webnovel

Pulau Ajaib

----TAMAT---- Aquila Octavi, Putri Mahkota dari Kerajaan Gisma dijodohkan dengan seorang pendatang di Kerajaannya. Akibat penolakan darinya, istana menjadi dalam keadaan genting. Inti batu itu dicuri oleh seorang penyihir. Namun, ada juga sisi baiknya dari kejadian itu. Karenanya, ia dapat menemukan sahabat yang sudah lama menghilang tanpa kabar. Ia juga bisa mengenal seorang pria yang kelak menjadi suaminya. Jangan lupa rate, vote, dan comment ya! . Baca juga novel author lainnya dengan judul "Kisah SMA"

AisyDelia · Fantasia
Classificações insuficientes
38 Chs

Kehidupan Istana Rencana Balas Dendam

*KEHIDUPAN ISTANA*

Sejak kematian Dewi Kegelapan, kehidupan di istana terjalani dengan baik dan teratur. Sehari setelah kematian Dewi Kegelapan, diadakan perayaan besar besaran di istana. Perayaan itu diadakan sebagai keberhasilan membunuh Dewi Kegelapan dan juga sebagai tanda terima kasih kepada Felix Albanus karena telah membantu menyingkirkan Dewi Kegelapan. Persiapan dilaksanakan dalam waktu 3 hari. Tepat di hari ke-4 setelah hari kematiannya, perayaan besar besaran itupun diadakan. Semua dewa dan juga dewi diundang dalam perayaan itu. Dalam perayaan itu, semuanya terlihat bahagia dengan senyum cerianya. Semuanya berpesta dan menikmati jamuan makan yang sudah tersedia. Selain berpesta, Sang Raja Valens juga memberikan penghargaan kepada Felix atas jasanya secara resmi dihadapan para undangan yang hadir, antara lain : warga kerajaan dan para dewa dewi. Felix merasa sangat terhormat mendapatkan penghargaan itu. Dengan didapatkannya penghargaan itu, resmi juga ia menjadi warga pulau itu. Lalu, perayaan yang diadakan besar besaran itupun telah usai. Perayaan yang dilaksanakan selama 5 hari 4 malam berjalan dengan lancar tanpa gangguan.

Setelah usainya perayaan tersebut, Sang Raja dan Sang Ratu berniat untuk menjodohkan putri sulungnya, Aquila dengan Felix Albanus. Ia berpikir bahwa Felix akan menjadi penerus tahta yang bijaksana. Maka dari itu, Felix hendak dijodohkan dengan Putri Aquila. Diadakanlah diskusi keluarga tentang niat tersebut, Putri Aquila bersama adik adiknya dan juga Felix Albanus dikumpulkan dalam ruang pertemuan. Dijelaskanlah kepada Sang Putri akan niat orang tuanya.

"Putriku Aquila, Ayah dan Ibumu ingin menikahkanmu dengan Felix. Ayah harap, kamu menerimanya." kata Sang Raja.

"Apa?? Aku tidak mungkin menikah dengan orang yang sudah tua! Kenapa Ayah dan Ibu bisa berpikir seperti itu?" bantah Aquila dengan amarahnya sambil berdiri.

"Aquila, jaga ucapanmu! Felix adalah orang yang baik. Jika tidak ada Felix, pulau ini akan hancur, kita tidak akan punya tempat tinggal!" kata Sang Ratu dengan sangat marah pada putrinya.

"Lalu, Ibu menyuruhku menikah dengannya sebagai balas budi padanya? Apakah tidak cukup dengan memberinya penghargaan dan menjadikannya warga pulau ini?" kata Aquila dengan marah dan tetap berdiri dari kursinya.

"Aquila, duduklah! Apa yang kamu inginkan dari Felix? Ayah akan berusaha untuk mengabulkannya." kata Sang Raja bermaksud menenangkan putri sulungnya.

Aquilapun mulai tenang dan terdiam sejenak memikirkan perkataan Ayahnya. Setelah beberapa lama, Aquilapun menjawab dengan tenangnya dengan menatap Felix dan Ayahnya secara bergantian. "Aku akan menikah dengan Felix, asalkan Felix kembali menjadi muda. Bisakah Ayah mengabulkannya?" jawabnya ditemani senyum sinisnya.

"Kak, itu tidak mungkin." pungkas adiknya, Aelia.

"Aelia, diamlah! Ini tidak ada hubungannya denganmu." tegas Aquila.

"Ayah, persyaratan macam apa itu? Ayah harusnya tidak perlu seperti ini." ucap Aurelia keberatan.

"Tidak apa Aelia, Aurelia. Kalian jangan bertengkar." kata Raja Valens menenangkan.

Aelia dan Aurelia masih keberatan dengan sikap kakaknya. Mereka menatap tajam kakaknya, Aquila. Sedangkan, Ayah dan Ibu mereka meninggalkan ruang pertemuan itu.

"Kak, lebih baik kakak menuruti permintaan Ayah tanpa syarat." ucap Aelia tidak terima.

"Kenapa? Dan apakah kalian mau menikah dengan pria tua itu hanya untuk membalas budi?" tanya Aquila.

"Kak Aquila, jaga bahasa kakak! Kakak adalah yang tersulung diantara kita. Tidak sepantasnya kakak seperti ini." kata Lucia dengan bijak. Lucia memang yang paling dewasa diantara mereka walau ia yang paling muda.

"Lucia, kamu tidak punya hak menasihatiku," kata Aquila berusaha menahan marah, "Aku pergi dulu." sambungnya.

Setelah Aquila pergi, Felix menyadari bahwa Aquila tidak ingin menikahinya. Ia menjadi bimbang. Camilla melihat Felix dengan wajah sedih. "Kak Felix, jangan sedih! Kak Aquila memang seperti itu, sedikit keras kepala." ujar Camilla.

"Kak Felix, kami pergi dulu. Hal yang tadi tidak perlu terlalu dipikirkan. Ayo, adik adikku!" kata Aelia mengajak adiknya pergi dari ruangan itu.

Felix hanya bisa menghela napas. Ia tidak tahu harus bagaimana untuk saat ini. Ia hanya bisa mengikuti arus untuk saat ini.

*RENCANA BALAS DENDAM*

Setelah beberapa hari setelah kematian Dewi Kegelapan, Sang Adik bernama Cornelia baru mengetahui kabar bahwa kakaknya Sang Dewi Kegelapan meninggal. Sebelumnya, Cornelia sudah mendapatkan firasat buruk terhadap keadaan kakaknya. Ia selalu berusaha berpikir positif dan menunggu kabar dari dalam istana. Akhirnya, firasat Corneliapun terbukti dengan didapatnya kabar tersebut. Tentu saja Cornelia menjadi sedih mendengar kabar itu. Disamping rasa sedihnya, ia juga merasa marah dan berniat untuk membalas dendam kepada penghuni di pulau tersebut. Tetapi, sebelum ia membalas dendamkan kakaknya, ia menyiapkan rencana dan juga pasukannya. Ia tidak mau bertindak gegabah karena akan berakibat buruk apabila bertindak gegabah. Cornelia menyiapkan rencananya dengan sematang matangnya. Tidak hanya rencana yang disiapkannya, kekuatan sihir yang dimilikinya juga dilatih sekuatnya. Ia belajar sihir dengan gurunya. Hampir setiap hari Cornelia belajar sihir yang diselingi dengan menyiapkan rencananya. Hari demi hari, minggu demi minggu, dan bulan demi bulan telah dilewati Cornelia untuk menguatkan sihirnya dan menyiapkan rencana sematang matangnya. Dan, siaplah rencananya, kekuatan sihir yang dimilikinyapun sudah sangat kuat. Hanya tinggal menunggu waktu yang tepat untuk menjalankan rencananya.