webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Realista
Classificações insuficientes
312 Chs

Rumah

Aksara bersama Nathalie memasuki rumah dengan perlahan. Arjuna dan Karin mengikuti di belakang. Di jam seperti sekarang, rumah pasti kosong. Sudah jelas. Ibuk pergi ke toko. Mama pergi bekerja, juga Mas Yudhis. Dan Mas Abim yang pergi ke kampus. Untung saja Arjuna menyimpan kunci rumah cadangan. Ya walaupun seluruh penghuni rumah memang mempunyai kunci cadangan masing masing. Aksara sebenarnya mempunyainya namun ia meninggalkannya di kamar kemarin.

Lantas, saat sampai di ruang tengah, tanpa berpikir dua kali Aksara segera membaringkan tubuhnya. Merasa amat lega. Rasanya, lelah sekali. Ingin sekali ia tertidur lama sekali tanpa memikirkan hari esok. Memang, rumah adalah tempat terbaik untuk beristirahat. Aksara merasa amat lega sudah sampai di rumah.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com