webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Realista
Classificações insuficientes
312 Chs

Selanjutnya

"Bokap lo masih sering ngehubungin nggak Nath?" tanya Karin.

Nathalie menoleh lantas mengedikkan bahu, tampak tidak terlalu peduli, "Beberapa kali. Tapi nggak gue bales juga sih. Ngapain di bales lagian. Gue mah bodo amat ya sama si pak tua kaya gitu. Dia tuh definisi nggak inget umur tau nggak. Ngeselin amat jadi orang," gerutunya, "Lagian dia chat tuh tanyain mama kenapa belum bales chat papa. Basi banget pasti mau ijin pinjem duit,"

"Kebalikannya nyokap gue sih Nath. Nyokap gue juga kalo nanyain cuma sebatas kenapa papa ga bales chat mama sibuk tah? Apa udah ada calon mama pengganti," Angel mendengus keras, "Keliatan banget kan dia datengnya cuma pas lagi butuh doang. Kalo nggak butuh juga kan bodo amat dia. Nggak bakalan peduli anaknya lagi ngapain. Udah makan belum. Nyeh boro boro tanya gituan. Dia inget punya anak aja gue syukur syukur banget ini mah,"

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com