Brak! Prang!
Suara benda di lempar, dan pecah terdengar secara bersamaan.
"Anak buah sialannn..." umpat Jaksa Kang yang baru saja mengemas pakaiannya untuk segera kembali ke Korea malam itu juga.
"Lagi dan lagi tidak becus..." umpat Jaksa Kang yang mendengar penemuan mayat lagi.
Aleana yang ada di sana, seketika tertawa terbahak-bahak.
"Diam..."
"Ingin ku bereskan?" tanya Aleana.
"Hhm.. diamlah, atau kau tidak akan kembali lagi," kata Jaksa Kang dengan sangat marah.
"Berjanji padaku, jika kau tidak akan menyentuh Cakra sehelai rambut pun," pintah Aleana.
"Tidak masalah bagiku," kata Cakra. "Asal dia masih bersikap baik,"
"Ka... Kau... Huh! Sudahlah. Apa yang akan kau lakukan dengan berita-berita itu?"
"Aku harus memutus leher leher mereka," kata Jaksa Kang. Dia terlihat begitu sadis di saat yang bersamaan dengan senyum manis yang terukir di bibirnya itu.
***
Cakra tengah mendorong troli belanja, sedangkan Zenna tengah memilih barang-barang keperluan bulanan mereka.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com