webnovel

Regret and Gratitude

Tidak!!! Aku bukannya tidak menyesal! Aku sungguh menyesalinya! Tapi.... bukan dia yang harus menanggungnya. Aku akan membesarkannya, ya aku tidak akan menggugurkannya! -Aqila Perasaan janggal terhadap satu perempuan. hanya SATU! ya hanya dia, dia seperti menjadi bagian dari diriku. TIDAK! aku tidak memikirkannya atau apapun hanya saja merasa... ya entahlah. -Arkan ~~~~ Kalian gaakan nyangka apa yang ada di cerita ini~ Karena ini bukan cerita married by accident biasa.

zylavida76 · Adolescente
Classificações insuficientes
37 Chs

EXTRA PART

Hari ini istriku sedang memasak makanan yang kami sukai, fettucini dengan saus keju spesial. Aku dan azka sudah duduk rapih dimeja makan menunggu aqila menyajikan makanan yang mengepul itu. Baunya sajaa hmmm.....

"Bunn hurry"

"Wait"

Azka benar-benar tidak sabar karena minggu kemarin dia tidak bisa makan ini karena aqila sakit. Makanan ini hanya dibuat hari minggu pagi, seperti saat ini. Kami menyantap dengan bersemangat, tapi kulihat aqila beberapa hari ini tidak bersemangat dan mudah lelah. Kugenggam tangannya,

"Kenapa luf? Cape ya?"

"Gatau kan aku lemes banget rasanya"

"Mau aku temenin ke dokter? Biar dikasih vitamin gitu?"

"Vitamin banyak dirumah luf, nanti aku minum"

"Bun, bunda pakai skin care apa?"

"Hm? Kenapa nanya seperti itu?"

"Habis bunda tambah putih"

Aku benar-benar memperhatikan muka aqila, ya sih tambah putih. Tapi pucat, astaga.

"Luf ayok kita ke rumah sakit sekarang"

"Kenapa?"

"Mukamu bukan tambah putih, tapi terlalu pucat sampai putih"

"Ha?"

"Ayoo sekarang, azka taro ditempat bekal makannya. Kita berangkat."

Baru saja aku menarik sebentar tangan istriku, tiba tiba badannya terjatuh. Benar firasatku dia tidak baik-baik saja selama ini.

"Mbok, minta tolong bawa pakaian aqila ya"

Pak ujang sudah menunggu dimobil, dan langsung menancap gas ke rumah sakit. Aqila sempat terbangun

"Selamatt" dan kembali pingsan. Astagaaa selamat apa ini? Selamat tinggal kah?

"Pak ujang lebih cepat lagi tolong"

"Baik baik pak"

Aku langsung menggendong aqila sesampainya dirumah sakit, menunggunya diperiksa dokter seperti menunggu berjam-jam.

"Bapak keluarganya?"

"Ya saya suaminya, istri saya kenapa dok?"

"Sebentar ya pak, kita masih tunggu dokter yang lain untuk hasil pastinya. Tetapi ibu aqila tidak dalam kondisi kritis, kami izin bawa ke poli lain ya pak. Bapak boleh tunggu disini."

"Kemana dok?"

"Pesan ibu aqila bapak tunggu saja disini"

"Aqila sudah sadar?"

"Sudah pak"

"Alhamdulillah" aku terduduk, azka dengan gentlenya menepuk pundakku. Dia sudah dewasa rupanya...

"Everything will be allright dad, calm down. Bunda is allright"

"Oke buddy, thankyou my hero"

Cukup lama kami menunggu, sekitar 17 menit (iya tujuh belas menit itu lama banget woi rasanya). Aku dan azka dipanggil, aku sama sekali tidak melihat jalan dan terpaku pada suster yang mengarahkan jalan kepada kami. Sesampainya diruangan, aku tidak tau ruangan dokter apa ini tapi saat kulihat aqila langsung kupeluk dia. Eh wait, aqila sedang diapain.

"Assallamualaikum daddy, aku adiknya bang azka" ucapan aqila menyadarkanku bahwa ini ruangan dokter kandungan. Dan monitor itu menunjukkan bulatan kecil dan detak jantung pelan pun terdengar, aku mendadak berpegangan pada aqila.

"Sayang... Alhamdulillah akhirnya, akhirnya penantian kita. Yaallah terimakasih" kupeluk aqila dan kuciumi pipinya, betapa bersyukurnya kami yang menanti adiknya azka selama 5 tahun belakangan ini.

Okey flashback sedikit, waktu sikecil azka sudah umur 2 tahun kami sudah mulai ingin adik untuk azka. Tetapi hampir setahun tidak berhasil, kamipun memeriksakan kondisi sel telur dan spermaku. Tetapi hasilnya membuat kami harus lebih bersabar, ternyata rahimnya aqila belum cukup kuat setelah hampir keguguran dulu. Tapi kami tidak menyerah,kami benar-benar melakukan segala hal agar aqila kembali hamil. Tapi setelah lima tahun ini, kami memutuskan untuk lebih bersantai dan menikmati kebersamaan kami dan melihat tumbuh kembang azka. Aku dan aqila bahkan seperti orang pacaran yang hampir setiap bulan honeymoon keliling dunia, sedangkan azka? Dia sudah punya teman, dan katanya malas melihat kami berdua terlalu mesra.

Ah leganya karena hari ini datang, hari dimana aku merawat istriku yang sedang hamil. Tak ingin kulepaskan sedikitpun dari pandanganku.

"Arkan sudah melihatku seperti itu, aku maluuuuu"

"Udah kali dad liatin bunda, ntar matanya jatoh loh. Dedeknya juga jangan di elus elus terus, ntar dia pusing."

Tak kupedulikan ocahan mereka, aku tetap menatap aqila dan mengusap perut aqila. Huh, dasar tidak peka. Aku sedang sangat bergembira, tidak bisakah mereka membiarkanku!

"Luf, hpmu bunyituh. Angkat dulu"

"Ha?oh iya" sejak kapan hpku bunyi, dan aku tidak dengar?

Mam's qila

'assallamualaikum nak arkan, aqila baik-baik ajakan?'

'waalaikumsalam mami terasa ya? Aqila baru aja masuk rumah sakit, dia pingsan.'

'yaallah nakk, mami sudah firasat sekali. Rumah sakit mana?'

'Mami kerumah aja dulu, arkan minta tolong jaga azka sebentar'

'ohh, yaudah yaudah nanti kabarin ya aqila kenapa'

'iya mi, assallamualaikum'

'waalaikumsalam'

...

"Dad?"

"Luf"

Mereka bersamaan menyerangku, hm i have a plan....

"Yayaya, aku salah membohongi orangtua. Jangan ikuti ya azka, tapi daddy mau bikin suprise buat semuanya. Ini yang kita semua tunggu-tunggu selama 5 taun loh, masa gamau buat pengumuman yang waw gitu"

"Ya tapi gaharus bikin mami khawatir luf"

"Ya akukan tidak sepenuhnya berbohong, kamu memang pingsan dan dibawa ke rs. Khawatir sebentar kan tidak apa-apa, kamunya baik-baik aja sekarang."

"Tapi dad, kenapa harus bawa-bawa namaku"

"Hahahha sorry little boy, i dont have any idea"

"Huh"

"Oh comeon guys, we have to celebrate right?"

"Okey"

Saat hampir dirumah, azka nyeletuk yang membuatku malu sekaligus geram.

"Gasia sia ya dad tiap bulan honeymoon"

"Whats?"

"Azkaa!!!" Oh yeah ini aqila yang bilang. Dia geram sampai memerah mukanya, soalnya supir kami pasti mendengar omongannya.

~~~~~~~~~

*Aqila POV*

Hai readers setiaku, kembali bersama aqila dan keluarga kecilku. Ya sekarang sedikit lebih besar karena baby diperutku, aku sudah tau aku hamil sejak 2 hari yang lalu. Tapi kurahasiakan karena belum dapet moment yang pas buat kasih tau suamiku. Kehamilanku memang tidak mencolok dari dulu juga kan? Akupun baru sadar saat aku mudah lelah dan rasanya kaya masuk angin gitu. Dan semangkin curiga saat menstruasiku melenceng seminggu dari tanggalnya, tapi karena memang aku gampang lelah jadi masak sedikit aja langsung pingsan. Huh ketawan deh, padahal mau sok kejutan gitu. Tapi gapapa, tadi arkan juga udah syok sekali.

Oh jangan tanya apa yang dia lakukan sampai dirumah kami, dia benar-benar mempesiapkan makanan, dekorasi, dan kejutan. Ntahlah aku tidak benar-benar tau, aku hanya tiduran di kamar azka menemaninya belajar. Dia sedang ujian, dan aku tidak boleh kebawah kata arkan. Biarkanlah toh aku tinggal bobo cantik.

"Bun, waktu daddy tau hamil azka gimana?"

"Gimana apanya?"

"Ya reaksinya"

"Hmm, daddy diam beberapa saat. Tapi coba kamu tanya daddy apa yang ada dipikirannya. Oiya tadi kamu tersenyum, apa yang ada dipikiranmu sayang?"

"Hm, awalnya aku hanya tersenyum karena itu berita bahagia kan? Tapi ternyata aku baru sadar kalau aku akan punya teman di rumah ini hahahaha"

"Emang bunda dan daddy bukan temanmu?"

"Ya beda dong, kalau aku punya adik aku bisa bermain dan menyuruhnya hahahha"

"Belom lagi lahir adikmu, udah mau disuruh-suruh. Kamuni... Harusnya kamu jaga dia, temani dia, sayangi dia, malah disuruh-suruh"

"Hahaha becanda bun, pokoknya aku seneng aja gitu"

"Iyadeh...."

"Oiya bun, kalo azka juara lagi semester ini boleh gak azka jalan-jalan sama keluarga besar kita? Aku kangen main sama zarfan imam" sambil mengurut kakiku, pintar sekali dia mengambil hati.

"boleh nanti kita bilangin mereka dulu" pasti dia juara kelas, gen pintarnya arkan sangat menurun ke dia.

"Luf, ganti baju yuk"

Belum lagi aku menjawab, arkan langsung menggendongku. Azka hanya geleng-geleng melihat kelakuan daddynya. Diam diam aku tersenyum dan mengalungkan tanganku keleher arkan, seneng dong pasti hehehe.

"Luf, nanti kesupermarket yah"

"Oke"

Aku baru saja diturunkan dan melihat baju mana yang nyaman untuk kupakai. Tiba-tiba tangan arkan sudah ada di perutku, dia memelukku dari belakang dan berbisik.

'terimakasih sayang, cintaaaa banget sama kamu' 

Hmm romantisnya suamiku ini, of course aku sedang tersenyum sekarang. Merasakan pelukannya, hangatnya menjalar langsung ke perutku. Andaikan saja dulu semanis ini, ah sudahlah. Baru saja aku termenung sebentar lalu bisikan selanjutnya sangat menyebalkan.

'ntar malem aku mau ketemu dedek'

"ARKANNNN"

"What?"