webnovel

6

Setelah dua hari menghilang, kini Nadin sudah kembali bersekolah tepat sebelum Ujian di laksanakan. Nadin tampak fresh dengan penampilannya yang jauh terlihat lebih dewasa. Memakai bedak atau pun make up bukanlah gaya Nadin, tapi kali ini Nadin ingin berubah dan membuktikan pada Ryan bahwa dia bisa bahagia tanpa laki-laki itu.

"I-itu beneran Nadin? Tambah cantik aja tuh anak yak" ucap Bima yang takjub dengan penampilan Nadin.

"Nadin!!"

"Nada??"

"Lo kemana aja sih dua hari menghilang hah?!! Kata kak David lo nginep di rumah cowok ya??" Ucap Nada heboh.

9

"Ikut aku," ucap Ryan pada Nadin. Nadin menatap Ryan dengan sebelah alis terangkat.

"Ayo Na, gue capek banget belum sempat istirahat." Ucap Nadin dan meninggalkan Ryan begitu saja. Nada tersenyum puas melihat ekspresi kesal di wajah Ryan, sedangkan Nadin berjalan santai menuju kelasnya bersama Nada.

"Oh iya, cowok yang nganterin lo tadi siapa? Dia bukan kakak lo dan juga bukan bang Rifky juga, dia siapa??" Tanya Nada dengan keponya.

"Nama nya Ryo, dia cowok yang udah nolongin gue waktu gue hilang. Dan ternyata, Ryo itu temennya kak Romy waktu SMA dulu." Jelas Nadin.

"Terus, kenapa dia yang nganterin lo kesekolah??" Tanya Nada lagi.

"Itu perintah dari ketiga kakak gue, soalnya semalam mereka harus keluar negeri selama seminggu, mama papa gue juga gitu, bunda dan ayah masih di Singapore, Bang Rifky juga lagi di luar kota, karena khawatir mereka nitipin gue sama Ryo selama mereka pergi."

"Tante Marisa dan Om Aryo? Tapi kak Ryo ganteng loh Nad, dia bahkan ngalahin gantengnya Ryan." Ucap Nada dengan semangat. Nadin memutar kedua bola matanya malas, Nada terlalu berlebihan menurutnya.

"Mereka lagi bulan madu untuk kesekian kalinya." Ucap Nadin santai membuat Nada menggelengkan kepalanya tak percaya.

Setelah seharian beraktivitas di sekolah, kini Nadin dan Nada akan pulang ke rumah mereka masing-masing.

"Lo balik sama siapa Din?" Tanya Nada.

"Ehh?! Iya, ya. Kan mereka lagi keluar kota, terus gue balik sama siapa dong??" Ucap Nadin yang malah mengajukan pertanyaan untuk dirinya sendiri.

"Nadin!!!" Panggil seseorang, Nadin yang merasa namanya di panggil pun menolehkan kepalanya ke sumber suara dan mendapati Ryo yang tengah melambaikan tangan padanya.

Nadin tersenyum senang melihat sosok Ryo yang kini sudah berjalan kearahnya.

"Kak Ryo kok disini?" Tanya Nadin.

"Kamu lupa ya, selama keluarga kamu gak ada kamu itu ada di bawah tanggung jawab aku. Aku gak mau kamu kenapa-napa dan nantinya kamu malah sakit." Jawab Ryo. Nadin menepuk keningnya pelan lalu meringis menatap Ryo yang malah tersenyum geli melihat tingkahnya.

"Ya udah yuk, kita langsung balik aja. Oiya, hari ini aku mau mampir makan di restoran yang kemaren yaa?" Ucap Nadin. Dalam sedetik kemudian, gadis itu menyadari ada yang aneh.

Ryo yang melihat Nadin terdiam pun mengernyitkan dahinya bingung.

"Kamu kenapa?" Tanya Ryo.

"Gak ppa, baru nyadar aja dari tadi kita ngomongnya pake Aku Kamu." Ucap Nadin, Ryo menggaruk telinganya yang tidak gatal.

"Iya, yah. Baru nyadar juga, oke jadi mulai sekarang kita pake Aku kamu aja gak ppa kan?" Nadin mengangguk kecil membuat Ryo tersenyum melihat tingkah lucu gadis itu.

"Nadin!!!" Teriak Nada dengan muka kesalnya. Nadin menatap Nada dengan cengirannya.

"Heheh, sorry Nada. Gue lupa kalo lo masih ada disini." Ucap Nadin.

"Yeeee, awas aja ya lo. Gue di cuekin, mentang-mentang ada Babang ganteng gue di lupain." Ucap Nada kesal.

"Ya maaf Nada, maafin yahhh."

"Untung lo sahabat gue, klo bukan udah gue cemplungin juga lo di got."

"Jahat banget Nad sama gue, tapi emang lo tega kalo gue nyemplung di got? Gue hilang kemarin aja lo nangis-nangis kejerr." Goda Nadin menbuat Nada semakin kesal.

"Ihhhh, lo nyebelin banget yahhh. Udah ahh, mending gue balik bye!!" Nadin tertawa melihat wajah kesal Nada.

"Ya udah, yuk kita balik Aku masih ada temu klien habis ini." Ucap Ryo membuat Nadin menghentikan tawanya.

"Ehh, iya ayo." Ucap Nadin kikuk.

Saat akan memasuki mobil milik Ryo, seseorang menahan pergelangan tangan Nadin dan membuat gadis itu terkejut dengan pergerakan tiba-tiba dari orang itu.

"Ehhhh!" Nadin menatap bingung pria yang saat ini berada di hadapannya.

"Ngapain kamu sama Dia? Kamu mau selingkuh sama Dia, iya??!! Kamu pacar Aku, dan Aku gak akan pernah biarin kamu pergi sama cowok lain." Pria itu adalah Ryan, pria yang masih terbilang spesial di hidup Nadin namun itu dulu sebelum Claudya hadir di tengah-tengah hubungan mereka.

"Aku, mau pergi sama siapa pun itu bukan urusan kamu. Apa Aku pernah ngelarang kamu jalan sama Claudya? Nggak kan?? Kamu gak punya hak ngekang-ngekang Aku lagi, apa kamu pernah sedikitpun pikirin perasaan Aku? Nggak! Kamu hanya peduli sama perasaan Claudya, gimana pun keadaan Aku dan di saat bersamaan Claudya tertusuk duri kamu akan dengan cepat berpaling ke Claudya, apa kamu pernah berfikir buat jengukin Aku di rumah sakit? Apa kamu pernah khawatir sedikit aja saat Aku koma selama seminggu di rumah sakit? Apa kamu pernah simpati saat Aku di bopong Mang Jajang di koridor sekolah? Nggak kak, kamu egois. Kamu hanya mikirin perasaan kamu sendiri, kamu gak pernah mikirin perasaan Aku!!! Lihat, prioritas utama kamu udah datang. Mulai sekarang, gak usah temuin Aku lagi. Mulai detik ini, kita putus." Ryan terdiam, bahkan bibirnya begitu kelu untuk membalas semua perkataan Nadin padanya. Dan baru kali ini Ryan tersadar, bahwa selama ini dirinya sudah menyia-nyiakan permatanya.

Nadin tersenyum paksa saat Ryo menatapnya dengan penuh tanya. "Kamu gak ppa?" Tanya Ryo khawatir.

"Gak ppa kok, ya udah yuk Aku udah laperrr heheheh" ucap Nadin. Ryo mengangguk menanggapi uacapan Nadin lalu menjalankan mobilnya menuju salah satu restoran.

Di perjalanan, Nadin terus melamun. Pandangan gadis itu begitu kosong, Ryo menjadi khawatir melihat Nadin yang hanya diam tanpa mengeluarkan satu kata pun.

"Nadin?? Kamu kenapa? Kamu sakit? Klo gitu kita ke dokter aja ya, Aku takut terjadi apa-apa sama kamu."ucap Ryo. Nadin menatap Ryo, "maaf ya Kak, Aku tadi ngelamun. Tapi Aku gak ppa kok." Ucap Nadin dengan senyumannya, Ryo mengangguk lalu kembali fokus mengemudi.

Ryo dan Nadin kini sedang berada di salah satu restoran, namun mereka duduk semeja dengan seorang perempuan yang ternyata adalah teman Ryo sewaktu SMA dulu.

"Lo apa kabar Ryo?? Lo tambah ganteng aja tau gak sih, Gue sampai pangling lihat penampilan Lo yang sekarang." Ucap perempuan itu, Nadin dapat melihat dengan jelas jika perempuan itu menyukai Ryo.

"Kak Ryo, ponsel Aku dimana yaa? Aku lupa nyimpan dimana tadi,  Kak Ryo lihat gak?" Ucap Nadin, membuat Ryo terfokus padanya dan tidak jadi menjawab pertanyaan Perempuan itu, membuat perempuan itu menatapnya tak suka.

"Ponsel Kamu ada sama Aku, Nadin. Nih, tadi Kamu ngelamun terus sih ponsel nya jatuh gak nyadar." Ucap Ryo membuat Nadin tersenyum senang saat mengambil ponselnya.

"Makasih ya Kak Ryo, maaf tadi Aku ngelamun terus soalnya Aku kangen sama Mama dan Papa Aku. Mereka bahkan lupa ngabarin atau bilang klo mau pergi." Ucap Nadin dengan wajah cemberut.

"Ehhh, mukanya kenapa cemberut gitu sih?? Orang tua kamu kan lagi sibuk, wajarlah lupa kan cuma manusia biasa." Ucap Ryo membuat Nadin semakin kesal.

"Kak Ryo gak tau aja, mereka tuh harusnya ada di samping Aku. Mereka bahkan belum ngabarin sama sekali."

"Nadin, kamu harus sabar. Kamu taukan mereka itu orang sibuk, kamu harus maklum yahh. Oh iya, Aku juga mau bilang kalo beberapa hari kedepan Aku gak bisa jagain kamu. Aku ada urusan di kantor, dan itu penting tapi kalo Aku ada waktu lenggang Aku pasti bakal ngabarin kamu. Dan, Aku juga udah nyiapin bodyguard buat kamu." Nadin menatap Ryo dengan tatapan berkaca-kaca.

"Kak Ryo kok jahat sihh? Kalo kak Ryo sibuk, terus Aku sama siapa? Aku gak mau sama bodyguard, Aku udah muak sama namanya bodyguard!"setelah mngucapkan itu, Nadin pergi meninggalkan restoran itu seorang diri dengan perasaan kesal.

"Ryo, gadis itu siapa sih? Kenapa kamu yang jagain dia?" Tanya perempuan itu penasaran.

"Ehh, maaf ya Rania gue jadi lupa kalo Lo juga ada di sini. Dia adiknya Romi, keluarganya laginada urusan bisnis dan mereka nitipin Nadin sama gue. Klo gitu gue pamit ya Ran, gue ada temu penting sama klien." Ryo pun beranjak pergi meninggalka  restoran meninggalkan Rania begitu saja.