webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Realista
Classificações insuficientes
312 Chs

Panas

"Ayo Aksa semangat,"

"Aksara semangat,"

"Go Aksara Go Aksara Go,"

"Kak Aksara semangatt,"

"Kak Aksa i love you,"

Nathalie menatap datar barisan adik kelas yang duduk tak jauh dari tempatnya duduk. Mereka terlihat sengaja datang ke lapangan indoor untuk melihat Aksara berlatih basket. Gadis itu kemudian melirik barisan anggota cheerleader yang berjajar rapih di pinggir lapangan seolah sengaja ingin melihat Aksara berlatin. Gadis itu kemudian mulai menggerutu dalam hatinya. Menyumpah serapahi para gadis yang terlihat menggoda kekasihnya. Menyebalkan sekali. Tanpa sadar Nathalie mendengus, memelototi siapa saja yang menyoraki nama sang kekasih. Entah kenapa udara di sekitar Nathalie kini memanas dengan konstan. Gadis gadis itu amat menyebalkan di matanya. Apakah mereka tidak melihat Nathalie yang berdiri di tribun paling bawah hanya untuk melihat Aksara?

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com