webnovel

Regret and Gratitude

Tidak!!! Aku bukannya tidak menyesal! Aku sungguh menyesalinya! Tapi.... bukan dia yang harus menanggungnya. Aku akan membesarkannya, ya aku tidak akan menggugurkannya! -Aqila Perasaan janggal terhadap satu perempuan. hanya SATU! ya hanya dia, dia seperti menjadi bagian dari diriku. TIDAK! aku tidak memikirkannya atau apapun hanya saja merasa... ya entahlah. -Arkan ~~~~ Kalian gaakan nyangka apa yang ada di cerita ini~ Karena ini bukan cerita married by accident biasa.

zylavida76 · Adolescente
Classificações insuficientes
37 Chs

Part 17

1 minggu kemudian….

*Author POV*

Baik arkan maupun alfa menunggu kondisi aqila benar pulih sebelum memberi tau orangtua aqila. Dengan segala upaya mereka membuat aqila tersenyum, tentu saja untuk membuat dia lebih semangat untuk sembuh.

Sampai akhir minggu ini barulah alfa mau membuka topic mengenai orang tua aqila.

"dek, menurut kamu gimana kalo kita kasih tau mami papi?'

"yaudah kasih tau aja bang, aqila udah kuat kok"

"Tapi dek, kamu bener bener gaboleh terganggu lagi kondisinya. Kalo papi marah sama kamu gimana?"

"Kan ada abang hehehehe, lagian nanti abang hasut aja papi biar marahanya ke arkan aja jangan ke aku"

"Tanpa dihasutpun abang lakuin loh adekku"

"yaudah abang telfon sekarang boleh"

"Boleh, tapi abang deliveryin mcd dong aku mau eskrim"

"Astagfirr dekk kamu selalu buat gagal suasana tau gasih"

Sebelum Alfa menelpon orang tuanya dia memesan pesanan aqila dan tak lama arkan datang, Arkan kemarin malam kembali pulang ke Jakarta mengurus beberapa dokumen dan baru kembali sore ini.

"Assalamualaikum"

"Walaikumsalam, arkan bawa siapa?"

"Ah ini tante rossa sama keluarganya, yang ini om William dan anaknya namanya rene. tan ini aqila yang arkan ceritain"

"Hai cantik, gimana kandungannya sayang" ucap tante rossa bersahabat.

"Hm, baik kok tan. Hehhee"

Setelahnya alfa menarik tangan arkan dan mengajaknya keluar, mereka berbincang untuk kedatangan orang tua arkan nantinya.

"Woi gue mau ngasih tau bonyok gue nih"

"Sekaarang? Sumpah lo?"

"Kenapa lo takut?"

"Ga, cuman mendadak aja. Nanti kalo kondisi aqila ngedrop gimana?"

"Engga, ade gue kuat kok"

*Aqila POV*

Setelah kepergian keluarga tante rossa, rossa sedikit merasa janggal dengan putrinya yang bernama rene. Dia seperti sangat tidak suka dengannya, aku sedikit tidak mengerti apa aku pernah bertemu dengannya? Dan lamunanku buyar ketika merasakan daging kenyal yang hangat menyentuk keningnya lembut, membuatnya tersadar jika arkan sudah didepan mukaku.

"Mikirin apa sayang?"

"Hmm engga ada"

"Udah makan? Mau dibeliin makanan apa? Oh iya aku bawain rending mau ga?"

"MAUUUU" teriakku girang.

"Astaga sayang jangan teriak di kuping aku"

"ehm"

"Eh ada abang ipar"

"Cih gasudi gue"

"Dekku telpon mami sekarang yu"

"Ntar aja abanggg, tadi arkan bawa rendang, aku mau makan rendang sekarang"

Yaudah abaikan aqila

"Assalamualaikum mami"

"Walaikumsalam fa, gimana kabarmu?"

"Baik mi, mami lagi sama papi?"

"Iya nih kami baru aja pulang dari acara, ada apa nak?"

"Mi speakerin aja"

"Kenapa sayang? Apa yang mau kamu bicarain?"

"Mi pi, Aqila hamil dan berada dirumah sakit di singapure sekarang" jeda beberapa detik membuat kami di dalam ruangan ini menahan nafas.

"Coba kamu ulangi apa yang kamu bilang alfa" ucap papi dingin dan menusuk.

"Aqila hamil mi pi, dan dirumah sakit di Singapure"

"Kami berangkat sekarang, kasih tau detailnya lewat sms" jawaban singkat papi membuat kami tegang dan tidak tau mau berbuat apa.

"Siapin mental kalian, terutama kamu dek."

"Iya bang, smsin dulu gih. Aqila mau tidur aja deh, arkan elusin perut aku dong"

Beberapa jam kemudian…

"Sekarang jelasin ke kami"

"Gamau nunggu aqila bangun?"

"egh… mami papi?" ucapku parau, ketika terlalu berat mataku untuk bangun.

"sayanggg" mami memelukku, ah hangatnya.

"Mi aqila kangen mami" ucapku memeluk mami dan mulai terisak. Bagaimanapun pelukan mami yang terbaik dari siapapun.

"Iya sayang, mami juga. Kamu harus kuat sayang" dan setelahnya kulihat mata papi, tangisku mangkin pecah.

"Papiii hiks pi hiks" ucapku ingin menggapai pelukan papi. Dan berikutnya papi memelukku, mengusap kepalaku perlahan seperti takut aku akan pecah.

"Putri kecil papi" hanya kata itu yang papi bisikkan kepadaku.

"Papiii, aqila kangen hiks papi"

"Hssst papi disini sayang, mana yang sakit sweetheart?"

"Gaada pi, aqila udah sehat kok hehehe. Apa papi bawa makanan?"

"Ehm, sepertinya sandwich dari pesawat masih ada, mau?"

"Mau, aqila laper hehe"

Setelah papi memberiku sandwich dan mami dan bang alfa meringsut didekatku, papi membuka obrolan mematikan ini. Sedangkan arkan duduk disofa tak jauh dari kami, wajahnya tampak tegang dan seperti sedang disidang.

"Jadi? Bisa kamu jelaskan?" tubuh arkan menegang.

"Begini om, memang saya yang menghamili aqila tanpa sengaja. Kami dalm pengaruh alcohol, dan baik saya maupun aqila sama sama tidak menyadari sampai akhirnya mommy saya mengenalkan saya dengan aqila di toko kuenya. Dan setelahnya kami dekat dan sayapun sudah ingin melamar aqila, hanya saja sebulan yang lalu saya baru menyadari dari cctv club teman saya. Saya akan melamar aqila om, baik aqila mengandung maupun tidak, saya sudah sangat mencintai aqila"

"Prove it!"

"Secepatnya om?"

"Dan putri kecil papi" ucap papi tajam.

"Kenapa kamu bisa berada di club sayang?"

"Kemaren ada ulang taun temen pi, itu juga kali pertama kok kesana"

"Dan kaya gini akibatnya"

"Maaf pi aqila juga gatau malah kaya gini"

"Okey, Arkan? Kamu tidak boleh ketemu aqila sampai kamu bisa membuktikannya"

"Emang arkan ngebuktiin gimana pi?"

"Kalo dia lelaki sejati pasti dia tau, dan arkan taukan dimana pintu keluar?"

Ah kasiannya arkanku, harus pergi padahal baru aja dari Jakarta tadi sore, tapi yaudahlah sekarang ada papi sama mami. Ah sebaiknya aku line dia, anaknya kayanya sayang banget sama arkan.

*Arkan POV*

Beberapa jam setelah aqila tidur, orangtua aqila datang. Pandangan mata papi aqila langsung menggelap melihat gue dan berubah sayu ketika melihat aqila tertidur.

"Sekarang jelasin ke kami" ucap papinya aqila menusuk.

"Gamau nunggu aqila bangun?" jawab alfa.

"egh… mami papi?" ucap aqila parau.

"sayanggg" mami memeluk aqila. 

"Mi aqila kangen mami".

"Iya sayang, mami juga. Kamu harus kuat sayang" aqila sudah menangis dipelukan maminya. Banyak penyesalan dihati melihat betapa rapuhnya aqilaku.

Skip…

"Gaada pi, aqila udah sehat kok hehehe. Apa papi bawa makanan?"

"Ehm, sepertinya sandwich dari pesawat masih ada, mau?"

"Mau, aqila laper hehe" kami terkekeh kecil melihat aqila sangat giat makan belakangan ini.

Setelah papi memberi aqila sandwich dan mami dan  alfa meringsut didekat aqila, sedangkan aku duduk disofa tak jauh dari mereka, kaya disidang gue (emang disidang kan –") dan topic mematikan ini dimulai membuat gue menegang.

"Jadi? Bisa kamu jelaskan?" tubuh menegang sempurna.

"Begini om, memang saya yang menghamili aqila tanpa sengaja. Kami dalm pengaruh alcohol, dan baik saya maupun aqila sama sama tidak menyadari sampai akhirnya mommy saya mengenalkan saya dengan aqila di toko kuenya. Dan setelahnya kami dekat dan sayapun sudah ingin melamar aqila, hanya saja sebulan yang lalu saya baru menyadari dari cctv club teman saya. Saya akan melamar aqila om, baik aqila mengandung maupun tidak, saya sudah sangat mencintai aqila" ucap gue panjang lebar, berharap sesuatu hal yang baik terjadi.

"Prove it!"

"Secepatnya om?" walaupun gue juga gatau apa yang harus dibuktiin, but gue harus bisa apapun itu.

"Dan putri kecil papi" ucap papi aqila menajam, dan beralih ke aqila.

"Kenapa kamu bisa berada di club sayang?"

"Kemaren ada ulang taun temen pi, itu juga kali pertama kok kesana"

"Dan kaya gini akibatnya"

"Maaf pi aqila juga gatau malah kaya gini"

"Okey, Arkan? Kamu tidak boleh ketemu aqila sampai kamu bisa membuktikannya" what? Hm.

"Emang arkan ngebuktiin gimana pi?" ah aqilaku selalu tau mengerti yang gue pikirin.

"Kalo dia lelaki sejati pasti dia tau, dan arkan taukan dimana pintu keluar?" ckck ketika gue menoleh kearah pintu, 'ah pintu neraka' 

Dan gue keluar dengan lesu, ah bagaimana hari gue tanpa aqila? Dan tujuan gue ketempat tante rossa.

Maaf ya kan 💜💜

Iya sayang, aku pantes dapetin itu. Good night, selamat istirahat 💜💜

You too

Tenang sayang, gue bakal buktiin secepatnya dan penderitaan ini akan berakhir. Yang  bisa gue lakuin sekarang cuman nelpon sahabat gue buat nanya apa yang harus gue lakuin.