Fang Yin segera memberikan kantong air kepada Quan Qi yang masih terbatuk-batuk. Dia sangat terkejut saat mendengar Fang yin akan mengalahkan ayahnya. Sementara Fang Yin merasa heran kenapa Quan Qi tiba-tiba tersedak. "Apakah ada yang salah dengan kata-kataku?" tanya Fang Yin kepada Quan Qi yang kini sudah mulai kembali tenang. "Tidak, aku hanya kaget mendengar apa yang kamu katakan. Bagaimana caramu akan melawan pemimpin pasukan Gurun?" tanya Quan Qi kepada Fang Yin yang kemudian mengatakan kepada Quan Qi tentang rencananya yang akan mengalahkan pemimpin pasukan gurun yang telah menjadi musuhnya sejak mereka menangkap Pamannya.
"Tetapi bukankah mereka sudah membebaskan Pamanmu?" tanya Quan Qi kepada Fang Yin yeng menganggukkan kepalanya. Dia kembali menyantap bekal terakhirnya. Mereka harus sampai kota sebelum petang. Kalau tidak mereka tidak akan memiliki makan malam. "Makanya itu, aku harus segera bertemu dengan Pamanku. Aku akan bertanya kepadanya apakah mereka mengancamnya dan menyakitinya atau tidak. Tetapi meskipun begitu, aku harus membantu Paman merebut kembali daerah perbatasan yang saat ini di kuasai oleh pasukan gurun." Fang Yin sangat tegas dan dia tidak mudah menyerah. Quan Qi hanya bisa bernapas berat.
"Sudahlah, biarkan dia menyelesaikan masalahnyanya sendiri. lagi pula sekarang aku sudah bukan bagian dari pasukan gurun lagi. Kenapa aku harus ambil pusing?" gumam Quan Qi di dalam hatinya. Dia kemudian menatap Fang Yin yang sudah selesai dengan makanannya dan sudah mulai membereskan kembali barang-barang bawaan mereka. "Quan Qi, kalau kamu sudah selesai, kita harus segera melanjutkan perjalanan." Fang Yin sudah siap berangkat. Quan Qi mengulurkan tangannya meminta bantuan kepada Fang Yin agar menarik tangannya dan membantunya berdiri.
Fang Yin segera mengulurkan tangannya dan menarik Quan Qi. Mereka kemudian segera menaiki kuda dengan posisi Fang Yin di depan dan Quan Qi di belakang. Keduanya segera memacu kuda yang mereka tumpangi dan meninggalkan tempat mereka beristirahat tadi menuju kota terdekat dan setelah melewati kota itu, keduanya akan sampai di ibukota. Setelah mereka sampai di ibukota, mereka akan berpisah untuk menjalani kehidupan mereka masing-masing.
Quan Qi memeluk erat tubuh Fang Yin yang tidak menyadari apa yang saat ini dilakukan oleh Quan Qi. Kalau saja Fang Yin tahu, pasti dia akan mengamuk. Quan Qi dan Fang Yin segera memasuki kota, mereka sekarang memiliki uang jadi mereka menyewa sebuah penginapan yang sangat bagus. Sayangnya, mereka hanya mendapatkan satu buah kamar.
"Quan Qi! aku mau keluar sebentar untuk mencari sesuatu. kamu beristirahatlah! Lukamu sudah hampir sembuh, jangan sampai nanti terbuka lagi." Fang Yin meletakkan barang-barangnya dan segera meninggalkan penginapan mereka, dia segera keluar untuk mencari informasi. Saat ini mereka berada sangat dekat dengan ibukota, tentu akan banyak informasi yang akan di dapat oleh Fang Yin tentang kerajaan juga Pamannya.
Fang Yin mulai berjalan di pasar tradisional tempat banyak orang bertemu. Dia kemudian mendatangi sebuah kedai teh dan memesan teh sambil melihat banyak orang berlalu lalang. "Apakah kamu tahu kalau putri dari jendral Zhang hao akan di nikahkan dengan putra pemimpin pasukan gurun?" tanya seseorang kepada temannya. Fang Yin kemudian menguping karena orang yang saat ini berada di belakangnya sedang membicarakan pamannya juga Yueyue.
"Kamu salah, sebenarnya yang di jodohkan dengan putra dari pemimpin pasukan gurun bukan Nona Yue, tetapi putri dari putra mahkota yang kini hilang. Jendral Zhang Hao telah membuat kesepakatan dengan pasukan gurun kalau dia akan menemukan putri Rui untuk kemudian di nikahkan dengan putra pemimpin gurun. Jadi menurutku, Jendral sebenarnya tahu siapa putri dan di mana dia berada saat ini." Fang Yin menggenggam erat gagang cangkirnya. Pamannya terlalu banyak menyembunyikan rahasia selama ini. Fang Yin kemudian segera membayar tehnya dan meninggalkan kedai itu lalu segera kembali ke penginapan dan segera berkemas.
Quan Qi yang melihat apa yang di lakukan oleh Fang Yin merasa heran, Quan Qi kemudian segera bangun dan bertanya kepada Fang yin. "Fangfang! kamu mau kemana? bukankah kita akan tinggal selama dua hari disini? kita akan menuju ke ibukota lusa kan?" tanya Quan Qi yang tidak mendapatkan jawaban dari Fang Yin. Dia terus membereskan barang-barangnya dan kemudian dia membagi yuang yang mereka miliki. Fang Yin kemudian memberikan sekantong uang berisi beberapa keping tail perak kepada Quan Qi. lalu dia juga memasukkan satu kantung lagi di balik pakaiannya. Fang Yin kemudian berpamitan kepada Quan Qi.
"Quan Qi, aku harus pergi sekarang, aku harus segera sampai di ibukota dan menemui pamanku. Kalau kita berjodoh, kita pasti akan bertemu lagi suatu saat nanti, selamat tinggal!" Fang Yin segera keluar dari dalam kamar penginapan itu dan meinggalkan kota. Sementara Quan Qi segera menemui seseorang yang kini memasuki kamarnya.
"Tuan, apa yang anda minta sudah aku dapatkan. Kita sudah memiliki dua ekor kuda dan kapanpun anda ingin pergi, kita sudah siap berangkat." Mujin yang merupakan pengawal kepercayaan Quan Qi memberikan informasi yang sangat penting dan beberapa saat setelah Fang Yin meninggalkan kota ini, Quan Qi juga segera meninggalkan kota ini menuju ibukota. Dalam waktu satu hari, Quan Qi dan Mujin sudah tiba di ibukota, mereka juga langsung bergabung dengan prajurit yang akan menuju ke istana beberapa hari lagi.
Sementara itu, Fang Yin sudah sampai di kediaman Pamannya, Jendral Zhang hao. Saat ini dia sedang menunggu pamannya keluar dan menemuinya. Fang Yin merasa sangat gugup akan bertemu dengan Pamannya setelah sekian lama tidak bertemu.