webnovel

ReBirth48

ReBirth 48 Tang Shin, seorang Saint tingkat tertinggi yang mati dengan tenang dan cukup bahagia karena melihat kedua anaknya sudah menjadi orang besar. Ia tdak memiliki penyesalan apapun lagi di dalam hidupnya karena semuanya sudah selesai. Ia pun berfikir setelah ini ia akan pergi ke surga. Namun, dugaannya salah. Jiwa Tang Shin kembali di lahiran di dalam tubuh seorang mahasiswa kuliahan biasa. Setelah seminggu beradaptasi dengan ingatan dari kedua kehidupannya. Tang Shin pun memutuskan dengan sangatlah yakin. Bahwa di kehidupan ini ia harus hidup aman, tentram, dan yang paling penting adalah kehidupan yang santai. Namun, apakah akan semudah itu untuk mendapatkan kehidupan Tang Shin yang santai? ~Higashi

HigashiSasaki · Fantasia
Classificações insuficientes
52 Chs

Chapter 25.4 : Membangun kembali Silance Sistem

ReBirth 48

Chapter 25.4 : Membangun kembali Silance Sistem (selesai)

Bruk!

Shin di dorong mundur hingga terjatuh, Shin dengan sangat kesal berdiri.

"Cewe bangsad! Ah sebel banget gua! Harus di kasih peringatan biar jera nih orang!" seru Shin di dalam hati yang langsung menerbang kepalan tangannya.

Namun, betapa kagetnya ia yang berniat tidak mengenainya malah mengenai sesuatu yang lain.

Seorang lelaki yang mengenakan jubah abu-abu secara perlahan berdri, tampaknya ia adalah salah seorang dari sekte kegelapan.

Laki-laki itu mengelus pipinya yang tertampar dengan kesal.

"Hey, aku tak menyangka bahwa ada yang akan mengetahui keberadaanku. Bahkan semua orang disini tidak ada yang sadar, siapa kau sebenarnya," tanya laki-laki itu yang kemudian menyembuhkan luka di pipi kanannya.

"Lah? Laaaah? Apa yang terjadi saat ini? Kenapa bisa ada seseorang yang tak terlihat mengendalikan wanita ini?" seru Shin di dalam hati yang panik dan tak tahu harus apa, namun ekspresi wajahnya tak berubah sama sekali.

Melihat ekspresi Shin yang tak berubah, laki-laki itu tersenyum dengan sangat gembira.

"Menarik! Sangat menarik! Aku tak pernah bertemu dengan seseorang sekuatmu sebelumnya!" soraknya dengan senang yang beberapa saat kemudian langsung berlari menuju Shin dengan kecepatan tinggi.

Hanya dalam beberapa saat, laki-laki itu sudah ada di atas kiri Shin. Tampak di tangannya ia membentuk suatu pedang yang transparan.

"Eh? Apaan!" Shin yang kaget langsung menghubungkan tubuhnya dengan senjata jiwa tombak, lalu dengan mudah menahan pedang aura dari laki-laki itu menggunakan tangannya.

Duaarr!!

Terjadi ledakan angin yang sangat kuat.

"Apa!" seru Abil yang tampak sangat terkejut.

"Sial! Semua perkataan nona Ella benar!" tambahnya lagi yang matanya membesar menyaksikan kejadian itu.

Beberapa saat kemudian, Shin melirik ke arah para penjaga.

Tanpa mengucapkan kata-kata apapun, Abil seperti merasakan mendapatkan suatu perintah dari shin.

"Apakah, master bilang bawa wanita ini keluar dan jangan mengganggu pertempuran-pertempurannya?"

"Baik!" teriaknya dengan kencang

Abil kemudian langsung membawa tubuh gadis.

"Kalian semua, ayo keluar!" tambahnya lagi yang membuat semua orang langsung keluar dari ruangan itu.

Sementara itu, Shin ....

"Woy! Bantuin! Jangan tinggalin gua disini!" teriaknya di dalam hati yang mencoba memasang pandangan untuk meminta bantuan.

Sesaat kemudian, laki-laki itu loncat mundur.

"Hah, memerintah seseorang hanya dengan pandangan. Tampaknya aku bertemu dengan seseorang yang sangat menarik," ucap laki-laki sambil tersenyum dengan sangat bersemangat.

"Oh ayolah! Aku baru sampai dan sangat lelah, kumohon biarkan aku—." Perkataan Shin terhenti saat ia merasakan serangan dari depannya.

Shin dengan reflek memperkuat lengan kanannya lalu balik memukul.

Duar!

Laki-laki itu terus tersenyum, ia kemudian langsung melanjutkan pukulan yang kedua. Shin juga langsung membalas serangannya.

Duarr!

Bruk!

Brak!

Mereka terus saling memukul sambil bergerak di dalam ruangan.

Laki-laki itu kemudian mengeluarkan salah satu tekniknya yaitu manipulasi bayangan, dan menciptakan tangan-tangan bayangan yang membantunya menyerang Shin.

Karena merasa kalah jumlah, Shin terdorong mundur yang membuatnya mengeluarkan senjata katana.

Jdaarr!

Percikan listrik menyebar bersamaan dengan keluarnya katana Shin.

Tak mau kalah, laki-laki itu memperkuat tekniknya. Pedang aura yang tadinya hanya ada di tangannya. Kini semua tangan bayangan memilikinya. Shin terus membalas serangan dari laki-laki itu.

Namun, Shin masih terdesak. Saat ia ingin menyerangnya, tangan bayangan itu selalu menggangu Shin. Sedangkan jika Shin menyerang bayangan itu hanya akan kembali ke bentuk semula.

Shin yang merasa kesal dan terdesak. Kemudian mengubah senjayanya menjadi sabit. Laki-laki tampak merasa sangat kaget.

"Two soul weapons? Jadi kau adalah double rupanya. Ini semua semakin menarik!" teriaknya yang tampaknya ingin mengeluarkan salah satu teknik pamungkasnya.

Laki-laki itu secara perlahan mengumpul banyak sekali kekuatan di dalam tubuhnya. Tak lama kemudian seluruh bagian tubuhnya mengeluarkan aura pedang, tangan dan kakinya, bahkan kepalannya.

Saatbya semakin bersenang-senang!

Shin dengan pede menebas para tangan bayangan yang mendatanginya. Betapa kagetnya laki-laki itu saat salah satu tangan bayangannya tak dapat bangun lagi. Namun daripada takut ia semakin dan semakin semangat.

Energi terus membakar tubuhnya. Laki-laki itu menyerang Shin dengan kelima bagian tubuhnya yang memiliki kecepatan sangat sulit untuk di tangkis. Shin terus menerus memutar sabitnya untuk menangkis serangan laki-laki itu. Shin yang merasa kesal langsung menyatukan senjata katana kedalam sabit, kini sabit tersebut memiliki dua mata sabit dan mengeluarkan aura listrik. Laki-laki itu tampak bingung, Shin merada semakin mudah menangkis serangannya. Kini laki-laki itu terus di dorong mundur dan para tangan bayangannya tak dapat menahan Shin.

Hingga akhirnya saat mencapai ujung rungan, Shin menguatkan aliran listrik di salah satu ujung sabitnya.

Laki-laki itu reflek menciptakan bayangan yang menyelimuti seluruh bagian sekitarnya untuk bertahan.

Namun, Shin dengan tanpa usaha sedikitpun menghancurkan pelindung bayangan itu dan hampir memotong tangan kiri laki-laki itu.

"Hahahaha! Menyenangkan. Sangat menyenangkan! Ayo kita lanj—." Perkataan laki-laki itu terptong, saat tiba-tiba saja. Di belakang laki-laki itu muncul sosok setinggi 2m ber-armor besi warna ungu.

"Cukup! Raja iblis sebentar lagi menyelesaikan rencanannya. Jangan bergerak sebelum di perintahkan," ucap lelaki ber-armor besi yang entah bagaimana tiba-tiba muncul.

"Yaaaaahh," desis laki-laki tadi dengan kecewa.

"Baiklah kalau begitu, kita lanjutkan pertempuran kita lain kali ya! Aku pastikan lain kali aku akan berhasil menusuk perutmu!" tekannya dengan wajah yang begitu menjijikan, lelaki ber-armor yang lainnya hanya menggelengkan kepala.

Tak lama setelah itu, tiba-tiba saja kedua orang itu menghilang.

"Yeeess! Mereka pergi! Akhirnya!" seru Shin di dalam hatinya dengan begitu lega.

Shin saat itu juga berniat langsung menjatuhkan badannya ke atas lantai. Namun keputusannya terhenti saat Abil, Andi dan banyak sekali penjaga lainnya masuk.

"Siaaall! Aku sebentar lagi pasti akan di tanya-tanyai. Merepotkan! Sangat merepotkan! Kumohon aku hanya ingin istirahat!" rengek Shin di dalam hatinnya dengan putus asa.

"Kalau begitu ...."

Shin yang mendapatkan sebuah ide, dengan memasang wajah cuek berjalan ke arah para pasukan sebelum mereka bisa mengucapkan kalimat apapun.

Shin lalu secara perlahan berbicara.

"Mereka adalah para bawahan raja iblis langsung. Tampaknya di kota Maidan tam seaman yang kalian kira, karena sekte kegelapan sudah merangkak masuk."

Sambil mengucapkan kata-kata tersebut, Shin berjalan melewati semua prajurit sambil secara perlahan mengenakan pakaian Silance Sistemnya. Semua orang terpaku dengan kata-kata Shin dan di buat merenung, bahkan Abil dan Andi.

Shin dengan buru-buru berjalan masuk kedalam bayangan dan berbaur sehingga sangat sulit di ketahui. Ia berlari dengan sangat cepat melewati tangga darurat dan tak lama kemudian sudah mencapai lantai basement. Shin keluar melalui pintu parkiran dan langsung masuk kedalam gang sempit untuk menghindari masalah.

Di dalam gang sepi, Shin mengeluarkan baju biasa yang sudah di siapkan oleh Andi tadi. Ia langsubg mengenakannya dan menbuat dirinya terlihat lebih baik.

"Baiklah, karena aku sama sekali tidak memiliki uang. Sepertinya aku harus menjual material para monster yang sudah aku kalahkan terlebih dahulu," gumam Shin yang kemudian berjalan keluar dari gang sempit.

***

Seminggu kemudian~

"Jadi, bagaimana perkembangan kalian?" tanya seorang wanita yang sedang berdiri menatap banyak orang dari atas, tepatnya suatu tempat sepi.

"Hey Lena, jangan meremehkan yang lain. Gini-gini aku sudah mengumpulkan sekitar 700 orang dan menyebarkan banyak sekali pengaruh," balas Ella yang saat itu sedang berada di dalam suatu pesta.

"Cukup, tak usah saling membandingkan. Lebih baik kita fokus pada tugas masing-masing saja, bagaimana pengamatanmu pada Hero hijau?" potong Pedra

"Ummm, untuk Hero Hijau. Menurutku dia sudah mengalami banyak sekali perkembangan. Bahkan kekuatannya juga mulai menakutkan. Tapi jika dalam keadaan terdesak dan harus bertarung, mungkin aku dan dia bisa imbang," jawab Veila yang saat itu sedang berjalan di lorong sepi sambil di kawal oleh 2 orang dari

Fourty Eight.

"Baiklah, Hero Putih memiliki Kemajuan yang mengerikan juga. Menurut perkiraanku di masih akan terus bertambah kuat dengan mudah," tambah Lena sambil tersenyum pasrah.

"Untuk Hero Kuning, kupikir dia yang memiliki perkembangan paling pesat dari semuanya. Sebab ia terus membantai para monster yang keluar dari portal tanpa ampun," terus Ella yang meneguk tehnya.

"Untuk Hero hitam, dia memang bukan yang paling bekerja keras. Tapi kekuatannya lah yang cukup menakutkan, akan merepotkan jika aku harus bertempur dengannya." Kevi ikut menjawab sambil menghela nafas. Karena saat itu ia sedang makan di restoran dengan tenang.

"Baiklah, teruskan hal ini. Dan juga lebih perluas penyebaran pengaruh kekuatan kita di dunia bawah. Aku pikir master Silance akan bangga pada kita nanti." Pedra tersenyum sendiri membayangkan ia di puji oleh Shin.

"Baiklah, kalau begitu ayo bubar!"

Kelima wanita itu pun langsung memutuskan sambungan. Dan tak lama setelah itu, mereka langsung melakukan 'tugas' masing-masing.

Sementara itu, Shin .....

"Ah, kenyannya. Hidup santai memang yang terbaik. Berhubung di Maidan hanya ada belasan anggota Silance Sistem, selaam aku tak mencolok aku tak perlu berurusan dengan bawahan. Baiklah, sekarang kita herus apa ya." Shin bergumam dengan wajah senang sambil terus berjalan.

Dijalan, ia melihat salah satu hologram besar yang terpampang di perempatan besar.

Hologram yang sedang menampilkan berita itu, membahas tentang penyerangan ke salah satu Zona aman. Dan yang paling menyulitkan adalah, salah satu dinasaurus ciptaan Shin sendiri di beritakan menjadi monster yang sangat sulit untuk di hentikan.

"Eh?" Shin memasang wajah kebingungan.

>>Bersambung<<

~Higashi