webnovel

RE: Creator God

Bermula dari kehidupan biasa yang tidak sengaja masuk ke dalam takdir yang tidak biasa yakni masuk ke organisasi tersembunyi, dilanjutkan takdir yang lebih tidak masuk akal lagi dalam waktu singkat yaitu dijemput oleh seseorang yang tidak dikenal dari dunia lain, tetapi mengaku istrinya. Sampai akhir hayatnya pun dirinya tidak dibiarkan tenang karena tugas utamanya belum selesai. Tujuan hidupnya hanya satu, menemukan kebenaran tentang kehidupannya. Seseorang yang bernama Sin juga punya identitas rahasia yaitu Alpha dan identitas lainnya dari dunia lain yaitu Lucifer dan ketika mati dia menjadi....

GuirusiaShin · Fantasia
Classificações insuficientes
377 Chs

CH.105 Identitas Lain

Aku menghabiskan waktu soreku di istana bersama dengan mama dan Senshi. Kata mama aku sekalian saja menginap malam ini di sini karena hari sudah cukup malam. Walau aku kuat tidak pernah ada yang tahu bukan apa yang akan terjadi nantinya?

"Kioku tadi di kantin sekolah sudah makan bukan?"

"Ya ma, sudah makan kok tadi."

"Baiklah, Kioku ke kamar Kioku saja dulu istirahat saja. Kondisi Kioku masih belum terlalu baik untuk kemana-mana."

Berdasarkan perkataan mama, aku langsung saja pergi ke kamar. Sedikit membosankan memang, tetapi apa boleh buat. Itu tanda mama sayang kepadaku. Tetapi sekarang aku harus melakukan apa? Tidak mungkin aku berdiam diri di tempat ini tanpa melakukan apa pun. Sebenarnya mau membantu mama, tetapi mana diperbolehkan.

[Kalau kau tidak ada kerjaan kenapa tidak menguasai kekuatan dewimu saja? Aku rasa kontrol soal kekuatan itu perlu dilatih atau sewaktu-waktu kekuatan itu akan lepas kendali.]

Benar juga, karena aku sudah cukup beristirahat juga berarti sekarang giliran melatih kekuatan dewi yang masih sulit dikontrol ini. Tetapi apa maksud mereka dengan kekuatan ini bisa lepas kendali sewaktu-waktu? Bukan kah kekuatan ini hanya akan menyerap tenaga dalam jumlah yang besar saja?

[Siapa kata, kekuatan dewi milikmu itu belum sepenuhnya dalam kontrolmu. Kekuatan itu punya kesadaran sendiri, dan kalau kesadaran itu mengambil alih, siapa pun tidak ada yang bisa membantumu termasuk kami.]

'Aku mengerti, kalau begitu bagaimana caranya?'

[Bermeditasilah, pahami kekuatan dewi itu di dalam dirimu. Kekuatan itu punya tekanan yang sangat besar, hanya saja sekarang sedang melemah. Kalau bisa menguasai kekuatan itu maka kau akan punya kontrol akan kekuatan itu.]

Sesuai dengan perkataan Lucifer aku bermeditasi. Awalnya memang tidak terjadi apa pun, tetapi semakin aku mendalami diriku, semakin aku bisa merasakan tekanan yang mendorongku menjauh. Kurasa itu sumbernya, jadi aku memindahkan kesadaranku dari tubuhku menuju perjalanan jiwaku itu.

Tetapi semakin aku mendalami diriku sendiri, aku semakin merasa kesulitan menghadapi tekanan seperti ini. Jadi untuk melawannya aku harus mengandalkan sedikit bantuan sihir. Entah kenapa ketika aku memindahkan kesadaranku sepenuhnya aku bisa memakai sihir walau di dalam tubuhku sendiri. Itu artinya aku bisa menggunakan kekuatan sihir dalam tubuhku bukan di luar. Aku mempelajari suatu pelajaran yang baru dan berharga.

'Tetapi sampai kapan ini mau berlangsung, semakin aku berjalan ke dalam semakin aku tidak melihat ada ujung bahkan sedikit petunjuk apa pun.'

Aku sedikit menyadari ada yang janggal di sini. Memang kurasakan ada tekanan yang mendorongku jauh, dan semakin aku mendekat semakin besar tekanannnya. Itu berarti ada kekuatan dewi milikku di sini. Tetapi aku tidak melihat ada tanda apa pun walau tekanannya sudah sangat besar sekali.

'Tunggu, atau jangan-jangan ini adalah tes… ilusi!'

Benar, dari tadi kelihatannya aku berjalan tanpa henti walau yang terlihat perubahannya adalah tekanan yang kualami. Tekanan ini bukan hanya terasa di fisik, tetapi juga di mental. Ketika fisikku terkena tekanan, mentalku juga merasa tertekan. Untung saja aku sudah terbiasa dengan tekanan mental.

'Kalau begitu sihir apa yang bisa melepas ilusi ini? Tidak ada yang bisa membantuku di tempat ini sama sekali. Ugh, ini akan jadi hal yang merepotkan.'

Sihir ilusi bukan lah sihir cabang utama dalam kekuatan sihir. Sihir ilusi termasuk sihir tipe atas yang jarang sekali ditemui, bahkan informasi tentang sihir ini pun sangat jarang ditemui. Ugh, bagaimana ini?

Namun semakin aku berpikir tekanan itu semakin menguat saja. Walau kekuatanku termasuk tahan terhadap tekanan mental, tetapi semakin aku memikirkannya, semakin aku merasakan mentalku terkorosi secara terus-terusan.

'Ugh, semakin lama semakin sulit saja. Tubuhku lama-lama tidak sanggup.'

Kesadaranku semakin menipis, lama-lama aku merasa mata ini menutup dengan paksa. Rasanya kesadaranku seperti dipindahkan ke tempat lain. Perlahan tapi pasti aku mulai kehilangan kesadaran dan akhirnya pandanganku menjadi gelap.

Namun setelah itu mataku merasakan ada cahaya yang tiba-tiba muncul. Cahaya itu datang terlalu cepat membuat mataku menjadi buta dan otomatis menutup mataku. Tetapi setelah merasa sudah lewat beberapa waktu, aku akhirnya membuka mataku lagi. Yang ada di pandangan mataku benar-benar mengejutkanku.

"Ini… di mana?"

Yang ada di hadapanku membuatku begitu pusing. Pemandangan ini berubah dari di antara pemandangan indah dan pemandangan pembunuhan. Rasanya tempat ini berubah-ubah terus tanpa henti, seperti ada yang salah. Pemandangan yang lebih sering dilihat adalah pemandangan yang indah, tetapi semakin aku melihat, aku sadar bahwa walau beda pemandangan, namun ini tetap tempat yang sama.

Pemandangan pembunuhan itu sedikit membuatku merinding karena langit pun berwarna merah darah, banyak mayat tergeletak di mana pun, juga banyak senjata yang tertancap di tanah. Namun ada satu yang berbeda, aku melihat satu figur yang duduk di atas tumpukan mayat yang begitu banyak.

"Akhirnya kau datang juga… Kioku."

Orang itu tahu namaku!? Bahkan aku kenal dirinya saja tidak. Perawakannya adalah seorang laki-laki, kelihatannya sedikit lebih tua dari diriku, 18 atau 19 tahun mungkin. Walau tidak kelihatan jelas, tetapi dia tersenyum jahat. Dia memakai pakaian hitam yang sedikit mencolok. Pedangnya disarungkan di pinggangnya, 2 buah jumlahnya.

"Siapa… siapa kau!? Ini ada di dalam diriku, tetapi bagaimana kau bisa ada di sini!?"

"Sush… tenang sedikit…. Aku tidak suka banyak bicara. Sebut saja aku 'Silent'. Aku? Aku adalah diri lainmu."

Diri lain? Kepribadian lainku!? Bukan kah hanya ada kepribadianku, Ryuuou, Lucifer, dan Sin sejak awal saja!? Bagaimana bisa muncul kepribadian lain yang tiba-tiba datang tanpa kuketahui!? Ah!! Aku tahu… kekuatan dewiku….

"Kau… jangan-jangan kau muncul dari kekuatan dewiku…?"

"Aku suka kepintaranmu Kioku. Tepat sekali. Aku adalah kepribadian kelima dirimu karena kau melepaskan segel kekuatan dewimu."

Tiba-tiba ketika aku mendengar kalimat yang diucapkannya aku teringat kembali ucapan yang diucapkan oleh tiga kepribadian lainku yang bukan dirinya. Mereka pernah berkata bahwa kalau kekuatan dewiku sampai lepas kendali, maka kesadaranku akan diambil alih dan tidak ada yang bisa membantu diriku sama sekali.

"Tidak… tidak mungkin… ini kah yang akan terjadi kalau kekuatan dewiku lepas kendali?"

"Sush… tidak perlu takut dan menangis. Ini hanya pertujunjukkan ringan saja. Sini, aku bawa lihat yang lebih indah."

Tiba-tiba tanpa ada peringatan apa pun kami berdua terbang tinggi ke langit. Ini… ini… tidak… tidak seperti ini…. Niatku menggunakan kekuatan dewi adalah supaya orang tidak merasa kesakitan. Tetapi… kenapa jadi seperti ini…?

"Bagaimana? Indah bukan? Lihat bagaimana seluruh dunia terlukis dengan warna merah yang indah."

"Kau… kau! Kau adalah seorang pembunuh!!"

"Aduh… jangan suka menilai orang lain dengan cepat. Aku itu bukan seorang pembunuh, aku hanya melepas tekanan yang dialami oleh semua orang. Sama seperti dirimu, kau ingin membuat semua orang tidak merasa kesakitan bukan?"

Tidak… bukan seperti ini. Ini bukan jalan yang kukehendaki… tidak!!

"Jangan menyangkal!! Kau adalah seorang pembunuh!!"

"Sudah kubilang aku ini hanya mewujudkan keinginanmu. Lagipula aku memberi mereka 'kebebasan' kok."

Ini bukan kebebasan… ini adalah neraka. Bagaimana dia bisa membunuh begitu banyak orang tanpa perasaan salah sedikit pun? Hal ini adalah perbuatan yang sangat salah. Perbuatan jahat milik Ryuuou, Lucifer, dan Sin saja sudah cukup berat, apa lagi perbuatan jahat 'kepribadian kelima' diriku ini.

"Tidak… aku tidak akan mengakui dirimu!"

"Hehehe… hehehe… AHAHAHAH!! Benar, aku memang bukan dirimu. Sekarang aku adalah aku. Allergeia!!"

Jadi namanya adalah Allergeia? Pantas saja sikapnya begitu, ternyata dia merasa muak dengan manusia. Aku tidak boleh kalah dengan pembunuh ini, kalau sampai tubuhku diambil alih, seluruh dunia akan berubah menjadi pemandangan yang kulihat ini.

"Aku tidak akan kalah darimu!! Cepat keluarkan aku dari sini!!"

"Keluarkan dirimu? Tidak, tidak. Aku akan memberimu 'kebebasan' yang abadi, sama seperti semua orang di sini. Bersiaplah!!"

Dia ingin membunuhku juga!? Di dalam diriku sendiri!? Ini tidak bisa dibiarkan, tetapi bagaimana caranya untuk menang melawan pembunuh macam dia? Tingkat bertarungku dan dirinya sudah jauh berbeda. Baru kali ini aku merasa takut dalam bertarung.

"Tidak… bagaimana kalau kita selesaikan ini dengan cara damai dan baik-baik saja? Aku tidak sanggup bertarung denganmu."

"Siapa yang bilang aku akan bertarung denganmu, aku hanya ingin memberimu kebebasan."

Orang ini sudah gila. Aku takut kalau lengah sedikit saja akan terjadi hal buruk yang tidak terduga dan tidak kuinginkan. Melihat begitu banyak mayat orang terbunuh olehnya, dia pasti dengan mudah membunuhku kalau dia serius.

Tetapi kemungkinan untuk bisa menang melawannya terlalu kecil, bahkan tidak sampai sepersen pun. Sekarang yang kubisa lakukan adalah bernegosiasi agar dirinya bisa 'kalah' terhadapku. Semoga saja bukan hal berat yang harus kutanggung.

"Tunggu, tunggu. Aku tidak membutuhkan kebebasan apa pun. Kebebasan bukan lah yang aku cari. Apa kau bisa melepaskan diriku saja?"

Apa boleh buat, aku sedikit berbohong. Tidak sepenuhnya salah sebenarnya ucapanku, tetapi kalau dalam konteks nyata aku memang ingin kebebasan. Namun kebebasan yang aku maksud adalah kebebasan yang normal, bukan kebebasan yang dimaksud dirinya dengan kematian. Sungguh sulit.

"Kau tidak butuh kebebasan? Kalau begitu aku bisa mengekang kebebasan dirimu?"

Dia terbujuk!? Ini mungkin bisa jadi jalan keluar. Tidak ada pilihan lain, aku harus mengambil kesempatan ini!

"Tentu saja. Hidupku sudah penuh kekangan, bertambah satu lagi tidak akan merubah apa pun."

"Ahh bagus, bagus. Akhirnya aku mendapatkan tubuh untuk aku tempati. Tidak masalah kalau kau seorang perempuan, yang penting aku punya tubuh."

Tubuh!? Maksud dia… kebebasan diriku sebagai manusia!? Berarti dia ingin mengambil alih tubuhku!? Sial, aku lengah, bagaimana ini!? Kalau sampai dia mengambil alih tubuhku hal buruk akan terjadi.

"Tunggu, memang kenapa kau menginginkan sebuah tubuh untuk kau tempati?"

"Pertanyaan yang konyol, tentu saja untuk aku tinggal. Bagaimana mungkin diriku bergentayangan tanpa arah tanpa tubuh?"

"Jadi bukan untuk memberikan kebebasan untuk orang lain…?"

Kalau bukan untuk membunuh orang lain mungkin aku masih bisa memikirkan hal ini lagi. Setidaknya aku bisa tetap hidup dan melindungi orang lain sesuai dengan rencanaku. Semoga saja ini pilihan yang tepat.

"Soal itu mah gampang. Asal kau tidak membuatku bosan maka aku tidak akan memberi dan mengekang kebebasan orang lain."