rasa khawatir mu itu, Yang kau khawatir kan adalah seorang pria yang mampu menghancurkan setengah kerajaan." Andaman hanya bisa tertawa mendengar kata kata Deandra, mereka kemudian berpisah disana.

" Seseorang yang menghancurkan setengah kerajaan huh? Hahaha mengapa aku harus menghawatirkan penyihir bintang empat, dia bahkan bisa menjaga dirinya sendiri." Deandra merupakan salah satu penyihir terkuat di Nusa. Kabarnya sihir terkuat miliknya dapat meratakan setengah kerajaan dengan hitungan detik. Kabar ini muncul sejak dia mendapatkan bintang empat, tapi belum ada sekalipun yang melihatnya secara langsung.

Kerajaan Nusa, tempat berkembangnya ilmu pengetahuan. Tempat dimana para ilmuwan dilahirkan. Tempat yang damai untuk hidup, Nusa terbagi menjadi tiga daerah. Daerah para bangsawan tempat para elite tinggal, mereka yang memiliki tiga sampai lima bintang tinggal disini. Kemudian daerah para prajurit dan warga kaya, disinilah para bintang satu sampai dua berkumpul dan tempat orang orang kaya. Dan yang terakhir adalah daerah jelata, tempat inilah dimana rakyat miskin, orang orang yang tidak memiliki bintang, kriminal, dan para buron tinggal.

Saat ini Andaman dalam perjalanan pulang, dia tinggal di daerah para bangsawan. Dalam perjalanan pulang dia melewati bangunan bangunan yang megah dan tinggi, jalanan yang begitu bagus dan banyak kereta kuda berlalu lalang. Daerah ini merupakan daerah yang cukup tertutup, walaupun dikenal sebagai daerah bangsawan yang merupakan bangsawan disini hanyalah keluarga kerajaan. Dari pada disebut bangsawan para petinggi kerajaan merupakan orang orang yang menunjukkan kekuatan mereka dan mendapatkan bintang empat dengan kemampuannya. Jadi tidak aneh bila daerah ini cukup kecil dan tidak terlalu banyak orang berlalu lalang dan hanya kereta kuda.

Andaman berhenti di depan rumah yang megah. Di gerbangnya terdapat lambang bunga mawar yang sangat besar, begitu pula di setiap sisinya terdapat lambang bunga mawar. Pintu gerbang terbuka seseorang pria paruh baya dan para pelayan menghampiri Andaman dan menyambutnya. Andaman turun dari kereta kuda, " Selamat datang tuan ku." Andaman berjalan menuju pintu masuk, di setiap sisi terdapat kebun bunga mawar.

Platina berdiri di depan pintu menyambut kakaknya yang baru datang. " Selamat datang kakak, bagaimana kabar mu?" "Tidak perlu basa basi, ada perlu apa kau menyambut ku?" Dengan muka masam Andaman menjawab Platina. "Hahaha... Ayah ingin bertemu dengan mu kak, dia menunggu mu di ruangannya." Andaman langsung berjalan melewati Platina. "Hey omong omong berhubung kakak disini apa kau tidak ingin mengunjungi makam wanita itu?" Andaman berhenti, dan menghunuskan pedangnya ke arah platina. "Sepertinya kau sudah bosan hidup ya, adik ku?" Platina mengangkat tangannya dan tersenyum sambil meminta maaf. Andaman pergi meninggalkan Platina masuk ke dalam.

Andaman berhenti di depan foto keluarganya. "Keluarga ini benar benar memuakan, mengapa aku harus terlahir di keluarga ini?" seseorang pelayanan memanggil Andaman untuk masuk menemui ayahnya.

Andaman berdiri sejenak di depan pintu, dia membuka pintu itu. Di ruangan itu Ayah Andaman menunggunya. "Lama tidak bertemu, Anak ku."