"Oke, sekarang kamu bisa masuk ke dalam alat fusi. Jangan khawatir, kamu akan baik-baik saja, aku sendiri sudah mencobanya." Kata Eddie kepada Emma.
"Selain aku, yang lain juga pernah."
Eddie menunjuk ke arah alat fusi besar yang ada di depannya.
"Hmm, aku percaya padamu." Emma mengangguk sambil tersenyum manis. Setelah itu dia berjalan masuk ke alat fusi tanpa ragu-ragu.
Saat kesadaran Emma secara bertahap jatuh ke dalam tidur nyenyak. Transformasi dapat terlihat dengan proses yang sangat cepat.
Setidaknya butuh enam sampai tiga hari untuk dapat bertransformasi secara sepenuhnya. Kecepatan ini masih dapat di terima, tapi Serum v.2 yang akan dia gunakan di masa depan pasti akan memakan waktu yang lebih lama.
Setidaknya butuh satu bulan penuh, toh semakin kuat serum semakin lama tubuh manusia harus beradaptasi.
Di luar gedung, Svetlana bersandar di pohon besar, mata lentiknya melihat ke arah kejauhan.
Sekarang ini dia sedang menunggu seseorang, seorang wanita.
Tak lama kemudian, Caroline, salah satu anggota Echo Six dengan setelan jeans dan sepatu bot kulit datang.
Sebagai sesama pejuang, wanita itu langsung menyadari bahwa ada wanita kuat yang sedang bersandar di pohon. Bahkan dalam keadaan tidak waspada, wanita itu memancarakan aura petarung elite!
Sebelum Caroline sempat berbicara, Svetlana memberikan isyarat. Setelah Caroline menjawab dengan isyarat yang sama, Svetlana berkata, "Nampaknya itu kamu, ikuti aku."
"Bagaimana kamu tahu kalau orang 'itu' adalah aku?" Tanya Caroline.
"Hanya kamu yang memancarkan aura orang kuat." Kata Svetlana dingin, setelah itu dia berjalan ke arah gedung tanpa perlu menunggu jawaban Caroline.
Ekspresi Caroline mengerut, beberapa saat kemudian dia mengikuti Svetlana ke arah gedung tersebut.
Awalnya Sienna ingin menemaninya, tapi Caroline tidak berkeinginan mengajak temannya yang satu itu.
Dengan gerakan cepat, dia berhasil menghindari radar Sienna. Pada akhirnya dia berhasil sampai tujuan tanpa meninggalkan jejak untuk Sienna ikuti.
"Aku sama sekali tidak menemukan jejak Caroline, sebenarnya apa yang ingin dia lakukan?" Sienna cemberut. Dengan hilangnya Caroline, sekarang dia hanya sendirian. Jika dia ingin menyelidiki fasilitas bawah tanah Umbrella sendirian, hal itu akan menjadi misi bunuh diri.
Di sisi lain, Eddie yang ada di dalam lab sedang memeriksa beberapa alat bersama dengan Jessica dan Lisa. Pemeriksaan ini dilakukan secara rutin, Eddie tidak ingin alatnya usang, jika ada alat yang tidak bekerja dengan baik, takutnya kendala tersebut akan mencelakakan mereka.
*Swosh!*
Pintu otomatis baja terbuka, Svetlana menginjakkan sepatu hak tingginya masuk. Di belakangnya diikuti oleh sosok cantik serta bugar, Caroline!
"Selamat datang di labku, Caroline. Lama tidak bertemu." Eddie menyapa sambil tersenyum.
"Lama tidak bertemu, Eddie. Apakah kamu memerlukan sesuatu dariku?" Caroline menanggapi sapaan pria itu sambil mengangguk dan tersenyum.
"Aku mulai bermain dengan Simmons, dan aku butuh bantuanmu. Tapi kamu tidak cukup kuat sekarang, aku ingin memberimu hadiah dulu."
"Hadiahnya akan membuatmu menjadi lebih kuat, apakah kamu mau menerimanya?" Tanya Eddie sambil tertawa kecil.
"Hadiah apa? Selain itu aku masih belum membayar kebaikanmu, aku tidak bisa menerima hadiahmu." Caroline menggelengkan kepalanya, dia menolak hadiah baru ini.
"Simmons sangat kuat, dan sekarang dia adalah lawanku. Kekuatan bertarungmu memang kuat, tapi hal tersebut tidaklah cukup."
"Kamu akan menghadapi monster ganas serta menakutkan, oleh karena itu aku ingin memperkuat kekuatanmu." Eddie menjelaskan.
"Tapi aku tidak bisa memberitahumu misiku, selain itu aku tidak bisa menghianati atasanku." Jika dia disuruh untuk berhianat untuk dapat membalas rasa terima kasihnya, maka dia akan menolak. Dia lebih memilih kesetiaan.
"Bahkan jika kamu tidak memberi tahuku, aku sendiri tahu misimu yang sebenarnya." Kata Eddie sederhana.
Pernyataan itu langsung mengejutkan Caroline, "!"
"Universitas kota Raccoon, ruang bawah tanah, lab. Dr. Mueller meneliti senjata bio terbaru, nama kode Thanatos. Monster itu dapat memberantas seluruh resimen marinir yang terlatih. Apakah aku benar?" Eddie langsung mengungkapkan rahasia tersembunyi Caroline.
"K-kamu!" Caroline sangat terkejut. Dia tidak pernah menyangka bahwa misinya telah diketahui oleh Eddie. Bahkan dia tahu persis misi apa itu. Tapi apa yang membuat Caroline penasaran adalah, nama Thanatos...
"Thanatos? Hal macam apa itu?" Tanya Caroline dengan ragu-ragu.
"Itu adalah senjata berbentuk humanoid, kelihatannya seperti manusia, tapi sebenarnya dia adalah monster."
"Kamu dapat melihatnya di file informasi ini. Misimu sangat lah berbahaya." Eddie melambaikan tangannya, menyuruh Caroline untuk mendekat ke arah meja komputer.
Di dalam layar monitor, terdapat rekaman video pertempuran Tyrant-002. Dapat dilihat bahwa monster itu mampu menggunakan cakarnya untuk menembus beton setebal tiga puluh sentimeter. Tyrant yang tidak bisa merasa sakit adalah senjata yang paling sempurna.
"Profesor itu sedang meneliti hal semacam ini?" Tanya Caroline curiga.
"Ya, ini adalah proyek yang telah lama dipelajari oleh Umbrella dan Militer Aliansi. Namun militer selalu dikeluarkan dari proyek tersebut. Mereka tahu hal seperti ini ada, tapi mereka tidak mengetahui kemajuan dan hasil spesifik penelitannya." Eddie mengangguk.
"Tapi... Apa gunannya hal-hal ini?" Caroline bingung.
"Untuk mengganti manusia dalam berperang, atau sekedar digunakan untuk operasi taktis khusus yang mana akan mengurangi kerusakan unit tentara."
Kata Eddie sambil mengangkat bahu, seolah-olah dia telah melihatnya dengan mata kepalanya sendiri.
"Apa yang kamu ingin aku lakukan?" Caroline menatap Eddie sambil mengerutkan kening. Setelah monster-monster ini dilepaskan, pasti akan ada bencana hebat.
"Aku ingin kamu tetap hidup. Tapi kekuatanmu masih terlalu lemah, oleh sebab itu aku ingin membantumu untuk menjadi lebih kuat. Jangan kahwatir, kamu tidak akan menjadi monster." Eddie tertawa.
"Sebenarnya apa tujuanmu sebenarnya?" Caroline menjadi lebih serius. Tergantung jawaban Eddie, dia mungkin akan mencoba membantu pria itu.
"Aku ingin membalas dendam kepada Umbrella serta mewujudkan obat kebadaian yang aku idam-idamkan. Apakah menurutmu aku terlalu berangan-angan dalam mimpiku ini?" Eddie menertawakan dirinya sendiri.
"Tidak, aku... aku percaya padamu. Sorot matamu memberitahuku bahwa kamu tidak sedang berbohong."
"Aku bersedia membantumu." Caroline berkata dengan nada tegas.
-----
read chapter 371 on;
patréon.com/mizuki77
ko-fi.com/mizuki77