webnovel

PURE LOVE (Cinta Yang Murni)

Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di kehidupan yang akan datang. Akan terang atau gelap kah kehidupan kita di masa depan tidak ada yang tahu. Kehidupan yang bahagia, tidak akan selalu bahagia selamanya, pasti akan ada badai yang datang menghampiri sebahagia apapun hidup kita. Seperti halnya kehidupan seorang gadis cantik bernama Indri, dia seorang gadis yang sangat cantik dan juga terlahir di keluarga yang berada. Banyak laki laki yang ingin bersamanya, kehidupan dia bisa di katakan sempurna dari segi fisik dan juga materi. Tetapi kehidupannya hancur setelah dia mengalami kecelakaan maut yang menimpanya, dia datang di kehidupan yang gelap dari kehidupan yang penuh dengan cahaya. Dia harus bisa melanjutkan hidup setelah mengalami kebutaan. Dia sudah sangat merasa putus asa dengan kehidupannya, dia bahkan ingin mengakhiri hidupnya sendiri karena merasa tidak berguna lagi. Tetapi cinta dari seorang pria yang datang dalam hidupnya, membuatnya ingin tetap bertahan. Bagaimanakah kelanjutan nya? ikuti terus cerita aku yaa:)

Kinan18 · Realista
Classificações insuficientes
24 Chs

19. Ingin Hidup Lebih Lama

Rehan : "Percaya atau nggak, umur saya gak akan lama lagi"

Mama : "Han, kamu..."

Rehan : "Indri belum tahu soal ini, alasan saya bicara soal ini sama tante, karna saya ingin meminta ijin, sebelum saya pergi, saya ingin menjaga Indri, saya ingin membahagiakan nya. Memang, umur tidak ada yang tahu, hanya tuhan yang tahu. Tapi sejak Indri hadir dalam hidup saya, saya ingin mencoba untuk tetap bertahan, saya ingin berusaha untuk sembuh"

Mama meneteskan air mata saat mendengar ucapan Rehan.

Mama : "Han, Tante harap kamu bisa sembuh, kamu harus semangat, demi Indri, Tante gak bisa bayangin gimana hidup Indri tanpa kamu"

Rehan : "Do'a kan saja, semoga saya bisa hidup lebih lama lagi, supaya saya bisa bersama dengan Indri seumur hidup saya dalam waktu yang lama"

Mama : "Aamiin ya rabbal alamin, kamu sakit apa Han?"

Rehan : "G... ginjal stadium akhir:) Tante mau kan merahasiakan hal ini dari Indri?"

Mama : "A..apa? Tapi suatu saat dia pasti tahu Han"

Rehan : "Untuk saat ini jangan Tante, saya mohon"

Mama : "Baiklah, tapi tante juga mohon... kamu harus semangat untuk sembuh"

Rehan : "Pasti tante"

Keesokan harinya... Di kamar Indri

Mama : "Ndri, ayo turun, sarapan dulu"

Indri : "Nggak"

Mama : "Kenapa?"

Indri : "Aku gak mau ketemu sama Papa"

Mama : "Sayang, kamu gak boleh kaya gitu"

Indri : "Pokoknya aku mau pergi dari sini Mah"

Mama : "P.. pergi? kemana Ndri?"

Indri : "Aku mau ke Bandung"

Mama : "Kamu lihat keadaan kamu sekarang, kamu gak bisa hidup sendiri sayang"

Indri : "Aku mau ajak Sinta kesana. Aku merasa pengap ada disini tahu gak"

Mama : "Ndri, Mama khawatir sama kamu"

Indri : "Mama gak perlu khawatir, Sinta pasti jagain aku dengan baik kok, nanti siang aku akan pergi ke Bandung, semalem aku udah ajak Sinta, dan dia mau"

Mama : "Ya ampun Ndri, kenapa kamu gak bilang dulu sama Mama?"

Indri : "Sekarang kan aku udah bilang"

Mama : "Papa kamu gak akan ijinin kamu"

Indri : "Aku gak butuh ijin dari Papa"

Mama : "Ya udah, tapi kamu hati hati ya disana"

Indri : "Iya mah"

***

Singgah cerita....

Saat itu Rehan sedang menulis sesuatu di sebuah kertas, dia ingin suatu saat surat itu sampai ke tangan Indri.

"Setiap cek ke dokter, penyakitku malah semakin parah, tidak ada perubahan sama sekali. Jika aku harus mati, aku ikhlas. Tapi, jika Indri menderita karena kepergianku, aku akan merasa sangat bersalah. Aku akan merasa menyesal karena aku telah hadir dalam kehidupannya. Mungkin Indri akan merasa jika aku datang hanya untuk pergi, jadi.. aku berharap Indri akan selalu bahagia walaupun aku sudah tiada. Dan aku hanya bisa berharap, semoga Tuhan memberiku hidup lebih lama lagi, supaya aku bisa terus menjaga Indri dan membahagiakan nya, walau hanya sementara saja. Setelah Indri hadir dalam hidupku, aku merasa tidak ingin menyerah untuk sembuh, aku terus berusaha dan melakukan yang terbaik. Tapi jika takdir memang mengatakan aku harus mati dalam waktu dekat, aku tidak bisa melakukan apapun lagi. Yang jelas aku akan berusaha untuk Indri, untuk orang orang yang menyayangiku, yaitu Ibuku, sahabat ku, dan Indri:) "

Itulah yang Rehan tulis, dia mempersiapkan surat itu karena dia takut sebentar lagi ajal akan menjemput nya.