Hari telah berganti, Pagi ini utusan dari Kerajaan Huanran datang untuk menjemput calon menantu mereka. Seorang penjaga istana masuk memberi laporan.
"Lapor Yang Mulia, Utusan dari Kerajaan Huanran datang untuk menjemput Putri Xing'er dan Putri Li Mei"
"Baik.. Persilakan mereka masuk, Katakan pada mereka Putri-putriku sedang bersiap-siap"
Pangeran Pertama dan pengawalnya datang memberi salam,
"Saya Zhu Jian Fang memberi salam Pada Yang Mulia Raja dan Permaisuri ".
"Selamat Pagi Pangeran Zhu Jian, Tunggulah… Putriku sedang bersiap-siap. Mereka akan segera datang". Zhu Jian berdiri menunggu kedatangan Li Mei.
Disusul para utusan dari Pangeran ke-2 untuk menjemput Xing'er
"Saya Bai Xiao Lan utusan dari Pangeran ke-2 memberi salam pada Yang Mulia Raja"
Mereka berdiri berdampingan menunggu Xing'er dan Li Mei keluar. Tidak berselang lama mereka datang dengan pakaian pengantin berwarna merah dengan diikuti pelayan mereka. Mata Zhu Jian terus memandang sejauh Li Mei berjalan, Kecantikan alaminya membuat Zhu Jian takluk dalam sekejap.
"Mari Putri Li Mei, aku akan mengantar Putri sampai ke Kerajaan dengan selamat" Zhu Jian mengulurkan tangannya pada Li Mei. Li Mei menerima uluran tangan Zhu Jian, Hati nya seakan meleleh mendapat perlakuan romantis dari Zhu Jian. Putra Mahkota Chen He Quon datang untuk mengantar Kedua adiknya menuju kerajaan Huanran.
"Kakak He.. *memeluk Chen He* Aku pasti akan merindukan Kakak"
"Kakak juga akan merindukan mu. Tapi, Kita harus bersiap-siap. Ini sudah saatnya untukmu pergi" Chen He mengantar Kedua adiknya nya menuju kereta berkuda.
Yang Mulia Raja dan permaisuri beserta para perdana menteri melepas kepergian mereka. Zhu Jian, Chen He beserta pengawal yang lain menaiki kuda didepan mereka. Perjalanan panjang mereka dimulai.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Setibanya di ibu kota Huanran, Kereta yang mereka tumpangi mendapat sambutan hangat dari sebagian rakyat disana, karena melihat Zhu Jian ada diantara mereka. Rumor tentang pernikahan Zhu Jian dengan Li Mei pun sudah menyebar. Kehangatan Zhu Jian pada rakyatnya membuatnya di cintai oleh Rakyat Huanran.
"Panjang Umur Pangeran Zhu Jian.. "Sorak para rakyat yang berjejer di pinggir jalan menyambut kedatangan mereka.
Zhu Jian beserta yang lain melambaikan tangan, untuk membalas sapaan dari para rakyatnya. Sesekali Li Mei mengintip Zhu Jian yang berada di depan. Senyum Zhu Jian yang belum pernah dilihatnya membuat perasaan Li Mei berdebar.
(Baru kali ini aku lihat seorang Zhu Jian tersenyum lepas. Sisi lain dari seorang Pangeran yang terlihat licik, ternyata begitu hangat). Li Mei mulai mengagumi seorang Zhu Jian.
.
.
.
Setibanya di Istana Huanran, Yang Mulia Raja Zhu Huan Zhan, dan Permaisuri Xue Fang atau ibu dari Zhu Jian serta selir Ming Lan ibu dari Thian dan Xhian Lan menunggu kedatangan mereka. Pangeran ke-2 dan Pangeran ke-3 mendatangi kereta untuk menyambut Putri dari Kerajaan Yuan. Li Mei dan Xing'er turun dari kereta. Betapa terkejutnya Li Mei melihat siapa yang menyambutnya didepan kereta.
(Thian Lan…!!! Nggak.. Ini Nggak mungkin..! Mana mungkin Thian Lan bisa berada di tempat seperti ini… Apa aku salah Lihat?) Li Mei atau Yu Wei syok melihat pria dihadapannya mirip dengan seorang pria yang pernah membunuh ibunya.
"Selamat datang Tuan Putri dari Kerajaan Yuan. Perkenalkan, saya Pangeran ke-2 Zhu Thian Lan, dan ini adik saya Zhu Xhian Lan" Merek memberi salam. Thian Lan membantu Xing'er turun dar kereta. Sedangkan Li Mei masih terdiam melihat Thian Lan yang berada didepannya.
(Apa ini kebetulan, Tapi mengapa nama mereka juga sama? Jika Dia Pangeran ke-2, berarti aku harus berhati-hati dengannya. Tidak ku sangka orang yang sama namun berbeda, hidup didunia yang berbeda tetapi tetap saja memiliki sifat yang sama. Sama-sama memiliki sifat serigala).
Melihat Li Mei terus terdiam di depan Thian Lan, Zhu Jian akhirnya membantu Li Mei agar terlepas dari keadaannya.
"Putri Li Mei, silahkan turun.." Zhu Jian mengulurkan tangan.
"Terima kasih Pangeran Zhu Jian" Li Mei melempar senyum menawannya. Zhu Jian dan Li Mei pergi bersama menuju Istana. Thian Lan yang melihat senyum Li Mei memasang wajah tidak sukanya pada Zhu Jian.
(Kurang ajar, tidak ku sangka Li Mei ternyata lebih cantik dari yang ku dengar. Kecantikan dari Li Mei benar-benar memikat ku. Jika tahu begini seharusnya aku membiarkan Zhu Jian memiliki Xing'er). Thian Lan merasa geram melihat kedekatan mereka..
Disisi lain Li Mei yang berjalan bersama Zhu Jian mulai menjalankan rencana mereka.
"Ternyata kamu hebat juga yah, dalam sekejap kamu mampu membuat Thian Lan menahan amarahnya, Memang apa yang kamu lakukan hingga membuat nya seperti itu?) Bisik Zhu Jian dengan tatapan menggoda.
"Berhentilah menatapku seperti itu Tuan, Jalankan saja peran kita masing-masing" Bisik Li Mei dengan perkataan dinginnya.
"Jangan terlalu dingin padaku Putri, Bukankah kita berperan sebagai pasangan Suami istri.." Zhu Jian masih dengan nada menggoda nya.
"Sekali lagi kamu berbicara seperti itu. Ku Bunuh Kau…!" Mendongakkan wajah di depan Zhu Jian dengan tatapan mematikan.
(Li Mei.. Sikap dinginmu aku suka itu..) batinnya seraya tersenyum licik.
Di dalam istana Keluarga Kerajaan telah menunggu mereka.
"Selamat datang Putri dari Kerajaan Yuan. Saya Raja Zhu Huan Zhan, menyambut kedatangan kalian sebagai Permaisuri dari Kerajaan Huanran" Raja Huan berdiri menyambut kedatangan mereka.
"Yang Mulia, Saya Putri Li Mei dan Putri Xing'er memberi salam Pada Yang Mulia Raja Zhu Huan Zhan beserta Yang Mulia Ratu dan ibu selir" Ucap mereka bersamaan, Seraya memberi hormat.
"Bangunlah, Kalian sekarang adalah Putri-putriku, Jadi jangan sungkan panggil aku dengan sebutan Ayah mertua".
"Benar yang di katakan Baginda Raja. Acara pernikahan akan dilaksanakan 2 hari lagi. Sebaiknya kalian istirahat. Dayang.. *sebutan untuk pelayan* Antar Putri-putriku ke kediaman mereka. Dan layani mereka dengan baik". Perintah Ratu Xue Fang, istri pertama dari Raja. Li Mei dan Xing'er beserta pelayan mereka mengikuti para dayang menuju kediaman Yang telah Raja siapkan.
.
.
.
.
.
Di kediaman Li Mei, dia sedang melepas pakaian serta aksesoris yang begitu berat di bantu Ling Ling dan dayang yang lain.
"Putri, Bagaimana perasaanmu setelah sampai di kerajaan Huanran?" Tanya Ling Ling dengan penuh antusias.
"Ling Ling, aku mohon.. untuk hari ini, jangan mengajukan pertanyaan apapun padaku. Aku benar-benar lelah dengan kejadian yang terjadi hari ini..". Li Mei menuju tempat pemandian air panas yang telah disediakan.
(Benar juga, aku memang lelah dengan kejadian hari ini. Terutama mengenai Thian Lan. Aku benar-benar syok melihat wajah dan sifat yang sama seperti Thian Lan dalam kehidupan ku sebelumnya. Mungkin dengan berendam beban di fikiran ku akan berkurang).
Maaf yah kalau up nya telat. Terima kasih karena masih menanti tulisan saya ini yang masih acak2 an. Di tunggu kritik dan saran serta dukungan dari kakak. Terima kasih