"Begitulah yang mulia, anda sendiri kapan menjadi muridnya? aku telah mengikutinya selama sepuluh tahun dan selama itu aku tidak pernah tahu ada murid lain yang di ajarnya. Yang aku tahu, dewa Luo Jin selalu pergi selama satu minggu setiap bulan. Dia terlihat sangat kelelahan setiap kali kembali." ucap Fang Yin kepada Pangeran Rui Fengying yang kemudian tersenyum. "Setiap bulan itu, dia akan mengajariku ilmu pedang dan memberikan kekuatan spiritualnya untukku sehingga kini aku bisa mengetahui tempat ini. Hanya saja aku tidak tahu kalau dia ternyata memiliki murid lain selain aku.
"Ternyata selain sebagai saudara tiri, kita juga saudara seperguruan. Aku sangat bahagia. Selama ini aku juga telah salah menilai anda yang mulia, maafkan aku!" Fang Yin melakukan penghormatan kepada Pangeran Rui Fengying yang kini tersenyum kepadanya. Dia mendekatkan wajahnya ke wajah Fang Yin dan menatap mata gadis di depannya dengan tatapan yang sangat dalam. Fang Yin kini langsung memundurkan tubuhnya saat Pangeran Rui Fengying semakin mendekatinya. "Apa yang kamu lihat di dalam diriku selama ini? bukankah kita baru bertemu pertama kali saat kamu menyamar menjadi seorang pelayan?" tanya pangeran Rui Fengying dengan senyuman nakal.
"Aku menilai kepribadianmu hanya berdasarkan rumor yang beredar selama ini. Aku mendengar kalau yang mulia sangat dingin dan arogan. Ternyata aku salah menilai, aku minta maaf..." Fang Yin lagi-lagi memberi hormat kepada Pangeran yang kini menggenggam tangannya. Dia kemudian kembali bertanya kepada Fang Yin yang sedang berusaha melepaskan genggaman tangan Pangeran Rui Fengying. "Fang Yin, ternyata kamu tidak peka. Sebenarnya saat kamu menyamar menjadi pelayang setelah kamu kembali dari Kuil Dewa Luo Jin, itu adalah pertemuan kedua kita. Pertemuan pertama kita adalah saat kamu di kirim ke sekolah di ibukota sebelum kamu melarikan diri." ucap Pangeran Rui Fengying yang membuat Fang Yin mengerutkan keningnya.
"Yang mulia, apa maksud anda?" tanya Fang Yin merasa kebingungan, dia sama sekali tidak mengerti dengan apa yang di katakan oleh kakak tirinya itu. Pangeran Rui Fengying kemudian tersenyum dan menatap mata Fang Yin. "Fang Yin, saat dulu aku berada di sekolah khusus putra para bangsawan dan juga pejabat tinggi istana, aku kehilangan satu set pakaianku. Aku melihat ada seorang gadis kecil yang sangat nakal mencurinya dan dia segera melarikan diri dari sekolah dengan memakai pakaianku." ucap Pangeran Rui Fengying membuat Fang Yin sangat terkejut. Dia sama sekali tidak menyangka kalau pakaian yang dulu di curinya adalah milik Pangeran Rui Fengying, Kakaknya sendiri. Fang Yin tersenyum dan menundukkan kepalanya.
"Ternyata kita sudah mengenal cukup lama kan, Fang Yin?" tanya Pangeran Rui Fengying kepada Fang Yin. Dia kemudian memeluk Fang Yin dan langsung mencium bibirnya. Fang Yin juga hanya diam saja, dia tidak ingin mendorong Pangeran Rui Fengying menjauh meski dia menyadari kalau apa yang mereka lakukan saat ini sangat tidak pantas. "Yang mulia, jangan seperti ini. Kita tidak pantas melakukannya. Kita ini saudara." ucap Fang Yin melepaskan ciuman Pangeran Rui Fengying dan mendorong tubuh Kakak tirinya agar menjauh. Pangeran Rui Fengying tersenyum dan kini dia kembali menatap Fang Yin yang masih menundukkan kepalanya.
"Fang Yin, kenapa saat memakai pakaian wanita kamu begitu pemalu? bukankah saat di medan perang kamu begitu gagah? kita akan kembali ke ibukota besok. Setelah sampai di istana, aku akan mengatakan kepada kaisar tentang siapa kamu sebenarnya. Setelah itu, aku yakin kehidupan kita akan berubah." pangeran Rui Fengying membelai kepala Fang Yin yang saat ini menggelengkan kepalanya. "Yang Mulia, bukankah aku sudah katakan kalau anda boleh mengatakan siapa aku yang sebenarnya setelah Yueyue di temukan? kenapa anda mengingkari janji anda?" tanya Fang Yin merasa agak kesal kepada Saudara tirinya itu. Lagi-lagi Pangeran Rui Fengying tersenyum mendenga apa yang Fang Ying katakan.
"Fang Yin, Yueyue sudah di temukan dan kini sudah berada di ibukota. Dia berada di rumahmu dan Pamanmu, Gubernur Zhang Hao sudah sadar. Dia sudah sehat kembali dan saat ini sudah kembali menjalankan tugasnya sebagai gubernur. Kaisar bahkan mengangkatnya menjadi mentri saat ini. Jadi besok sudah tidak ada alasan lagi untuk segera mengungkapkan identitasmu yang sebenarnya." ucap pangeran Rui Fengying kepada Fang Yin yang terlihat sangat syok. Dia merasa sangat bahagia dan tidak sabar ingin segera bertemu dengan Yueyue dan juga Pamannya yang telah membesarkannya.
"Yang Mulia, apakah yang anda katakan benar? aku sangat ingin menemui mereka. Kalau mereka benar-benar sudah di temukan, aku akan mengijinkan yang mulia untuk mengatakan kepada Kaisar tentang identitasku yang sesungguhnya. Tetapi besok kita akan menemui Yunchi terlebih dahulu sebelum kita kembali ke ibukota." jawab Fang Yin penuh dengan rasa bahagia. Fang Yin sangat bahagia hingga tanpa sadar dia memeluk Pangeran Rui Fengying dengan sangat erat.
"Fang Yin, kita akan langsung ke ibukota dan tidak perlu mengunjungi kota Anyang lagi. Yunchi dan seluruh pasukannya sudah kembali ke ibukota karena kaisar sudah menempatkan seorang gubernur yang cukup handal untuk memimpin kota Anyang. Mereka sudah meninggalkan kota Anyang sejak kemarin." Pangeran Rui Fengying menjelaskan kepada Fang Yin. Keduanya kini memasuki gua dan beristirahat di dalamnya. Pangeran Rui Fengying dan Fang Yin duduk berhadap-hadapan dan menyilangkan kedua kaki mereka, keduanya kembali bermeditasi untuk memulihkan tenaga mereka setelah bermain seharian ini. pangeran Rui Fengying dan Fang Yin kemudian memasuki dunia mereka masing-masing.
Keesokan harinya, Fang Yin dan Pangeran Rui Fengying segera bersiap ke Ibukota dan langsung menuju ke istana. Mereka menunggangi satu ekor kuda karena Pangeran Rui Fengying tidak membawakan kuda untuk Fang Yin. Saat ini, Fang Yin berada di depan dan Pangeran memeluknya dengan erat. "Fang Yin, apakah kamu sudah siap?" tanya Pangeran Rui Fengying kepada Fang Yin yang langsung mengangguk. "Aku sudah siap yang mulia. Kita bisa berangkat sekarang." ucap Fang Yin dan kini Pangeran langsung menarik tali kekang kudanya yang langsung berlari menembus segel pembatas alam yang melindungi tempat itu. "Cha... Cha..." Keduanya segera meninggalkan tempat itu dan segera menuju ke ibukota.
"Fang Yin, apakah kamu lelah?" tanya Pangeran Rui Fengying yang berbisik di telinga Fang Yin yang langsung mengangguk. Pangeran Rui Fengying melihat sekelilingnya dan saat menemukan tempat yang cocok untuk beristirahat sejenak, dia mengarahkan kudanya ke arah tepi sungai. Mereka kemudian beristirahat dan mengisi kantung minum yang mereka bawa. Keduanya kemudian memakan buah-buahan yang mereka petik di tempat mereka menginap semalam. Saat keduanya bersandar di bawah pohon dan akan memejamkan mata mereka, Pangeran Rui Fengying dan Fang Yin mendengar langkah kuda yang mendekat. Mereka kemudian mulai waspada karena bisa saja yang datang itu adalah sekelompok penjahat yang ingin merampok mereka. Fang Yin kali ini kembali berpenampilan menjadi Jendral Fang. Dia akan merubah dirinya saat Pangeran Rui Fengying memintanya setibanya mereka di istana nanti. "Fang Yin, hati-hati! sepertinya aku mencuim aroma kejahatan yang sedang mendekati kita." ucap Pangeran Rui Fengying yang langsung di angguki oleh Fang Yin, keduanya segera naik ke atas pohon setelah menyembunyikan kudanya.