webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Realista
Classificações insuficientes
312 Chs

Negosiasi

"Kak please. Dia udah minta maaf oke?" Nathalie memohon. Menatap memelas ke arah Keyla dan Arshei yang kemudian saling tatap, "Ini hari pertama dia sekolah di sini loh kak. Udah di roasting sama banyak orang kak. Jangan di tambah lagi beban pikirannya kasian. Nanti dia nggak betah sekolah di sini gimana?"

"Nah justru itu tujuannya," sahut Roy semangat, "Sanus nggak butuh orang kaya dia. Bener ga tuh Ka?"

"Oh ya jelas," sahut Raka santai.

Keyla tersenyum kecil ke arah Nathalie seraya mengedikkan bahu, "See? Itu emang tujuan mereka. But karena emang lo yang minta jadi kali ini gue diem. Tapi nggak buat lain kali. Jangan sampe sekali lagi gue liat ada yang berani macem macem sama Nathalie. Bakalan habis dia di tangan gue," ujarnya sebelum menarik tangan Arshei keluar kelas.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com