"Begitulah Quan Qi, aku akhirnya segera menuju ke sekolah kami tetapi aku tidak menemukan siapapun, aku kemudian menuju ke perbatasan, di sana aku kemudian menemukanmu yang terkena panah beracun. Aku merawatmu dan mengobatimu, dan kamu tahu sendiri kan akhirnya kita bersama-sama menuju ke ibukota." ucap Fang Yin yang langsung di angguki oleh Quan Qi. Dia mengingat saat dia menuduh Fang Yin dengan tuduhan palsu sehingga membuat Fang Yin marah saat itu.
"Yin Er, maafkan aku yang saat itu menuduhmu sehingga kamu marah. Saat itu aku hanya tidak ingin kamu tinggalkan saja." ucap Quan Qi jujur. Fang Yin sudah menduganya. Dia tersenyum dan segera meminta Quan Qi kmbali ke kediaman jendral. "Baiklah, Quan Qi. Kita sudahi perbincangan kita, kamu sebaiknya segera kembali ke kediaman Jendral. Aku masih harus menemui pangeran karena ada sesuatu hal yang akan kami bicarakan." Quan Qi mengangguk setelah mendengar apa yang di perintahkan oleh Fang Yin. Dia segera menunggangi kudanya dan meninggalkan Fang Yin setelah berpesan kepada Fang Yin agar berhati-hati. "Yin Er, kalau begitu kamu hati-hati, aku pergi dulu." Quan Qi segera meninggalkan Fang Yin. Gadis itu sangat bahagia karena dia telah bertemu dengan teman masa kecilnya. Bahkan tadi Quan Qi mengatakan kalau dia akan menikahinya.
Fang Yin kemudian segera menunggangi kudanya dan segera menuju ke istana milik pangeran, dia langsung menuju ke kamar pangeran seperti apa yang Pangeran Rui Fengying perintahkan tadi. Fang Yin segera mengikat tali kekang kudanya dan segera menuju ke kamar pangeran. Dia berdiri di depan pintu dan seorang penjaga melaporkan kepada Pangeran kalau saat ini Jendral Fang sudah berada di depan kamarnya. Pangeran Rui Feng Ying sangat senang karena adik perempuannya datang tepat waktu. "Silahkan masuk Jendral Fang! Pangeran sudah menunggu anda." Fang Yin menganggukkan kepalanya dan segera memasuki kamar pangeran.
"Lu Fang memberi hormat kepada Pangeran Rui Fengying." Fang Yin melakukan penghormatan kepada pangeran yang langsung memintanya duduk. "Putri Rui Fang Yin, kamu tidak perlu sopan terhadapku. Disni saat ini kamu adalah adik perempuanku." ucap pangeran Rui Fengying. Fang Yin kemudian duduk dan dia menuangkan teh untuknya dan untuk Kakaknya. Pangeran Rui Fengying kemudian memberikan sebuah gaun kepada Fang Yin. "Maaf, Pangeran. Apa yang anda maksudkan dengan memberikan pakaian seperti ini?" tanya Fang Yin kepada Pangeran Rui Fengying
"Aku mau kamu mengenakan pakaian ini malam ini. Aku ingin bersama adik perempuanku, jadi kamu harus berganti pakaian sekarang juga." Perintah Pangeran Rui Fengying. Fang Yin sebenarnya sangat enggan tetapi Pangeran Rui Fengying mengancamnya dan dengan terpaksa, Fang Yin segera mengambil pakaian itu dan langsung mengenakannya. Beberapa saat kemudian, Fang Yin segera keluar dari ruang ganti dengan penampilan yang berbeda. Dia saat ini mengenakan pakaian seorang putri raja dan dia terlihat sangat cantik, bahkan Pangeran Rui Fengying sangat terpesona dengan kecantikan yang di miliki oleh Fang Yin.
Pangeran mendekati Fang Yin dan langsung memeluknya dari belakang. Kedua tangannya melingkar di perut ramping milik Fang Yin, sementara dagunya dia letakkan di pundak Fang Yin yang kini berusaha mengelak tetapi dia tidak bisa karena tubuhnya kecil sementara Pangeran sangat gagah sehingga dia kalah dan tidak bisa berbuat apa-apa saat ini. "Pangeran, jaga sikapmu! aku tidak mau anda perlakukan seperti ini. Bukankah kita ini Kakak beradik? kenapa kamu memperlakukan aku seperti ini?" tanya Fang Yin yang langsung di jawab dengan senyuman oleh Pangeran Rui Fengying. Akhirnya Fang Yin mengakui kalau dia adalah adiknya.
"Akhirnya kamu mengaku juga kalau kamu adalah adikku, Sayang." ucap Pangeran Fengying kepada Fang Yin yang saat ini semakin merasa panas saat tubuh mereka saling menempel seperti ini. "yang Mulia, sebaiknya anda melepaskan pelukanku! ini benar-benar tidak pantas dilakukan oleh seorang pangeran. Segera lepaskan aku dan cepat katakan apa yang ingin yang mulai katakan kepadaku. Aku tidak memiliki banyak waktu saat ini." Fang Yin masih terus mencoba melepaskan pelukan Pangeran Rui Fengying tetapi tetap tidak bisa.
"Sayang, tenanglah! apa kamu tidak merindukan Kakamu ini? aku sangat merindukanmu dan biarkan aku memelukmu sebentar saja." pangeran Rui Fengying kemudian mulai menceritakan apa yang akan di sampaikannya kepada Fang Yin dan itu membuatnya sedikit tenang saat ini. Pangeran Rui Fengying kemudian menceritakan kalau dia di beri sesuatu oleh Ibu Fang Yin dulu saat dia masih berada di istana. Sayangnya, Pangeran Rui Fengying seperti sengaja mengulur waktu. Dia masih ingin menikmati aroma tubuh adiknya.
"Yang mulia, segera katakan apa yang akan anda ingin katakan! aku masih banyak urusan dan kalau tidak ada yang ingin kamu sampaikan, aku sebaiknya segera kembali sekarang. Fang Yin kemudian membali masuk ke ruang ganti dan pangeran Fengying tidak melarangnya kali ini. Dia membiarkan Fang Yin untuk berganti pakaian. Saat Fang Yin sudah melepaskan semua pakaiannya, Pangeran Rui Fengying kemudian masuk sehingga Fang Yin sangat terkejut, dia menutupi bagian tubuhnya dan marah kepada Kakaknya yang kini malah tersenyum menatap tubuh polosnya dengan sangat bergairah. "Yang mulia, apa yang anda lakukan?" Fang yin segera menutupi bagian tubuhnya yang bisa dia tutupi, sementara itu, Pangeran Rui Fengying semakin mendekatinya dengan tatapan yang sangat mengerikan.