Diruang tamu kami duduk saling berhadapan. "Bisa aku tanya kenapa kau kembali, bukanya aku tidak suka tapi bukan kah kau akan kembali empat tahun lagi." ucapku dengan penasaran.
"Ada suatu alasan yang tidak dapat aku jelaskan kepada dirimu." ucapnya dengan nada tenang. "Hmm...baiklah kalau kau tidak ingin bercerita, aku akan kembali ke kamarku selamat malam."
"Hei, Jessy." panggil Scout.
"Selama aku disini jangan pernah melepas bajumu secara sembarangan seperti tadi lagi, akan bahaya nanti bila ada seseorang yang melihatnya." kata Scout dengan tenangnya.
Aku yang mendengar hal itu justru malu sendiri, aku bergegas pergi kedalam kamarku lalu menguncinya. Aku meratapi perbuatanku tadi. Jam alarm milikku berbunyi, tapi mataku masih merasakan kantuk yang luar biasa mungkin ini efek dari tadi malam saat aku pergi dengan Daniel.
Aku segera mengambil handuk dan pergi kedalam kamar mandi. Setelah selesai mandi aku lalu meriah wajahku dengan riasan yang sederhana.
Aku keluar kamar untuk membuat sarapan. Saat aku berjalan kedapur aku melihat Scout sedang memasak disana. Dia menyadari keberadaanku. "Sudah bangun kau rupanya, cepat duduk lalu sarapan." perintahnya. Tanpa banyak bicara aku lalu segera duduk dimeja makan.
"Ini dia sarapan untukmu."
Aku lalu memakan masakannya. Rupanya Scout ahli dalam memasak makanan yang dia buat ternyata sangat enak. "Bila lau menyukainya aku bisa membuatkan lagi untukmu." katanya.
"Tidak perlu ini sudah lebih dari cukup dan ditambah masakanku jauh lebih enak darimu." kataku memanggakan masakanku sendiri. Dia hanya mengangkat alisnya.
Kami makan selama lima belas menit, setepah itu kami mencuci piring kami sendiri-sendiri. Suara telepon berbunyi aku lalu mengangkatnya. "Halo."
"Halo, Jessy."
"Ayah ada apa kau menelpon."
"Aku hanya mau berkata sepupumu akan mengadakan pernikahan hari, ini jadi kau harus datang jangan lupa beritahu Scout tentang itu."
"Baik, Ayah aku dan Scout akan datang."
Scout yang melihat lalu mengahmpiri diriku. "Ada apa, siapa yang tadi menelepon?"
"Hari ini sepupuku akan menikah jadi kita diundang di acara mereka."
"Apa kau ingin pergi kesana?" kata ku.
"Aku akan pergi, persiapkan dirimu."
Kami lalu bersiap-siap untuk pergi keacara pernikahan tersebut. Aku mengenakan Gaun Marchesa Notte karena modelnya simpel dan tidak aneh-aneh. Scout juga sudah siap dengan jas kebanggaanya.
Kami berkendara kurang lebih dua puluh menit, tadi saat kami pergi Ayah sudah memberitahu dimana lokasinya berada. Akhirnya kami tiba juga di tempat acara tersebut.
Saat aku ingin turun Scout mencegah diriku lalu dia turun lalu membuka kan pintu untuk diriku. Dia lalu mengulurkan tanganya kepada diriku, aku lalu meraih tanganya.
Kami lalu disambut oleh paman Makarov. Paman Makarov lalu membawa kami kemeja yang dimana disana sudah ada semua anggota keluarga yang berkumpul.
Scout lalu memegang tanganku dengan erat aku lalu menoleh kepadaya, tapi dirinya sama sekali tidak meresponnya. Selama acara Scout yang selalu berbicara dan aku hanya menjawab semua kalimat yang dia lontarkan.
Semua orang yang disana berkata kalau Scout adalah suami yang romantis. Tapi aku justru bingung dengan sikap romantisnya tersebut. Kenapa dia bersikap seperti itu padahal sikapnya yang kemarib tidaklah seperti itu.
Tiga puluh menit aku dan Scout berpamitan lalu kami langsung pergi dari sana. "Apa aku membuat kesalahan sehingga kau tadi bersikap seperti itu?" kataku.
"Tidak sama sekali, kita tidak harus memperlihatkan apa yang orang lain tidak boleh lihat."
Aku hanya termenung mendengar hal tersebut. "Ayo pergi kepulau Jeju."
"Sekarang?"
"Tentu saja tapi kau harua pergi kebandara sendirian karena aku ada urusan sebentar."
"Tapi bagaimana dengan dokumenya?"
"Itu gampang, kau pikir fungsi dari seorang miliader itu untuk apa dan aku tidak menerima penolakan."
Aku hanya termenung mendengar hal tersebut. Terpaksa aku menuruti permintaanya. Sesampainya di bandara aku lalu menghubungi Emery untuk mengambil mobil.
Aku melihat sekeliling Bandara mencari keberadaan Scout, akhirnya aku menemukan nya. Sepertinya dia sedang mencariku di lihat dia sedang mencari kesana kemari.
Dia akhirnya melihat diriku lalu mendekati diriku. Tanpa banyak bicara kami lalu pergi ke area pesawat, disana rupanya Scout sudah mempersiapkan pesawat pribadi miliknya yang terparki disana.
Aku dan Scout menaiki pesawat tersebut menuju korea selatan, dalam perjalanan Aku melihat pemandanga dari jendela. Beberapa jam kemudian kami tiba dikorea selatan.
Rupanya hari sudah malam , dan kami pun sudah dijemput oleh asisten nya Scout. Lalu dia membawa kami kehotel dan kami beristirahat disana. Aku lalu pergi kekamar mandi tidak butuh waktu lama aku didalam lalu memakai piyama berwarna ungu polos.
" Kau tidak akan membuka pakaianmu sembarangan lagi kan." kata Scout.
Aku yang mendengar ha tersebut wajahku langsung berubah menjadi merah, kenapa dia masih mengingat kejadian waktu itu. "Tentu saja tidak!!!"
Setelah itu Scout lalu mengambil barang miliknya dan memindahkanya kekamar yang ada tepat didepan kamar yang kami tempati ini. "Kau mau kemana?" tanyaku.
"Kamar ini sepenuhnya menjadi milik mu. Kau tentu tidak ingin satua kamar dan satu ranjang denganku bukan. Atau kau justru ingin satu ranjang dengaku."
Aku hanya terdiam mendengar perkataanya. Dia lalu pergi dari kamar ini dan aku sendirian lagi disini dengan kamar yang sangat luas.
Bersambung