webnovel

Redup

bukan kisah cinta yang menyenangkan dan epic

Daoisth5G3Pj · Realista
Classificações insuficientes
8 Chs

awal masalah

Pagi, tidak terasa hari sudah berganti kembali. kicauan burung, kokok ayam saling beradu tak beraturan. Bangunlah, cuci muka, sarapan. Masak?? tak perlulah, mie instan sudah cukup.

"cnnting" suara notif itu kembali terdengar.

pagi pagi buta pula, hufftt.

"gas nanti sore kita runding kembali yang kemaren." kembali chat gak berbobot, tak ada pembahasan lain hanya penyerangan itu saja yang dibahas. stress?? iya jelas, mau gimana lagi?? ya tidak tahu.

"iya.." jawabku singkat tak menghirau.

"nanti sekalian jangan lupa beli pesenan yang kemaren." balasnya lagi. mungkin hampir lupa aku akan hal itu, membeli barang-barang keras.

Aku harus bergegas, buruan habisin. Ganti pakaian, kuarkan motor, panaskan, jalan. ngebut?? itu jadi hal yang wajib ku lakukan.

Toko besar, sudah sampai karna tokonya tidak jauh dari rumahku. parkirkan motor, masuk kedalam. toko yang besar ada aneka ragam barang barang disini, hampir lengkap malah. Toko aneka ragam ini milik salah satu saudagar kaya didesa, Haji mahmud namanya. Kenapa aku bisa tau?? iya karna terpampang jelas disana. "TOKO ANEKA HJ. MAHMUD".

Singgih bilang disini menjual flashbank, iya bom asap. itulah salah satu barang yang kita rencanakan untuk dibawa, mungkin juga bisa disebut barang wajib. Beli yang banyak, Itu yang dipesankan restu padaku.

"Cari apaan gas ??" tanya seorang penjual didepanku yang tak begitu kukenali siapa, tapi kenapa dia kenal denganku?? perlu kutanya.

"itu cari flashbank ada ??"

"flashbank ya ?? " dia mencari barang yang ku minta itu

"ini kan??" tanyanya sambil menyodorkan barang itu.

"iya mungkin hehe" aku sedikit meringis karnan sebelumnya sama sekali aku belum pernah melihat flashbank.

"loh gimana sih??" dia keheranan, iya jelas.

"Hehe..soalnya belum pernah tau yang namanya flashbank."

"hadeh dasar tali jemuran kendor,, gak tau kenapa beli bambang.??"

"ya,,soalnya temen yang nyuruh" antara malu dan iya mungkin sedikit gerogi.

"jadi beli gak??" dia bertanya, sedikit dengan nada tertekan.

"klo itu bener flashbank ya jadi beli." jawabku berwibawa seperti layaknya pembeli elit.

"yaudah mau beli berapa??"

"satunya berapa??"

"satunya 50 ribu aja"

"loh mahal amat"

"namanya juga barang bermerek...tapi kalo beli satu set gini murah, cuman 200 ribu isinya 5. gimana??"

"gak bisa kurang ya??"

"enggak bisa"

"bisa lah dikit"

"itu tadi udah harga pas gas, gak bisa kurang lagi" iya lagi lagi dia menyebut namaku padahal aku sama sekali tak mengenalnya.

"kalo mau yang murah coba buka toko sendiri sana,," Sedikit bentaknya lagi padaku.

"iye iye ceriwis kenabo kering."

"hah..biarin ajalah..dasar tali jemuran kendor" rasanya ingin memukulnya keras keras, entahlah kok bisa ada orang seperti dia ini.

"jadi beli gak sih??"

"iya jadi 2 set."

"gitu dari tadi kan enak, jadinya gak ada emosi emosi gini"

"iya iya." yah sedikit cuek tak menggubris orang agak miring itu.

"semuanya jadi 400 ribu"

aku ambil uang dari saku bajuku yang sudah kusiapkan sedari kemarin. memang sih bukan uangku tapi uangnya restu, mana mungkin aku punya uang. kusodorkan 4 lembar uang gambar seokarno hatta itu padanya.

"pas kan gak kurang??" tanyaku padanya

"Y". bener bener bocah tak tau diuntung.

"kau kok bisa tau nama saya?? tau darimana?? fans ya??"

"heh sembarangan, gak usah ge-er deh."

"lah ya memang to saya gak kenal kamu tapi kamu kenal saya." ucapan saya dan kamu, memang mungkin kurang gaul. setidaknya kan sedikit sopan.

"ya jelas gue kenal lu,,murid yang selalu ada dibawah tiang bendera kan??"

jlebb,,,rasanya. berarti dia satu sekolah denganku, tapi kenapa bisa bisanya gak kenal dia.

"kenalin gue wakil ketua osis, nama gue ratri."

Namanya Ratri, orang yang tadinya lembut lama kelamaan bikin emosi ini ternyata namanya Ratri.

"saya bagas" aku memperkenalkan diriku juga padanya.

"dah tau" judes, sepertinya itu watak aslinya.

"cih biasa aja kenalpot bolong."

"loh,,lu disabarin malah ngelunjak ya??" pisau iya itu pisau ditanganya.

"santai santai,,psykopat nih"

"buru pergi sana, mau gue tusuk lu bikin emosi aja dari tadi" suruhnya membentak.

"iya iya,," bergegas jalan kepintu, keluar, panas disini, ada psykopat.

Tak tahu jelas siapa dia, bisa bisanya ada wanita seperti itu. tak begitu mengenalnya karna memang salah satu dari osis.

Osis disekolah kami memang bukan seperti sekolah lainya, jikalau masuk osis akan terkenal bahkan bisa jadi hits. tapi sekolah kami beda, semua cekcok urusan dengan para murid ada ditangan osis bukan di guru BK lagi. maka dari itu osis tak begitu terkenal dikalangan sekolah. bahkan aku yang sering dihukum pun tak mengenali juga tak tahu yang mana saja anggota osis, yang ku tahu hanya ketuanya saja. Hadi wijaya namanya dari kelas Pemasaran. Dan iya wanita tadi wakil ketua osis, merinding,,,,macam psykopat.