Saat itu, Kaisar sangat mengasihi keluarga barunya, namun kasih nya kepada Ze Ai Zima tetap menjadi yang nomor satu.
Tak pernah terduga oleh Kaisar, seluruh kejahatan yang ia lakukan untuk melindungi Puteri Ai Zima justru membuat saudara-saudaranya memendam kebencian kepada Ze Ai Zima. Bahkan ia tak pernah menduga, bahwa suatu hari rakyat pun akan berani memberontak padanya.
Semua orang melimpahkan kesalahan dan kejahatan Kaisar kepada Puteri Ai Zima. Mereka mengatakan Puteri Ai Zima banyak sekali melakukan pelanggaran-pelanggaran kerajaan, namun Kaisar selalu memaafkan kesalahannya.
Mereka juga mengklaim Puteri Ai Zima benar-benar puteri yang jahat, yang tidak segan-segan memerintahkan para pelayan dan penjaganya untuk membunuh siapa saja yang tidak ia sukai, terlepas orang itu salah atau tidak. Jika pelayannya melakukan kesalahan sedikit saja dalam melaksanakan perintahnya, Puteri Ai Zima akan mencambuk mereka atau membuangnya di sarang singa. Padahal sarang singa adalah tempat pembuangan pengkhianat negara, bukan pelayan yang keledor. Ia juga senang menyiksa rakyat jelata, dengan serakah merampas apa saja harta rakyat yang ia temukan, lalu membuangnya di laut. Ia bahkan memerintahkan tim rahasianya untuk membunuh setiap anak berusia dibawah 5 tahun.
Padahal, semua kejahatan itu tidak dilakukan oleh Puteri Ai Zima yang menghabiskan hari-hari dengan mendekap didalam kamar tanpa cahaya matahari, sesungguhnya semua itu dilakukan oleh Kaisar sendiri demi melindungi Ze Ai Zima.
Menurut Kaisar, orang yang bisa menyelamatkan mereka dari hukuman King Lordest adalah Ze Ai Zima. Bagaimanapun juga ia itu adalah milik dewi malaikatnya King Lordest. Pendapat Kaisar tersebut tentu saja berbeda dengan semua orang yang menganggap Ze Ai Zima itu milik Lucifer.
Meskipun ditentang, Kaisar tetap membesarkan Ze Ai Zima sebagai wujud cintanya pada Dewi Pisflnes. Bahkan Kaisar mengeluarkan hukum khusus untuk melindunginya. Semua orang yang mencemooh atau tidak menghormati Ze Ai Zima akan dihukum mati, dan Kaisar tidak bermain-main dengan hukumannya.
Ia langsung menghukum mati setiap orang yang melanggar aturannya. Jika orangtua, Kaisar membunuh anak sulungnya.
Jika anak-anak atau lajang, Kaisar akan membantainya dengan cambuk hingga mati.
Kaisar juga menjadi sangat kejam, ia memberikan tanggungan yang begitu besar kepada rakyat, dengan menaikkan pajak hingga 80 %.
Sejak saat itulah, rakyat mengunci bibirnya mengenai pendapat buruk mereka tentang Ze Ai Zima dan memendam kebencian yang mendalam kepadanya hingga ia tumbuh besar menjadi seorang gadis.
Sejak hukum mengenai Ze Ai Zima ditegakkan, terjadi keheningan di Kerajaan Crocus, kerajaan terbesar kedua di Crocucius. Tidak ada keluh kesah apapun dari rakyat meskipun mereka semakin ditindas oleh Kaisar Ze-11 dengan memberikan berbagai kerja paksa.
Tidak ada yang tahu, bahwa selama masa hening itu salah satu pemuda rakyat yang sangat berani dan menguasai ilmu bela diri tingkat tinggi bernama Barak, telah mengumpulkan rakyat sebanyak 500.000 jiwa untuk berkampanye berminggu-minggu demi menentang Kaisar.
Tepat ketika Ze Ai Zima berumur 15 tahun, mereka memulai aksinya untuk memohon agar Kaisar menyingkirkan Puteri Ai Zima dari dunia. Mereka mengira dengan tiadanya puteri Ai Zima, Kaisar tidak akan memberikan hukuman berat yang terlalu kejam itu, sehingga kehidupan mereka jadi lebih tentram dan sejatera. Selain itu, tidak akan ada lagi tanggungan yang begitu besar untuk mereka.
Hari itu adalah hari yang memiliki cuaca paling cerah di kalender. Namun sangat mendung pada perjalanannya, dimana hari itu tepat sudah 90 hari sejak kampanye 100 hari digencarkan, yang akan menjadi sejarah pertama pemberontakan besar-besaran di Kekaisaran Crocus.
Dibawah pimpinan Barak, seorang pemuda yang gagah berani, lima ratus ribu rakyat berkumpul dengan kompak mengelilingi gedung istana Crocus dengan berbagai persenjataan lengkap.
Diantaranya yaitu kotoran kambing yang akan digunakan sebagai peluru api untuk membakar istana Crocus 10 hari lagi.