Suara detak jam dinding menggema memenuhi ruangan berdinding merah muda. Lambang cinta dan kasih sayang sama seperti dengan pemilik kamar. Rahel masih enggan turun dari atas ranjang. Sudah hampir 30 menit gadis itu terbangun dari tidurnya. Bergumul dengan selimut, masih menjadi pilihan Rahel. Dengan benak yang menari-nari, menerawang jauh.
Ponsel yang berdering di atas nakas memaksa Rahel untuk beranjak dan meraihnya. Sejenak Rahel menatap layar yang berkedip. Nama pembantu baru Nico terpampang pada layar yang berkedip.
"Halo!" ucap Rahel setelah menekan tombol hijau pada layar.
"Halo!" sahut suara wanita khas logat Jawa dari balik telepon.
"Ada apa, Bik?" Rahel menarik tubuhnya kembali berbaring di atas ranjang. Netranya menatap langit-langit kamar.
"Mbak, Non Alisa sedang sakit!"
Seketika Rahel bangkit terduduk di atas ranjang. Kedua matanya membulat penuh karena terkejut.
"Bagaimana bisa, Bik?" seru Rahel wajahnya terlihat sangat khawatir sekali.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com