webnovel

Raja Para Kesatria

Sebuah cerita perjalanan Pangeran Sura yang telah menghancurkan pusat kekuatannya untuk menyelamatkan Ibu, kakak dan neneknya dari kematian akan tetapi membahayakan dirinya sendiri dan mengakibatkan pertumbuhan kekuatannya mengalami hambatan sehingga tidak bisa mengembangkan keahlian beladiri ya di dunia yang penuh dengan raksasa dan monster. Akan tetapi Pangeran Sura mendapatkan Ilham dari para dewa sehingga bisa meningkatkan kekuatan jiwa nya dan membantunya dalam mencapai keinginannya

Hendy_Irvan · Oriental
Classificações insuficientes
26 Chs

Orang Paling Berbahaya Kelompok Teratai

Diluar tenda pengobatan seorang Instruktur Baron dengan sabar menunggu Pangeran Sura yang terluka. Setelah Kelompok gajah putih membawa tubuh Pangeran Sura kembali, Instruktur Baron langsung diberitahukan bahwa salah satu muridnya terluka hampir kehilangan nyawanya. Mendengar berita itu Instruktur Baron bergegas mengecek kondisi muridnya dan membawanya ke tenda pengobatan.

Cahaya putih keluar dari tangan tabib putih menyelimuti tubuh Pangeran Sura, kemudian perlahan lahan luka dan memar tubuh pangeran Sura pulih, kulitnya yang terlihat pucat juga kembali ke warna aslinya.

Setelah hampir 3 jam tabib putih mengelola teknik penyembuhannya ke tubuh Pangeran Sura, tabib putih pun berhenti. "Dengan ini semua lukanya harusnya sudah cukup diatasi, dia hanya perlu istirahat seminggu kedepan untuk menguatkan kembali tulangnya yang patah." bicara tabib putih dengan nafas yang berat sebelum akhirnya dia keluar dari tenda pengobatan.

Melihat tabib cahaya berjalan keluar dari tenda Pangeran Bisma membuka topengnya dan tersenyum lembut ke Pangeran Sura yang perlahan membuka matanya.

"Kakak"

"Beristirahatlah dulu, kamu harus pilih terlebih dahulu. Kamu selalu membuatku khawatir." Ucap Pangeran Bisma "Pantas saja aku tidak bisa mengenalimu dari awal pelatihan, kamu bahkan menjadi orang yang berbeda dengan penyamaran ini" lanjutnya.

Kemudian Pangeran Sura menutup kembali matanya karena terlalu lemah.

"Keluar kalian bajingan!" Teriak seseorang memaki dari luar tenda.

Seketika tubuh gembul Roni terhuyung huyung bergegas keluar dari tenda mendengar suara yang dirasa tidak asing tapi sangat menakutkan. Begitu juga ketiga rekannya yang lain, semua sigap dan langsung berbaris di depan tenda mereka.

"Siap Instruktur Baron" jawab Mereka serentak.

"Bodoh! bodoh! bodoh! Beraninya kalian bermain dengan nyawa seseorang. Apakah kalian ini tim?" Teriak Instruktur Baron. Orang yang mendengar merasa aliran darahnya seakan dipompa lebih cepat dari biasanya.

"Ma..maksudmu apa instruktur?" Jawab Roni yang terbata karena takut dan bingung.

"Sekarang ku tanya kepada kalian. Kenapa kalian meninggalkan rekan satu tim kalian?" Tanya Instruktur Baron dengan menggertak giginya.

"A.. apakah itu tentang 934 Pak? Dia pergi sendiri Pak dan kami tidak bisa menemukannya." Kata Roni sambil mengingat kejadian di hutan tadi.

"Omong kosong"

"Kalian satu tim mana mungkin ada yang pergi sendiri jika seluruh tim ikut perburuan!! Karena kecerobohan kalian Rekan tim kalian terluka hampir kehilangan nyawanya" kata Instruktur Baron masih dengan wajah garangnya

"Sekarang dia ada di tenda pengobatan, cepat pergi kesana!!" Lanjut nya dengan sedikit berteriak.

Orang yang melihat atau yang sedang lewat tenda mereka semua berdecak kaihan kepada tim yang mendapatkan instruktur yang begitu tempramental.

Roni dan yang lain dari kelompok teratai semua bergegas ke tenda pengobatan, setelah sampai mereka langsung masuk dan melihat orang lain yang tidur dan orang lain yang tidak mereka kenal duduk disampingnya. "Mada, bagaimana kondisimu?" Tanya Roni berjalan ke samping tempat tidur.

"Ssssst"

"Biarkan dia beristirahat, kondisinya sudah perlahan-lahan membaik." Kata Pangeran Bisma menenangkan mereka.

"Apakah kalian rekan satu timnya?" Lanjut Pangeran Bisma

"Iyaa, kami rekan satu timnya" sahut Roni melihat ke arah orang yang mengenakan topeng dengan lambang gajah putih di baju latihan nya.

"Aku melihatnya diserang oleh 3 orang lain dari peserta pelatihan ini juga dan mereka pada tahap kesatria. Tulang rusuknya patah karena tinju seseorang dan sebuah anak panah bersarang di kakinya" kata Pangeran Bisma menjelaskan kemudian dia beranjak dari tempat duduknya.

"Jika ada masalah lain kedepannya, segera kabari aku" Pangeran Bisma menunjuk lambang gajah putih di baju latihannya sebelum pergi dari tenda pengobatan.

Pangeran Sura tak lama terbangun dan sudah melihat semua rekan satu kelompoknya. "Maafkan aku teman teman karena membuat kalian khawatir" ucap Pangeran Sura

"Bicara apa kamu, istirahatlah kamu sampai pulih" sahut Noris atas pernyataan Pangeran Sura.

Melihat kondisi Pangeran Sura yang menyedihkan, Putri Rara merasa sangat bersalah. Orang yang sebenarnya meninggalkan Pangeran Sura adalah dirinya, sehingga membuat Pangeran Sura terluka parah.

Seminggu berlalu dan kondisi Pangeran Sura mulai membaik, kelompoknya saat ini masih di kelompok 10 besar. Walaupun belum bisa menyusul peringkat 9 tapi perkembangan mereka perlahan bisa menyamai jumlah perburuan kelompok di atasnya.

Hari ini Pangeran Sura sudah mulai kembali latihan fisik dan melakukan perburuan bersama kelompoknya.

Pangeran Sura juga sudah menceritakan semua kejadian yang terjadi padanya saat dirinya terluka, Pangeran Sura sangat ingat bahwa orang orang yang mengejarnya dan menyerangnya adalah kelompok ular hitam terlihat dari lambang mereka yang tertera di baju latihannya.

Dalam seminggu ini juga Roni, Putri Sonya dan adiknya merasa bahwa kelompok ular hitam sering sekali membuat masalah dengan mereka dan menganggu latihan fisik yang mereka lakukan.

Hari ini instruktur mereka membimbing mereka dalam menggunakan senjata Tombak. Setelah penjelasan yang bertele-tele kemudian Instruktur Baron langsung meminta mereka semua satu lawan satu dengan dirinya.

Seringai jahat muncul di wajah Instruktur Baron saat bersiap memegang tombaknya. "Ayo adik adik aku selalu mengagumi keterampilan tombak kalian" kata Instruktur dengan tersenyum tapi ada hal lain yang bisa dirasakan murid muridnya.

"Kamu gendut maju" kata Instruktur Baron yang masih tersenyum melihat Roni melangkah dengan ketakutan.

"Pak tolong mudahkanlah" pinta Roni

"Aku bahkan tidak bisa kasar dengan muridku" Jawab Instruktur Baron dan mulai menyerang kedepan.

Melihat gurunya terbang menuju ke arahnya, Roni langsung mundur ke belakang kemudian mengangkat tombaknya dengan kedua tangannya menahan serangan gurunya.

"Boom" kedua tombak bertemu dan menciptakan ledakan menyebabkan kaki Roni masuk beberapa senti ke dalam tanah.

Tidak berhenti disitu Instruktur Baron masih melangkah maju dan mengacungkan tombaknya berkali kali ke arah Roni menciptakan ilusi bayangan tombak yang banyak. Roni melompat mundur lagi dan menghindari serangan demi serangan dari gurunya yang ganas. Setelah berada pada jarak yang dirasa cukup Roni menancapkan ujung tombaknya di tanah, kemudian saat gurunya mendekat Roni menendang tombaknya kedepan membuat debu dan tanah terbang ke arah gurunya.

Dengan kesempatan itu Roni mulai menyerang mencoba menusukan ujung tombak ke arah leher gurunya, akan tetapi instruktur Baron mampu menghindari serangan itu dan terpaksa melangkah mundur. Melihat itu Roni melangkah maju lagi dan melompat mengayunkan tombaknya mencoba menghantam ke arah gurunya, tapi lagi-lagi mampu di tahan oleh Instruktur Baron, hingga beberapa gerakan lagi sebelum Roni melihat celah dan menyerang kaki Instruktur Baron.

"Srrrhh" suara robek terdengar di ikuti oleh bunyi "klank" bunyi ujung tombak berbenturan dengan pelindung kaki yang keras milik Instruktur Baron.

"Siaal!!" Seru Roni

"Boom" sebuah ledakan terjadi akibat ayunan tombak yang kuat dari Instruktur Baron ke arah tubuh Roni menyebabkan Roni ambruk ke tanah.

"Kamu murid yang durhaka, kamu bahkan mengincar leherku" kata Instruktur Baron kearah Roni dan memberi sebuah tendangan ke pantat Roni yang gemuk.

"Kalian berdua adik-adik perempuanku yang cantik, kalian boleh maju bersama" kata Instruktur Baron dengan senyum yang sebelumnya dia perlihatkan.

"Makhluk buas ini kenapa bisa menjadi instruktur kami sih" gumam Putri Rara lirih berjalan beriringan bersama Kakak perempuannya memegang sebuah tombak.

Tak lama berselang beberapa pertukaran gerakan di udara terjadi antara Instruktur Baron dan kedua Putri dari kerajaan Guntur itu. Kedua Putri itu menyerang secara bersamaan dan gerakannya seragam sehingga serangan mereka terasa dua kali lipat lebih besar menggunakan tombaknya akan tetapi dalam pertandingan itu tentu saja Instruktur Baron tetap mendominasi.

Seperti permainan kucing dan tikus Instruktur Baron mempermainkan mereka secara sengaja hingga energi di tubuh mereka terkuras habis. Pada akhirnya kedua Putri dari Kerajaan Guntur itu pun berakhir sama dengan Roni tersungkur ketanah akibat serangan Instruktur Baron di tubuh belakang mereka berdua.

"Aku cukup puas dengan tarian kalian" kata Instruktur Baron sambil tersenyum licik, kemudian melihat ke arah Pangeran Sura dan Noris "datanglah ke ayah nak, aku ingin merasakan pukulan kalian!"

Noris dan Pangeran Sura pun akhirnya maju dan masing masing mengambil tombak.

"Ayo maju anak anakku" ucap Instruktur Baron

Kemudian Instruktur Baron kembali melayang melesat kedepan dan mengayunkan tombaknya, disisi lain Noris pun menghambur ke depan untuk mencoba menyerang kedepan, berbeda dengan Pangeran Sura yang terlihat berdiam diri saja.

"Boom" Instruktur Baron memukul Noris kebawah dengan tombaknya tapi masih bisa ditahan walau susah payah.

Saat sampai di tanah Instruktur Baron langsung menerjang seperti peluru ke arah Noris yang masing linglung akibat pertukaran gerakan yang pertama.

"Shooo" suara tajam dan dingin terdengar dari arah belakang Noris mengarah ke Instruktur Baron yang langsung terkejut. Instruktur Baron kehilangan langkahnya melihat sebuah tombak tajam mengarah kepadanya akan tetapi tidak ada orang di belakangnya, tombak itu seperti dilemparkan langsung oleh penggunanya. Tanpa pikir panjang Instruktur Baron membuang tombaknya dan menahan ujung tombak yang runcing itu dengan tangan kosong karena jarak tombak terlalu dekat.

Semua orang yang melihat juga terkejut melihat situasi itu, kedua telapak tangan Instruktur Baron mengeluarkan darah segar akibat ujung tombak yang di tahannya. "Persetan adakah seorang prajurit melemparkan tombak mereka dan kehilangan segalanya!!" Teriak Instruktur Baron.

Pangeran Sura hanya tertawa kecil dan berkata "aku rasa saat berperang aku tidak akan hanya membawa satu tombak saja" dengan menggaruk belakang kepalanya.

Dalam pikiran semua orang di kelompoknya juga setuju merasa bahwa Pangeran Sura adalah orang kelompok mereka yang paling berbahaya, karena pikirannya yang menyimpang dan berbeda dari yang lain, sehingga mampu membuat gerakan gerakan tak terduga dalam membantu tim.

"Baiklah kita sudahi latihan kali ini, tugas kalian harus merebut posisi 9 besar dalam 3 hari ini!! Apakah kalian mengerti?" Ucap Instruktur Baron dan pergi membalut luka di tangannya dengan kain.

"Kamu memang gila Mada" kata Noris kepada Pangeran Sura tapi dapat terlihat senyumnya dari balik topeng

"Heeh baiklah mari kita makan dahulu kemudian kita cari cara memburu monster dan mendapatkan peringkat 9" kata Roni kepada rekan satu kelompoknya.

"Mada" Putri Rara mendekat ke arah Pangeran Sura kemudian menunduk kebawah tidak berani menatap matanya.

"Eeemm.. aku aku minta maaf karena meninggalkanmu, sehingga kamu terluka parah saat itu" kata Putri Rara dengan ragu-ragu.

"Hehe.. jangan dipikirkan, lagi pula kini aku sudah kembali sehat. Kedepan mari kita bekerjasama untuk naik peringkat" ucap Pangeran Sura menghibur Putri Rara yang merasa bersalah.