Siang hari, Fang Yin sudah tiba kembali ke rumah Pamannya. Gubernur Zhang Hao sangat terkejut karena Fang Yin saat ini berada di hadapannya. Meski sangat terkejut, Gubernur Zhang Hao bersikap biasa saja di hadapan Fang Yin. Sepertinya dia tahu apa yang akan di tanyakan oleh Fang Yin. Zhang Hao menduga kalau Fang Yin sudah bertemu dengan Pangeran Rui Fengying. Zhang Hao bersikap solah dia terkejut dan bertanya kenapa Fang Yin kembali.
"Yin Er, kenapa kamu kembali? kamu benar-benar gadis nakal!" Gubernur Zhang Hao sebenarnya agak kesal dengan Fang Yin yang selalu keras kepala dan tidak mau menurut apa yang di inginkannya. Fang Yin langsung duduk tanpa menjawab pertanyaan Pamannya. Dia menatap tajam kearah Pamannya yang saat ini mendekatinya. Fang Yin tidak seperti putrinya, Yueyue. Putrinya sangat penurut dan juga tidak pernah membantah apapun yang diinginkan ayahnya.
"Paman, jelaskan kepadaku tentang Pangeran Rui Fengying dan Putri Rui Fang Yin! Mereka kakak beradik kan? lalu siapa Rui Fang Yin itu? apakah aku atau Yueyue?" tanya Fang Yin langsung pada intinya. Fang Yin memang tidak pernah berbasa basi. Gubernur Zhang Hao tersenyum, Fang Yin sudah dewasa, saatnya dia tahu siapa dirinya yang sebenarnya. Dia kemudian duduk dan menjelaskan kepada Fang Yin tentang siapa dia sebenarnya.
"Yin Er, dulu Putra mahkota menikah dengan putri Liu Annchi dari kerajaan Sui, mereka menikah karena di jodohkan. Akhirnya mereka memiliki seorang putra yang di beri nama Rui Fengying, sayangnya Putra mahkota tidak mencintai istrinya dan malah lebih mencintai selir yang baru saja masuk ke dalam istana. Akhirnya putra mahkota lebih banyak menghabiskan waktu dengan selirnya yang ternyata adalah kekasihnya sendiri. Dia telah memasukkannya ke dalam istana dan menjadikannya sebagai selir kesayangannya. Sang putri marah karena dia kalah oleh wanita dari kalangan rakyat jelata." Gubernur Zhang Hao menghela napasnya lalu melanjutkan ceritanya. Sementara Fang Yin mendengarkannya dengan seksama.
"Saat putri tahu kalau Jia Li selir kesayangan putra mahkota mengandung, Putri Liu Annchi marah dan ingin membunuh selir kesayangan putra mahkota dan bayinya. Hali itu di ketahui oleh putra mahkota dan dia membawa pergi Jia Li keluar dari istana dan mereka akhirnya hidup menjadi rakyat jelata. Kaisar sangat marah dan meminta pengawal untuk mencari Putra Mahkota Rui Jianying dan Jia Li dalam keadaan hidup atau mati. Kamu tahu siapa yang di utus untuk mencarinya?" tanya Zhang Hao kepada Fang Yin yang langsung menganggukkan kepalanya.
"Itu pasti Paman, kan?" tanya Fang Yin yang langsung di angguki oleh Gubernur Zhang Hao. "Yin Er, kamu sangat cerdas seperti ayahmu. Saat aku menemukan mereka, aku melihat ibumu sedang akan melahirkanmu, keadaan mereka sangat memprihatinkan karena selalu di kejar oleh pengawal putri Liu Annchi. Ibumu berhasil melahirkan seorang putri yang sangat cantik, yang di beri nama Rui Fang Yin oleh ayahmu sendiri. Ibumu mengalami pendarahan hebat dan akhirnya meninggal beberapa saat setelah melahirkanmu." Zhang Hao kembali menghela napas saat ini. Lalu dia kembali menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.
"Saat melihat ibumu meninggal, Putra mahkota sangat sedih dan dia kemudian menguburkan ibumu dengan tangannya sendiri. Setelah selesai, dia menyerahkan kamu kepadaku dan memintaku agar membesarkanmu. Putra mahkota meminta aku menyamarkan identitasmu dan aku memberikan margaku di depan namamu sehingga aku kemudian memperkenalkanmu sebagai Lu Fang Yin. Sesaat sebelum kamu dan Yueyue aku kirim ke sekolah waktu itu, sebenarnya putri Liu Annchi sudah mengetahui identitasmu dan menghasut Kaisar agar menjodohkanmu dengan putra dari pemimpun gurun untuk misi perdamaian.
"Kaisar yang sangat menyukai putri Liu Annchi menyetujui usul itu dan mengirimkan pengawalnya untuk menjemputmu, untung saja saat itu aku sudah mengirimmu ke sekolah. Lalu Pemimpin Pasukan Gurun menyerang kami atas hasutan tuan putri Liu Annchi dan akhirnya aku di penjara selama beberapa tahun hingga akhirnya aku menyerah saat mereka mengancam akan menjual Yueyue untuk di jadikan budak, akhirnya aku mengatakan kalau kamu masih hidup dan aku sendiri yang akan mengirimmu ke istana saat kamu kembali." Gubernur Zhang Hao merasa sangat sedih dan menatap Fang Yin dengan penuh kasih sayang seorang ayah kepada putrinya.
"Lalu aku yang akan menikah dengan putra pemimpin pasukan gurun, Paman?" tanya Fang Yin kepada pamannya yang langsung menganggukkan kepalanya. "Tentu saja, Yin Er. Karena kamu adalah putri dari putra mahkota. Dan karena aku telah mengantarkanmu ke istana, mereka kemudian melamar Yueyue untuk menikah dengan kakakmu. Aku juga menyetujuinya karena kakakmu akan naik tahta setelah dia menikah. Maafkan aku Yin Er, aku tidak bermaksud mengambil keuntungan darimu. Aku sudah tua dan aku tidak sanggup lagi merawat kalian, lagi pula kini saatnya kalian menikah." Gubernur Zhang Hao menghela napas lega setelah menceritakan semuanya.
Fang Yin cukup puas mendengar penjelasan Pamannya meski dia merasa Pamannya tidak menceritakan semuanya. Fang Yin masih tetap mencurigai kalau pamannya telah menyembunyikan sesuatu, tetapi untuk saat ini, dia akan menemui pemimpin pasukan gurun untuk membatalkan perjodohan itu. Dia tidak mau menikah dengan orang yang tidak dia kenal sama sekali. Fang Yin ingin menikah dengan orang yang benar-benar dia cintai, dan itu sama sekali belum terpikirkan saat ini.
"Paman, terima kasih atas semua yang telah kamu berikan kepadaku. Aku mohin maaf karena aku tidak bisa menuruti apa yang kamu inginkan. Aku akan pergi dan tidak akan pernah kembali lagi. kalau Paman bersikeras tetap akan menjodohkanku dengan putra pemimpin pasukan gurun, itu berarti mulai saat ini kita akan menjadi musuh. Aku akan pergi dan mencari kehidupanku sendiri mulai saat ini. kamu tidak perlu memikirkan tentangku lagi. Untuk Yueyue, aku yakin dia akan menjadi seorang permaisuri yang baik dan kehidupannya akan bahagia. Selamat tinggal paman. Aku pamit!" Fang Yin langsung meninggalkan pamannya tanpa mendengar jawaban pamannya terlebih dahulu.
Zhang Hao mengepalkan tangannya saat melihat punggung Fang Yin meninggalkannya tanpa mendengarkannya lagi. "Fang Yin! kamu memang keras kepala seperti ayahmu! aku akan membuatmu menyesal atas apa yang kamu lakukan saat ini." Gubernur Zhang Hao segera bersiap menuju ke istana untuk melaporkan kepada putri Liu Annchi apa yang baru saja Fang Yin katakan. Zhang Hao juga harus memastikan kapau putrinya tetap akan menikah dengan pangeran Rui Fengying meski Fang Yin kembali melarikan diri saat ini. Sementara Fang Yin saat ini sudah menuju ke perbatasan untuk segera menemui pemimpin pasukan gurun. Dia sudah bertekad akan memutuskan apa yang akan dia jalani di kehidupan ini. Hidupnya adalah miliknya, dia sendiri yang akan menentukan apa yang akan dia jalani.