webnovel

Putri kecilku

dahulu kala disebuah negeri nan Jai disana, hiduplah seorang putri yang baik, cantik dan pintar tapi seorang penyihir iri pada sang putri hingga si penyihir pun mengutuk sang putri, mulai sekarang, semua orang yang kau sukai tidak akan membalas perasaanmu, sayangnya kutukan itu benar² bekerja. my little princess bercerita tentang Lin Xing Chen ia adalah gadis yang mempunyai penyakit princess syndrome. sindrom ini ditandai dengan ketidakmandirian anak dalam mengerjakan hal² dasar seperti menggosok gigi,mandi, mengganti baju Bahkan makan. selain itu mereka biasanya tidak mau mendengar kata tidak" ketika menginginkan sesuatu. mereka juga mengisahkan peringatan ² yang diberikan pengasuhnya. serta hobi memerintah orang di sekitarnya dengan sesuka hati. mereka merasa bahwa mereka harus mendapatkan apa yang mereka inginkan, tidak ada kata tidak. hal ini terjadi karena mereka terbiasa ada pembantu (pengurus) yang mengurus segala sesuatu untuk mereka anak² tahunya segala tersedia, apa apa beres. Lin Xing Chen adalah penerima warisan dari ayahnya yang kaya raya. namun dibalik itu ada fakta tersembunyi ia ternyata merupakan anak haram hasil perselingkuhan ayahnya dengan wanita lain. sampai suatu ketika ayah Xing Chen meninggal kemudian ibu asli Xing Chen memberikan Xing Chen kepada ibu tirinya yaitu ibu Chen, dengan pikiran anaknya akan tubuh/hidup enak kelak jika di urus oleh ibu Chen yang kaya raya. Lin Xing Chen adalah putri tunggal keluarga Lin, pewaris Dolly grup. hidupnya sudah diatur sedemikan rupa oleh ibu tirinya ia tidak bisa bergerak bebas, hidupnya seperti burung didalam sangkar. maka dari itu, Xing Chen memiliki watak yang kurang baik, menurutnya ialah yang paling cantik dan kaya, apapun keinginannya pasti terkabul. dia juga menyebut dirinya gadis jahat. sampai ia hendak dijodohkan oleh pewaris RI Yao grup, Zheng Chu Yao. Chu Yao dengan tegas mengatakan bahwa ia tidak menyukai Xing Chen dan menyukai gadis lain, Yu yang yang. harga diri Xing Chen terluka, ia tak pernah ditolak oleh orang lain, ia selalu mendapatkan apa yang ia mau, dan ia tak akan bisa dikalahkan oleh gadis miskin seperti yang yang, karena Xing Chen lebih segalanya. lalu semuanya lebih rumit ketika Xing Chen bertemu seseorang yang memakai costum beruang dia adalah Jiang Nian Yu ternyata pertemuan dengan pemuda Jiang Nian Yu ini terus berjalan karena Nian Yu menyukai Xing Chen, terjadilah kisah cinta segitiga.

Shinta123 · Geral
Classificações insuficientes
17 Chs

Ciuman Pertama

Walaupun bergelimang harta tapi hidup Xing Chen ternyata sama sekali tidak mudah.

Sejak dia berusia 10 tahun, Xing Chen sudah dituntut untuk menguasai banyak hal. Mulai dari piano, melukis hingga balet.

Bahkan sejak kecil pula dia tidak boleh makan makanan manis dan berlemak. Semua makanan yang boleh dimakannya tidak ada yang enak dan dia harus bertahan dengan penderitaannya itu. Dan semua itu dijalaninya demi menjadi seorang putri yang sempurna.

Chu Yao berusaha menc**m Xing Chen, tapi Xing Chen langsung menamparnya sebelum dia sempat melakukannya.

Kesal, Chu Yao malah mengatai Xing Chen munafik. Bukankah ini yang Xing Chen inginkan?

Xing Chen ngotot untuk tetap jadi tunangannya karena dia ingin dipeuk dan dic**m, bukan? Bukankah orang yang menderita sindrom putri itu seperti itu? Xing Chen tetap bertahan walaupun dia tidak menyukainya sama sekali. Xing Chen jelas tak terima dengan tuduhannya itu.

"Dengar baik-baik, Lin Xing Chen. Siapapun kau, kau tidak akan bisa menyamai kepolosan dan kebaikan Yu Yang Yang. Aku, Zheng Chu Yao, tidak akan pernah menyukaimu seumur hidupku"

Dia mau pergi, tapi Xing Chen menghentikannya dan memperingatkannya.

"Semakin kau melawan, kau akan semakin gagal. Itu namanya takdir. Selain itu, di dalam takdirmu hanya ada aku seorang, Lin... Xing... Chen. Aku tidak akan pernah didicampakkan"

Xing Chen pun pergi dengan kepala tegak sementara Nian Yu memperhatikan segalanya dari atas, tanpa mereka berdua sadari.

Saat asistennya menelepon, Xing Chen berbohong kalau dia lagi kencan dengan Chu Yao. Padahal itu hanya alasan yang dibuatnya agar asistennya tak menjemputnya, dia ingin sendiri.

Walaupun tadi dia berusaha tampak tegar, tapi sebenarnya dia sedih mengingat ucapan kejam Chu Yao yang membanding-bandingkannya dengan Yang Yang tadi.

Dia berjalan dan terus berjalan hingga dia sampai ke toko komik. Saat Bos toko komik menyapanya, Xing Chen hanya membalasnya dengan senyum singkat lalu berjalan lagi... tanpa menyadari Nian Yu yang terus mengikutinya dengan cemas sejak dari kampus.

Xing Chen terus melangkahkan kakinya tak tentu arah. Saat dia tiba di zebra cross, dia tak menyadari ada seorang pria yang hendak mencuri isi tasnya.

Tapi Nian Yu menghentikan pria itu hingga pria itu kabur. Sementara Xing Chen terus melamun sampai tak menyadari apapun yang terjadi di belakangnya barusan.

Xing Chen akhirnya duduk di tepi air mancur. Rasa kesepian membuatnya merindukan Beruang yang datang padanya saat hujan waktu itu.

Alangkah baiknya jika Kesatria Beruang ada di sisinya saat ini, tapi tidak mungkin akan muncul kesatria setiap kali dia sedih.

Tanpa disadarinya, kesatrianya itu sebenarnya tengah memperhatikannya tak jauh darinya walaupun tidak dalam kostum beruangnya.

Tiba-tiba mereka melihat kembang api yang begitu indah di angkasa. Senyum Xing Chen seketika mengembang lebar melihat pemandangan indah itu. Nian Yu pun senang melihat Xing Chen kembali ceria dna bersemangat lagi.

Keesokan paginya setelah selesai berdandan, Xing Chen ditelepon Zhou Wei yang terdengar panik meminta Xing Chen untuk menyetujui permintaannya.

Dia memberitahu Xing Chen bahwa minggu depan akan ada pesta perpisahan untuk kelulusan para senior. Semua mahasiswa yang hadir harus berdansa dan Zhou Wei ingin Xing Chen mau menjadi pasangan dansanya.

Setibanya di kampus, Xing Chen menolak permintaan Zhou Wei. Pasangannya Zhou Wei kan Lei Ja Na, lagipula dia maunya berpasangan dengan Zheng Chu Yao. Zhou Wei tak yakin kalau Chu Yao bakalan mau. Tapi Xing Chen bersikeras.

Dia lalu membawa Zhou Wei ke sebuah ruang loker pribadinya. Zhou Wei benar-benar tak menyangka, Xing Chen ternyata benar-benar seorang putri sampai mendapatkan perlakuan spesial seperti ini.

Tentu saja, jawab Xing Chen bangga. Ini karena perbaikan jalan disponsori oleh keluarganya.

Dia lalu mengeluarkan kamera paparazinya dengan senyum licik lalu berjalan ke jendela. Zhou Wei tiba-tiba menyadari kalau ruang loker pribadi Xing Chen ini berseberangan ruang ganti pria. Jangan-jangan dia menggunakan kameranya ini untuk mengintip cowok-cowok?

"Tidak! Aku cuma mau lihat baju yang akan dipakai Chu Yao untuk menyesuaikan bajuku dengannya" ujar Xing Chen lalu mendorong Zhou Wei pergi dari sana.

Saat Xing Chen memulai aksi mata-matanya, dia tidak melihat Chu Yao di sana. Tapi tidak masalah sih, ada pemandangan cowok-cowok berotot lainnya sebagai gantinya. (Hadeh! dia ngatain Nian Yu c***l, lah dia sendiri c***l, wkwkwk).

Tak lama kemudian dia melihat Nian Yu masuk ke sana untuk ganti baju. Tapi tiba-tiba Nian Yu melihat ke arahnya.

Nian Yu melihat lebih dekat dengan curiga dan langsung melotot saat menyadari siapa yang sedang mengintip mereka. Xing Chen pun langsung panik dan cepat-cepat mundur dari sana.

Nian Yu langsung pergi ruang loker itu untuk melabrak Xing Chen... tepat saat Xing Chen sedang ganti baju.

Sontak saja keduanya langsung menjerit heboh. Nian Yu berusaha minta maaf tapi tak segera pergi dari sana, jadilah Xing Chen melemparinya dengan berbagai barang sampai Nian Yu akhirnya keluar.

Setelah ganti baju, semua orang berkumpul di arena berkuda dengan kuda masing-masing.

Saat yang lain pakai seragam berkuda warna biru, Xing Chen muncul tak lama kemudian dengan penampilan paling beda sendiri, sampai pakai kalung dan parfum segala.

Saat lewat di depan Chu Yao, dia sengaja tebar pesona dengan gaya lebai. Tapi Chu Yao malah menyindir bau parfumnya yang kelewat menyengat.

Tak lama kemudian, Nian Yu muncul sambil menunggung kuda dan membuat Xing Chen tercengang melihatnya, sungguh tak percaya melihat Nian Yu juga pintar berkuda apalagi tampak sebuah medali di saku bajunya.

Pak pelatih memberitahu mereka bahwa Nian Yu pernah memenangkan kejuaraan menunggang kuda saat dia kelas 11, makanya dia diundang secara khusus untuk menjadi tutor mereka.

Sementara gadis-gadis yang lain pada heboh mengagumi Nian Yu, Xing Chen malah menggerutu sebal dalam hatinya "Memangnya kampus ini kekurangan guru apa? Kemanapun aku pergi, kenapa aku selalu bertemu dengannya?"

Xing Chen tak mengerti kenapa berlebihan sekali, itu kan cuma satu medali. Zhou Wei memberitahu Xing Chen bahwa medalinya Nian Yu hanya diberikan pada juara. Chu Yao yang juga punya medali, langsung mendengus sinis mendengar pujian Zhou Wei.

Gara-gara keasyikan ngobrol, Pak Pelatih langsung mengomeli Xing Chen dan bertanya kenapa dia terlambat. Xing Chen mengklaim kalau dia punya alasan... sambil melirik Nian Yu.

Panik, Nian Yu langsung membekap mulut Xing Chen sebelum dia sempat mengucap apapun sambil berbohong pada Pak Pelatih bahwa tadi Xing Chen pingsan lalu menyeret Xing Chen pergi dari sana dengan alasan mau mengantarkan Xing Chen istirahat.

Setelah mereka sudah cukup jauh, Xing Chen akhirnya berhasil membebaskan dirinya dari bekapan Nian Yu.

Padahal tadi dia tidak ada maksud mengadukan perbuatan Nian Yu yang mengintipnya tapi Nian Yu malah bersikap seperti ini, apa dia mau diadukan?

"Kurasa si tukang ngintip itu bukan aku"

"Memangnya kau punya bukti apa? Aku ini putri, kenapa aku tidak boleh mengintipi cowok-cowok? Lagipula kau juga mengintipku. Kau harus minta maaf padaku"

Bukannya menuruti permintaannya, Nian Yu malah melarang Xing Chen naik kuda. Xing Chen protes, atas dasar apa Nian Yu melarangnya berkuda?

Berdasarkan penampilannya, jawab N8an Yu. Dia pakai perhiasan dan pakai parfum juga, jadi dia tidak boleh naik kuda.

 

Saat Xing Chen protes, Nian Yu beralasan kalau dia hanya ingin mempedulikan orang yang terkena sindrom putri.

Kesal, Xing Chen langsung memukuli Nian Yu dengan kesal, dia tidak kena sindrom itu. Kalaupun dia punya penyakit putri, itu tidak ada hubungannya dengan Nian Yu. Dia masih punya Chu Yao kok, jadi sebaiknya Nian Yu tidak usaah mikir kalau dia bakalan jatuh cinta padanya.

"Siapa yang punya pikiran seperti itu?" protes Nian Yu

"Kau! Kau mengharapkan semua orang menyukaimu" gerutu Xing Chen sambil terus memukuli Nian Yu dengan kesal.

Nian Yu berusaha menghentikannya tapi ujung-ujungnya malah jadi memluk Xing Chen dan seketika itu pula traumanya kambuh kembali. Nian Yu sampai lemas hingga membuat mereka berdua roboh ke tanah.

Nian Yu ngos-ngosan karena traumanya itu, tapi Xing Chen malah mikir yang nggak-nggak dan langsung monyongin bibir... padahal Nian Yu sudah berguling dari atasnya. wkwkwk!

Saat akhirnya dia bisa menenangkan dirinya, Nian Yu malah keheranan melihat bibir Xing Chen monyong mengharapkan c**man.

Padahal c**man yang ditunggunya tidak datang-datang tapi Xing Chen terus saja monyongin bibir.

Saat dia mulai membuka mata, dia malah mendapati Nian Yu sedang pose santai di sampingnya sambil menyindir.

"Siapa sebenarnya yang berharap untuk disukai?"

Aduh malunya...

Saat kembali ke lapangan, dia malah harus merana sendirian di pinggir lapangan melihat teman-temannya yang lain sedang asyik berkuda.

Padahal dia membayangkan dirinya berkuda dengan anggunnya hingga membuat Chu Yao dan Nian Yu terpesona padanya. (khayalannya alay banget xD).

Dia berusaha memanggil Chu Yao saat Chu Yao lewat di dekatnya, tapi Chu Yao langsung acuh. Saat dia sudah sangat bosan, Zhou Wei mendatanginya dan menawarkan kudanya untuk Xing Chen tunggangi. Tentu saja Xing Chen langsung antusias dan bersikeras mau berkuda sendiri.

Zhou Wei pun pergi. Tapi saat Xing Chen baru naik ke punggung kuda, si kuda malah meringkik panik dan hampir saja membuat Xing Chen terjatuh. Semua itu gara-gara si kuda mencium bau parfum menyengatnya Xing Chen.

Nian Yu yang melihat itu, langsung memacu kudanya menghampiri Xing Chen yang tengah berusaha keras bertahan di atas punggung kudanya. Chu Yao tampaknya cemas juga dan jelas-jelas dia kesal melihat Nian Yu tiba duluan di sana.

Saat Nian Yu tiba di sana, Xing Chen malah berlagak dan melabraknya kesal, apa lihat-lihat? Tidak pernah lihat cewek cantik naik kuda?

Kalau tidak butuh bantuan yah sudah, Nian Yu pun mulai membawa kudanya pergi. Tapi Xing Chen cepat-cepat menghentikannya dan akhirnya meminta maaf atas sikapnya barusan.

"Penc**man kuda itu sangat sensitif, jadi lebih baik tidak memakai parfum atau memakai perhiasaan saat berkuda. Jika tidak maka kudanya akan marah"

"Kenapa tidak bilang dari tadi? Kau sengaja, yah?"

Nian Yu langsung menatapnya tajam. Menyadari kesalahannya, Xing Chen meminta maaf dan memohon agar Nian Yu membantunya.

Tak lama kemudian, Nian Yu akhirnya membantu Xing Chen menenangkan kudanya dan menuntun kudanya Xing Chen keliling lapangan.

Xing Chen tidak puas dan langsung protes, dia tidak mau kalau cuma keliling pelan-pelan seperti ini, dia mau kudanya berlari. Nian Yu mengacuhkannya dan terus saja membawa kudanya keliling pelan-pelan.

Selama mereka berkeliling bersama, Chu Yao menatap mereka dengan kesal. cemburu nih yeee...

Xing Chen sebenarnya berniat mendekati Chu Yao untuk meminta Chu Yao jadi partner dansanya tapi gagal terus.

Karena di lapangan berkuda gagal, dia mencoba peruntungannya dengan menyelipkan surat cinta di lokernya Chu Yao lalu ngumpet.

Tapi saat Chu Yao datang dan membuka lokernya, puluhan surat cinta terjatuh dari dalamnya dan surat cintanya Xing Chen terkubur diantara surat-surat itu. 

Chu Yao jadi kesal melihat surat cinta sebanyak itu dan langsung pergi begitu saja. Xing Chen langsung lemas.

Zhou Wei menyarankan agar Xing Chen mengumumkannya secara terbuka lewat speaker saja.

Xing Chen takut malu kalau seperti itu, tapi Zhou Wei meyakinkannya untuk jadi berani. Pria manapun pasti takkan menolak jika dia bersikap lebih berani.

Baru saja dia mengusulkan hal itu, tiba-tiba terdengar suara Lei Ja Na di speaker yang terang-terangan mengundang Zhou Wei jadi partner dansanya.

Tapi Zhou Wei malah menolak. Jelas saja jawabannya bertolak belakang dari sarannya pada Xing Chen tadi, Xing Chen langsung kesal pada Zhou Wei dan menuduhnya penipu.

Malam harinya, Xing Chen dan Nyonya Chen makan malam bersama Keluarganya Chu Yao.

Sementara kedua orang tuanya mereka sibuk membicarakan bisnis, Xing Chen diam-diam berusaha menggodai Chu Yao dan memanfaatkan saat itu untuk terang-terangan mengundang Chu Yao jadi partner dansanya di acara perpisahan senior nanti.

Chu Yao menolak dengan alasan takutnya Xing Chen tidak akan bisa mengikuti gerakannya karena dia akan berdansa di bagian opening.

Saat Xing Chen mengklaim bahwa dia bisa, Chu Yao langsung menantangnya secara tak langsung dan Xing Chen menerima tantangannya.

Tapi keesokan harinya, Xing Chen galau setelah melihat gerakan dansa yang diinginkan Chu Yao. Chu Yao tidak mungkin akan melakukan dansa ini, kan? tanyanya cemas pada Zhou Wei.

Tapi Ching Fan memberitahu bahwa Chu Yao adalah salah satu dari dua orang yang bisa berdansa dengan sangat indah di negeri ini.

Jelas Xing Chen sulit mempercayainya, bagaimana bisa dia berdansa sebaik itu padahal sense Chu Yao dalam musik saja sejelek itu.

Xing Chen langsung mewek, masalahnya sejak kecil dia memang tidak terlalu bisa dansa. Zhou Wei menyarankannya untuk segera mencari guru dansa sebelum pesta itu dimulai.

Masalahnya, Xing Chen mengaku bahwa dia sudah pernah diajar oleh berbagai guru ahli dansa tapi tetap saja dia tidak bisa berdansa dan gara-gara itu sekarang dia di-blacklist.

"Bukankah kau dengan Jiang Nian Yu?" tanya Ching Fan

Kebetulan saat itu mereka melihat Nian Yu lewat, Ching Fan memberitahunya bahwa Nian Yu adalah salah satu pedansa terbaik selain Chu Yao. Xing Chen makin keheranan, ada yah pria sesempurna itu?

"Jika di dunia ini ada jenius sejati, menurutku dialah yang paling berharga" ujar Zhou Wei

Malam harinya dalam sesi tutoring, Xing Chen terus menerus menatap Nian Yu sambil berpikir bagaimana caranya agar Nian yu mau mengajarinya berdansa. Tiba-tiba Nian Yu balas menatapnya, Xing Chen sontak menutupi mukanya dengan malu.

Nian Yu berusaha menyuruhnya untuk menyelesaikan tes-nya tapi Xing Chen malah melawan dan mengatai Nian Yu tidak punya hati.

Kesal, Nian Yu langsung mendekati Xing Chen lalu menangkup wajah Xing Chen dan mendekatkan wajahnya seperti hendak menc**m Xing Chen.

Panik, Xing Chen langsung nyerocos panjang lebar, mengancam akan berteriak... tapi ujung-ujungnya malah monyong. wkwkwk.

Saat dia membuka mata, dia malah melihat Nian Yu mengolok-oloknya "Kau mikir apa, sih?"

Xing Chen langsung teriak-teriak gaje saking malunya.

Keesokan harinya di toko komik, Xing Chen menggerutu kesal pada Beruang tentang Nian Yu yang menyebelin itu.

Xing Chen bingung harus bagaimana, dia sebenarnya tidak mau minta diajari dansa oleh Nian Yu, tapi sulit sekali baginya untuk meminta Chu Yao jadi partner dansanya.

Beruang Nian Yu berusaha acuh tapi Xing Chen tiba-tiba bertanya apakah dia bisa berdansa dan apakah dia mau mengajarinya.

Beruang menjawabnya dengan geleng-geleng. Xing Chen kecewa. Yah dia mengerti kok, dia cuma beruang. Tapi biarpun begitu dia tetaplah Beruang terbaik bagi Xing Chen. Sepertinya dia benar-benar harus minta bantuan Nian Yu.

Siang harinya, Xing Chen membuntuti Nian Yu dan keheranan mendapati Nian Yu masuk ke sebuah rumah sakit anak.

Untuk apa Nian Yu ke tempat ini? Ah, terserahlah. Pokoknya hari ini dia bertekad untuk membuat Nian Yu mau mengajarinya dansa.

Saat Xing Chen masuk, dia malah terkagum-kagum melihat Nian Yu bermain gitar dan menyanyi untuk anak-anak di sana. Dia terus berdiri terpaku di sana saat tiba-tiba saja seorang pasien anak masuk dan mendorongnya sampai dia tersungkur di lantai. Parahnya lagi, anak itu malah mengejeknya.

Nian Yu membantunya berdiri dan bertanya heran, sedang apa Xing Chen di sini. Xing Chen mengklaim kalau dia datang untuk darmabakti. Nian Yu tak percaya mendengarnya, beneran? Atau dia cuma salah dengar? Tersinggung, Xing Chen mengklaim kalau dia suka kok bekerja jadi relawan.

Tapi saat pasien anak tadi menarik roknya sambil mengejeknya, Xing Chen langsung menampik tangan anak itu dengan kasar sampai anak itu terjatuh. Nian Yu langsung marah padanya, apalagi ulahnya itu malah membuat anak itu jadi menangis.

"Aku tidak bermaksud. Aku tidak tahu kalau akan jadi seperti ini" Xing Chen sungguh menyesali perbuatannya. Tapi Nian Yu langsung pergi mengacuhkannya.

Nian Yu geleng-geleng memikirkan penyesalan Xing Chen tadi. Saat dia kembali, dia malah mendapati Xing Chen sedang membacakan dongeng untuk anak-anak dan bergaul akrab dengan mereka, hingga sukses membuat anak-anak itu tertawa gembira. Nian Yu terdiam di sana, menatapnya dengan penuh kekaguman.

Saat mereka berjalan keluar bersama, Xing Chen dengan bangga menyombongkan dirinya, walaupun dia baru pertama datang kemari tapi sepertinya anak-anak lebih menyukainya daripada Nian Yu. Senyum seorang putri memang selalu menang, makanya anak-anak itu bisa langsung menyukainya.

"Apa kau tahu kenapa mereka tidak menyukaimu? Karena kau sedingin es yang tidak tahu bagaimana caranya tersenyum. Anak-anak itu pastinya lebih menyukai putri yang memiliki senyum manis seperti aku"

"Kau membuntutiku secara diam-diam, hanya untuk memberitahuku hal ini?"

Baru ingat misinya, Xing Chen berusaha mengutarakan permintaannya agar Nian yu mengajarinya berdansa.

Tapi pada akhirnya dia membatalkan niatnya karena Paman Meng Xi bilang padanya akan sulit bagi Nian Yu untuk mengajarinya.

Tapi Nian Yu tiba-tiba menggenggam tangannya dan mengajaknya pergi ke halte bis. Xing Chen langsung protes panjang lebar karena Nian Yu berniat memabwanya naik bis padahal setiap hari dia memakai mobil pribadi, mana matahari hari ini terik banget lagi, dia juga lagi pakai high heels dan sudah capek sekarang. Nian Yu cuma mengorek kupingnya, capek mendengarkan celotehan Xing Chen.

"Kau mendengarkanku tidak sih?!"

"Iya, aku mengerti"

Bis akhirnya datang tak lama kemudian dan Nian Yu langsung menyeret Xing Chen naik bersamanya. Nian Yu membayar dengan uang koin, tapi Xing Chen malah membayar dengan uang pecahan besar. Nian Yu cepat-cepat menyelamatkannya dengan mengeluarkan koin satu lagi dan mengajari Xing Chen cara membayar bis dengan memasukkan koin itu kedalam kotak pembayaran.

Saat mereka sampai, Nian Yu menyuruh Xing Chen memencet tombol stop. Tapi saat mereka beranjak bangkit, bis mengerem mendadak dan jadilah Xing Chen terjatuh kedalam pelkan Nian Yu dan membuat Nian Yu teringat lagi pada traumanya.

Tapi kali ini dia tampak lebih tenang daripada sebelumnya. Xing Chen jadi canggung dengan kedekatan mereka dan cepat-cepat meleapskan diri.

Nian Yu ternyata membawa Xing Chen ke studio latihan tari di kampus mereka. Xing Chen mau belajar dansa, bukan?

Jelas saja Xing Chen heran, dari mana Nian Yu mengetahuinya? Jangan-jangan Nian Yu mengetahuinya dari Zhou Wei.

Nian Yu menolak menjawab dari mana dia mengetahuinya dan pura-pura ngambek, yah sudah kalau tidak mau latihan dansa.

Xing Chen mencegahnya pergi "Baiklah, aku mau"

Oke! Nian Yu pun mulai mengulurkan tangannya. Xing Chen agak ragu tapi akhirnya dia menempatkan tangannya dalam genggaman tangan Nian Yu.

Mereka mulai bergerak pelan-pelan, tapi tetap saja Xing Chen kesulitan mengikutinya. Nian Yu terus mengajarinya dengan penuh kesabaran dan perlahan-lahan. Tapi saat dia mulai memutar tbuhnya, Xing Chen malah terjatuh.

Saking malunya, dia sampai ngambek. Parahnya lagi, Nian Yu malah mengolok-oloknya.

Tapi kemudian dia membantu Xing Chen bangkit dengan lembut dan menasehatinya untuk tidak mempedulikan pandangan orang lain terhadapnya saat berdansa. Ini adalah dansa berpasangan, jadi Xing Chen harus mempercayai pasangannya saja.

Dia lalu menuntun Xing Chen bergerak lagi. Perlahan, Xing Chen akhirnya mulai bisa berdansa dan mengikuti instruksi Nian Yu dengan lebih baik. Tapi kedekatan mereka lama kelamaan membuat Xing Chen jadi malu dan canggung.

Nian Yu berusaha bersikap normal lalu melepaskan sepatunya sebelum meneruskan latihan mereka.

Xing Chen menolak latihan seperti itu, takut akan menginjak kaki Nian Yu. Tapi Nian Yu menyemangatinya untuk tidak usah berpikir macam-macam dan percaya saja pada dirinya sendiri dan percaya padanya.

Mereka mulai berdansa kembali tapi Xing Chen begitu terpana menatap Nian Yu hingga dia sulit mengalihkan pandangannya, sampai saat Nian Yu mengingatkannya untuk tidak menatapnya seperti itu. Xing Chen langsung melepaskan diri dan menundukkan pandangannya.

Tapi Nian Yu malah semakin mendekatkan dirinya pada Xing Chen dan memberitahunya bahwa dalam berdansa, dia harus menatap pasangannya. Jika dia tidak menatap pasangannya maka itu artinya dia membencinya, tapi jika mereka saling menatap maka mereka akan jadi semakin mesra.

Mereka terus bergerak berputar-putar... tapi tiba-tiba saja Xing Chen kepleset dan ikut membawa Nian Yu terjatuh menimpanya.

Suasana diantara mereka jadi semakin canggung hingga membuat Xing Chen tak nyaman. Dia berusaha mendorong Nian yu menjauh tapi malah membuat Nian Yu tak sengaja mendaratkan bibirnya di bibir Xing Chen.

Saking kagetnya, mereka tak bergerak... sampai akhirnya Xing Chen sadar dan langsung mendorong Nian Yu menjauh darinya.

Xing Chen langsung protes keras karena itu c**man pertamanya, tega sekali Nian yu melakukan ini padanya!

"Aku mau gila rasanya. Apa kau tahu, sejak kecil aku selalu membayangkan ini terjadi suatu hari nanti. Aku pikir orang yang akan memberiku c**man pertama adalah seorang pria kaya dan tampan di sebuah galaksi yang indah seperti namaku"

Dia terus menggerutu panjang lebar, menuduh Nian Yu mencuri c**man pertamanya di tempat yang nggak romantis banget dan merusak impiannya. Apalagi c**man pertamanya tidak manis dan tanpa emosi sama sekali

"Jiang Nian Yu, bagaimana kau akan membayarnya kembali?"

"Kalau itu c**man pertama, maka akan kukembalikan padamu" ujar Nian Yu lalu menarik Xing Chen kedalam pelkannya dan menc**mnya lagi. Xing Chen shock, tapi kemudian mulai menutup matanya.