Gemulai dan kelincahannya dalam unjuk kebolehan ia tampilkan. Bak seorang penari, tangannya bergerak ke kiri maka semua pedang berdiri serong ke kiri, bila tangannya digerakkan ke kanan, maka pedang itu turut serong ke kanan.
"ASTAGA! YANG MULIA PANGERAAAAN!!" teriak histeris satu pajurit.
"Kita hendak dibunuh dengan pedang kita sendiri, bagaimana ini pangeran?!" sahut yang lainnya.
"HA HA HA! BINASAHLAH KALIAN!!"
Pedang-pedang yang bertabrakan itu mengeluarkan bunyi yang nyaring, lalu ke semuanya pedang berbaris dengan sendirinya. Pedang-pedang tersebut bak memiliki nyawa. Semuanya meluncur ke atas mendekati atap goa, bergetar dan siap menerkam siapa pemilik pedang-pedang itu masing-masing. Wajah-wajah kubu pangeran Shem begitu ketakutan karena pedang yang mereka punya sekarang di bawah kendali Privlen.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com